"Lo udah bangun?" Tanya Abimana yang masih mengumpulkan kembali nyawanya. Hanya sebuah senyuman yang Syakira berikan pada Abimana.
Jam menunjukkan 16.45 yang artinya sekolah sudah berakhir sekitar 2 jam yang lalu dan tidak ada satupun yang membangunkan mereka.
Abi berjongkok di depan brangkar tempat tidur cewek itu.
"ngapain?" Syakira yang duduk di brangkar tampak bingung melihat Abi yang tiba tiba saja berjongkok di depan nya.
"Lo mau pulang apa mau nginep?" Mendengus kemudian menoleh seraya melemparkan tatapan kesal pada cewek itu.
"Ya pulang, maksud gue kenapa Abi jongkok kayak gitu?" Tanpa menanggapi pertanyaan Syakira, Abi menarik kedua tangan cewek itu kemudian mengalungkan nya di leher Abi.
"Abi ngapin? Kan gue masih bisa jalan? Gue berat tau bi, makan gue banyak tambah dosa gue juga banyak mending lo turunin gue daripada punggung lo encok gendong gue." Abi terus menggendong tubuh Syakira tanpa memperdulikan ocehan cewek itu.
Demi apa pun, jantung Syakira berdetak kencang. Jika jantung punya kaki mungkin akan lompat dari tempatnya. Syakira memilih untuk menyerahkan dirinya dan menikmati moment bersama Abi saat ini. Kapan lagi ia bisa merasakan punggung Abi, bukankah ini sebuah keajaiban untuknya.
Cewek itu menghirup aroma khas tubuh milik Abi. Wangi seperti biasanya yang candu untuk dirinya.
"Turun!" Perintah Abi, membuat Syakira yang hampir tertidur di punggung Abi tersadar, cewek itu kemudian turun dari tubuh Abi.
Syakira berdiri disamping mobil Abi dengan tangan memegang ponselnya berusaha menelpon seseorang. Bibirnya mengerucut bisa Abi tebak jika panggilan yang ia lakukan tak berhasil.
"ngapain masih disitu?" Tanya Abi dari dalam mobil.
"Itu, emmm sopir gue gak bisa di telfon."
"Masuk, atau lo gue tinggal!" Titah cowok itu, membuat Syakira dengan cepat masuk ke mobil.
Perlahan mobil Abi meninggalkan tempat parkir yang sudah sepi. Mobil cowok itu membelah jalan dengan cepat di bawah gelapnya langit ditambah hujan deras sedikit membuat takut cewek yang berada disampingnya.
Lima menit setelah keheningan, Syakira menoleh ke arah Abi yang tengah fokus mengemudi.
"Kenapa lo liatin gue?" Tanya Abi membuat Syakira segera mengalihkan pandangannya.
Tanpa menjawab pertanyaan cowok di sebelahnya itu, beberapa detik kemudian Syakira kembali menoleh ke arah Abi untuk waktu yang cukup lama.
"Jawab! Gue tau gue ganteng." Ucap Abi kembali tanpa menoleh ke arah Syakira.
"Kemaren lo bilang, kalau lo gak mau gue tumpangin lagi, lo bilang lo gak mau gue repotin lagi. Tapi kenapa hari ini lo mau jagain gue, gendong gue bahkan sekarang lo nganterin gue lagi." Tanya Syakira bertubi tubi yang sudah ia tahan dari tadi.
Dengan spontan, Abi menginjak rem mobilnya kemudian meminggirkan mobilnya.
Abi mencondongkan tubuhnya ke arah cewek di sebelahnya, ia menatap lekat lekat mata Syakira. Tubuh Syakira menciut ketika diperlakukan seperti itu oleh Abi. Detak jantungnya berdetak tak beraturan. Syakira menelan salivanya ketika matanya dan mata Abi beradu pandang cukup lama.
"Gue gak perlu jawab. Pertanyaan lo konyol." Ucap Abi di depan wajah Syakira.
"Konyol?" Tanya Syakira dengan mata melotot tak menyangka atas jawaban Abi.
"Konyol. seharusnya lo bisa nemuin jawabannya di mata gue." Tegas Abi kembali kemudian menormalkan posisi duduknya seperti semula.
Syakira memilih diam, tak mau membalas ucapan cowok itu. Ia mencerna dalam dalam ucapan Abi. Sudah tahu kapasitas otak Syakira limit namun cowok itu malah memberi teka teki padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ABIMANA (ON GOING)
Teen Fiction"Gue suka sama lo bi." "Gue guru lo dan lo murid gue." Ucapnya datar. "Gue tau, dan gue gak perduli! Gue bakal bikin lo balik jatuh cinta sama gue titik gak pakek koma apalagi tanda tanya." Katanya dengan sorot mata penuh keyakinan. Bagaimana jika...