• Moodbooster •

211 33 145
                                    

"I-ini ada apa sebenarnya?" tanya Tsumugi pada Cansa dan Yuna yang masih menggeret kedua tangannya. Sementara Hatsu, Wawa, dan Keiko sekarang sudah menyusul ketiganya dari belakang.

"Babu― eh maksudku partner senpai lagi aneh tuh, coba senpai yang deketin," ucap Yuna.

"Yuki-chan? apa ia masih dalam keadaan buruk? Aku pagi tadi hampir terkena lemparan barang darinya," ucap Tsumugi yang sukses membuat kelima gadis yang berada di dekatnya langsung terdiam. Lebih tepatnya kaget terheran-heran sampai tidak bisa mengatakan apapun.

Apa mereka tidak salah dengar? Tsumugi hampir terkena lemparan barang Yuki? Bukankah Yuki coretbucincoret suka tidak tega dengan Tsumugi ?

Memang awalnya Tsumugi mengatakan pada mereka kalau dia mendapatkan partner yang penampilannya aneh dan sangat berbanding jauh dengan tipe yang ia harapankan. Hanya saja seiring berjalan waktu, entah kenapa cerita Yuki tentang Tsumugi sekarang sudah berbanding terbalik dibanding kesan awalnya. Bahkan adu mulut dengan Yuna siapa yang lebih cocok di sebut "angel" antara Aira atau Tsumugi.

"Yuki kerasukan apa?" tanya Wawa pada Hatsu yang berdiri di sebelahnya.

"Kalau aku tau, aku tidak akan penasaran dan ikut kesini," ucap Hatsu.

"SUPRI! BUKA PINTU!" seru Cansa yang langsung menggedor-gedor pintu kamar Yuki dengan sangat tidak santuy.

"Etto.. Mungkin Yuki-chan sudah tidur," ucap Tsumugi, mencoba menghentikan Cansa yang tenaga gedorannya nggak main-main. Kelihatahnya seluruh lantai 5 bisa mendengarnya. Tapi karena semua nya sudah berada di kantin untuk makan malam, jadi hanya mereka berenam ditambah Yuki(mungkin) yang mendengarnya.

"Keknya di dobrak aja, di gedor nggak mempan," ucap Cansa. Ia mendorong pelan Tsumugi dan Yuna agar membarinya ruang untuk mengambil ancang-ancang. Disatu sisi Tsumugi panik melihat Cansa bersiap untuk mendobrak pintu Yuki. Di satu sisi Hatsu hanya menatap datar kearah kouhainya itu, dan sisanya menunjukkan tatapan penasaran.

Dengan beberapa perkiraan untuk mengambi ancang-ancang, Cansa sudah siap untuk mendobrak dengan kakinya. Kemudian dengan cepat ia langsung begerak maju dan menendang pintu tersebut dengan tenaga penuh.

"Nggak berhasil ya?" tanya Keiko saat melihat pintu tersebut masih di posisinya.

Tapi tidak berlama kemudian, suara gesekan pintu terdengar. Secara perlahan terbuka, namun bukan ke arah samping seperti membuka pintu pada umunnya. Namun ke arah masuk ke dalam ruangan yang menandakan dobrakan Cansa sebelumnya berhasil dan hal itu sukses membuat semuanya (-Keiko) tercengang melihatnya. Sementara Keiko justru tepuk tangan melihatnya.

Saat pintu benar-benar terjatuh ke lantai. Keenam pasang mata itu mendapati sosok Yuki yang sedang berdiri dengan tubuhnya yang menghadap ke jendela. Kepalanya tertunduk menatap ke bawah gedung asrama. Seperti sedang memikirkan sesuati jika dilihat dari belakang.

"SUP! MAU NGAPAIN?!" seru Yuna yang langsung berpikir bahwa Yuki mau lompat dari sana.

"E-eh Yuki-chan jangan kesana!" ucap Tsumugi yang jadi ikutan panik karena ucapan Yuna.

"SUPRI! KAMU MASIH ADA UTANG SAMA AKU, JANGAN MATI DULU!" lanjut Yuna yang langsung menghampiri Yuki dengan langkah terburu-buru.

"Yuna, awas di depanmu ada―

"Eh apa― AAAAAAAA!"

Baru juga Keiko mau mengingatkan Yuna soal kulit pisang yang ada di depan Yuna. Tapi terlambat, keburu Yuna menginjaknya dan akhirnya keseimbangan Yuna pun hilang dan bersiap untuk jatuh.

Masalahnya bukan itu sih. Tapi arah jatuhnya Yuna itu ke depan, yang artinya langsung mengarah ke Yuki. Disamping itu, mereka punya firasat buruk tentang ini.

𝐁𝐥𝐢𝐧𝐝 𝐃𝐚𝐭𝐞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang