• Sorotan •

301 49 79
                                    

"Ada beberapa sisi dari seseorang yang ketika itu keluar, kamu akan menatap dengan pandangan yang berbeda"

――――――――

――――――――

Hari sudah gelap mengingat ini sudah jam setengah 9 malam. Seperti biasa jalanan di pusat kota masih tidak sepi. Di ramaikan oleh orang-orang yang kerja lembur atau mungkin orang-orang yang mendapat shift malam di tempat kerja mereka.

Hiiro dan Rin kini sedang berada di bis yang akan langsung membawanya sampai halte di dekat asrama. Awalnya Rin ingin pulang sendiri, namun Hiiro membujuk Rin supaya dia yang bakal antar Rin sampai depan gerbang asrama.

Rin sendiri tidak yakin apakah diperbolehkan laki-laki datang kesana atau tidak. Tapi karena niat Hiiro sudah baik dan juga memang akan bahaya jika pulang sendirian di tengah malam seperti ini. Jadi tidak masalah menerima tawaran pemuda yang membantunya ini. Ya paling tidak cukup sampai depan gerbang.

Baiklah anggap saja, Rin berhutang 2 kali kepada Hiiro. Pertama di tolong dari preman yang ingin menculiknya. Sekarang diantarkan pulang. Ingatkan dirinya untuk membalasnya nanti.

"Apakah asrama Rin jauh?" tanya Hiiro.

"Kalau dari pusat kota, mungkin memang akan memakan waktu," ucap Rin.

Rin masih belum begitu ingat seberapa jauh asrama dengan pusat kota. Ia tipikal yang tidak cepat dalam menghafal jalan. Mungkin harus melewati jalan yang sama selama beberapa kali, baru bisa mengingatnya. Walau ia juga tidak yakin dengan ingatan seperti ini.

Padahal kalau pelajaran mudah saja dia mengingatnya. Giliran jalan susah banget.

Sebelum itu mari kita lihat flashback adegan setelah Hiiro menarik Rin untuk kabur sebelumnya.

―――Flashback ON―――

"Tu-tunggu kita sudah sangat jauh dari mereka!" ucap Rin yang langsung menahan tangan pemuda yang menarik tangannya itu agar berhenti.

"Eh? Oh maaf kita sudah sejauh ini rupanya," ucap pemuda itu.

Mereka berdua kini telah berada di sebuah jembatan penyeberangan yang berada di pusat kota. Sudah sangat jauh dari tempat Rin di bekap sebelumnya. Sekarang Rin merasa sangat lelah karena sudah berlari sejauh ini. Ia pun mengatur nafasnya yang sudah berburu.

"Apa kamu tidak lelah berlari sejauh ini?" ucap Rin sambil menoleh pada pemuda tersebut.

"Aku sudah terbiasa dengan ini, lagipula jika tidak lari, penjahat itu akan menangkap kita, apa kamu baik-baik saja?"

"Aku tidak apa-apa, terima kasih untuk yang tadi,"

"Umu! Tidak masalah!" ucapnya tersenyum.

Rin menatap raut wajah pemuda itu. Terlihat memiliki karisma dan wibawa terutama bentuk tatapannya. Sebenarnya Rin sudah memperhatikannya sejak pemuda itu menghajar pria-pria preman sebelumnya. Sempat ia kira karakternya akan tegas saat berbicara, tapi jika dilihat sekarang sepertinya cukup mudah diajak berteman.

"Oh iya, aku Amagi Hiiro, leader Alkaloid, dan partnermu di acara ini! Yoroshiku na!" ucap pemuda bernama Hiiro itu.

"Eh? Partner?"

"Kamu Misaki Rin kan? Naomi-senpai bilang partnerku adalah gadis manis bersurai hitam yang bernama Misaki Rin dan akan ketemu di area perbelanjaan," ucap Hiiro yang kini nampak sangat antusias.

𝐁𝐥𝐢𝐧𝐝 𝐃𝐚𝐭𝐞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang