Bab 20

1.1K 55 0
                                    

——Waktu sudah menunjukkan pukul 7 malam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

——
Waktu sudah menunjukkan pukul 7 malam. Dari waktu pulang sekolah sampai sekarang Ken tidak bicara sedikit pun. Audie yang melihat suaminya termenung di balkon kamarnya seraya memainkan kaleng soda tapi tatapannya kosong kedepan. Bahkan Ken pun tidak sadar jika ia sudah berada disampingnya memperhatikannya.

Audie memeluk Ken dari samping lalu menempelkan pipinya ke lengan telanjang Ken. Dapat gadis itu rasakan jika Ken merasa terkejut lalu menoleh kearah Audie yang menatapnya lembut.

"Kenapa?" tanya Audie lembut.

Ken melepaskan pelukan Audie yang berada di lengannya lalu merubah posisinya menjadi memeluk Audie dari belakang dan menaruh wajahnya di ceruk leher Audie serta menghirup dalam aroma minyak telon yang setiap Audie pakai saat selesai mandi sore.

Nyaman sekali.

Ken memejamkan matanya menikmati aroma Audie yang membuatnya nyaman dan candu. Ken tidak menjawab apapun, ia memilah kata yang tepat untuk menjelaskan kepada Audie. Ken takut. Takut jika Audie tersinggung dan membencinya.

"Kenapa sih?" tanya Audie lagi.

"Tadi Zeon dan gengnya kesekolah dan mereka ngerusak gerbang, bikin Babeh Boro masuk rumah sakit dan banyak siswa yang luka karena geng Fobos ngelempar batu" jelas Ken.

Audie pun menyimak dan belum memberi tanggapan apapun karena ia yakin bukan itu yang membuat suaminya resah dan... takut.

"Dan Zeon bilang kalau dia ngajak gua duel" jeda Ken seraya menatap Audie yang melihat kearahnya dengan pandangan penasaran, "tapi dia libatin lo" sambungnya.

"Aku? Kenapa?" tanya Audie bingung.

"Dia bilang jika dia menang gua harus ngelepas lo dan jika dia kalah dia bakal ga ganggu kita lagi" jelas Ken.

Audie berbalik dan mengalungkan tangannya di leher Ken, "jadi itu yang bikin kamu resah dari pulang sekolah?" tanyanya.

Ken mengerjapkan matanya saat mendengar respon yang diberikan oleh Audie. Ia tidak menyangka Audie akan memberikan respon sesimpel itu. Padahal ia sedaritadi memikirkan bagaimana respon Audie dan sibuk memilah kata yang tepat.

"Respon lo gitu doang?"

"Lah, emang kamu berharap aku ngerespon kaya gimana?" tanya Audie balik.

"Gua ngejadiin lo seperti ya you know— pokoknya gitulah. Tapi respon lo diluar dugaan" jawab Ken.

"Kamu kan bilang dulu sama aku kan? Lagian kamu juga kaya bukan Ken biasanya yang selalu percaya diri. Aku tau kamu pasti gak akan membiarkan Zeon menang" jelas Audie seraya tersenyum lebar sampai menampilkan deretan gigi putihnya.

Mendengar penjelasan Audie membuat hati Ken seketika menghangat. Lantas Ken terkekeh pelan karena apa yang dikatakan oleh Audie benar adanya. Ini pertama kalinya Ken merasa tidak percaya diri padahal sebelum - sebelumnya ia yakin kalau pasti menang jika melawan musuhnya. Bagaimana pun kondisinya.

DOULOUREUX (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang