• Titik Senja •

304 51 67
                                    

Semua berjuang mencari titik terakhir dimana mereka akan bertemu dengan partner kencan mereka di acara ini. Namun kelihatannya tidak ada satupun yang berjalan mulus dengan itu. Bahkan rata-rata menemukan masalah di titik pertama.

Langit yang kian menjadi jingga itu diiringi dengan kerusuhan di jalan dimana terlihat seorang gadis yang entah sudah sejak kapan melarikan diri dari kejaran segerombolan gadis yang ia tidak tahu dari mana asalnya. Padahal sebelumnya ia tidak melakukan apapun selain berjalan mencari staff yang harusnya ia temui.

"Bisakah kalian berhenti mengejarku? Aku bahkan tidak tahu siapa idola kalian!" seru Ayumi yang menjadi sasaran kejaran segerombolan gadis yang di duga menjadi fans seseorang.

"Untuk apa berpura-pura tidak tahu, tampang pas-pasan masih berani menggoda pria, dasar tidak tahu malu!" seru salah satu dari segerombolan gadis itu.

"Setidaknya kalian harus mengatakan itu dengan bukti!"

Sebuah alasan yang aneh jika dirinya dikejar hanya karena alasan ini. Lagipula ia bahkan tidak tahu siapa idol mereka. Apalagi mendekati dan menggodanya. Maaf ya, Ayumi nggak semurahan itu.

Ayolah apa mereka tidak punya batas jumlah tenaga. Ayumi yakin ia sudah jauh dari titik awal dan juga sekarang hari akan semakin gelap, sementara ia belum menemukan titik kedua. Lebih tepatnya ia belum mendapatkan kertas petunjuk titik kedua di titik pertama karena kejaran gadis-gadis ini.

PLAK

Sebutir telur ayam mendarat di pundak Ayumi. Membuat Ayumi terkejut dan mulai merasa kesal. Kelihatannya kesabaran Ayumi sudah sampai di batasnya. Jika sudah sampai melampaui batas seperti ini, sepertinya mereka memang memintanya untuk melawan.

"Kalau memang ini yang kalian inginkan, baiklah," gumam Ayumi.

BRAK

Tenaga yang entah berasal dari mana itu kini berhasil membuat Ayumi membanting sebuah kursi kayu yang kadang disediakan di trotoar-trotoar besar. Padahal dari tadi sudah lari-larian sampai jauh, tapi bisa punya tenaga untuk membanting kursi kayu itu luar biasa.

Tidak hanya itu batu-batu yang berada di dalam sebuah pot bunga kini menjadi senjata lemparan Ayumi ke arah gerombolan gadis-gadis itu.

"Hei dia sudah gila!"

"Ingin saling melempar barang kan, aku ikut," ucap Ayumi yang siapapun pasti tahu kalau gadis bersurai kemerahan ini sedang marah.

"Ck, urusai na~"

Suara yang terdengar seperti orang baru bangun itu mengalihkan atensi mereka yang masih terfokus pada Ayumi. Tak jauh dari posisi mereka, datang seorang pemuda dengan surai hitam dan netra merah ruby yang nampak sayu. Tangannya yang tengah mengusap kepala bagian belakang itu membuat gerombolan gadis tersebut histeris.

"KYAAAAA RITSU-SAMA!"

"Kalian mengganggu tidurku, bisakah kalian pergi sekarang," ucap pemuda yang mereka panggil Ritsu itu.

"Baik kami pergi, tidur yang nyenyak Kuma-chan!" seru para gadis itu yang langsung pergi. Kalau idolnya yang turun tangan langsung kadang fans langsung pada nurut.

Kini hanya tinggal Ayumi dan Ritsu berdua yang ada di sana. Lebih tepatnya Ayumi yang terdiam melihat sosok Sakuma Ritsu di hadapannya.

"Nee, kamu mau melihatku sampai kapan?" tanya Ritsu yang menyadari bahwa Ayumi melihatnya sedari tadi.

"Eh oh iya maaf," ucap Ayumi yang akhirnya sadar dari lamunannya.

"Indah banget, ada ya laki-laki seindah ini?" batin Ayumi dengan rona merah di pipinya.

𝐁𝐥𝐢𝐧𝐝 𝐃𝐚𝐭𝐞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang