• Malam Keindahan •

202 38 127
                                    

Tidak berbeda dengan pagi tadi, malam ini pun kantin diisi dengan keramaian dari para penghuni asrama yang isinya tidak sedikit. Tentu saja menikmati makan malam masing-masing. Namun ada beberapa juga yang hanya sekedar duduk untuk meramaikan suasana dengan alasan sedang diet.

Di salah satu meja ada Tami yang sedang terfokus dengan HP nya yang menayangkan seseorang yang tengah memainkan biola. Meski sedang masa persiapan ujian, ia juga butuh sedikit hiburan agar tidak begitu stress. Biasanya ia akan memainkan biola secara langsung. Tapi beberapa waktu ini ia tidak memiliki waktu untuk itu.

Kemana Haruna dan Kizuna yang biasa menyeret Tami? mereka berdua bersama dengan sekumpulan siswi rusuh lainnya. Tami sendiri awalnya diseret, namun dengan segala usaha ia berhasil menyelinap dari kerumunan tersebut dan memilih untuk duduk di tempat yang sedikit jauh dari posisi kumpulan itu.

"Kapan-kapan harus mencoba teknik ini, suara yang dihasilkan bagus," gumam Tami yang benar-benar mengamati bagaimana orang yang memainkan biola di video itu.

"Tami suka [memainkan] biola ya?"

"Begitulah, tte― Kanata-san habis berendam lagi?"

Tami memperhatikan penampilan Kanata yang baru saja datang menghampirinya. Dari atas sampai bawah benar-benar basah. Untungnya tidak ada air yang menetes atau bisa disebut sudah setengah kering.

"Air di sini [menyegarkan] puka~" ucap Kanata dengan senyumannya. Tubuhnya sedikit di ayunkan ke kiri dan ke kanan seolah-olah gelombang yang tenang.

Tami sudah tidak heran lagi dengan kebiasaan Kanata yang selalu berendam kapanpun tanpa mengenal hari. Mau hujan atau musim dingin yang dimana-mana orang menghindari air karena dingin pun ia masih tetap berendam. Bahkan pertemuan pertama mereka Tami temukan Kanata yang tengah berendam di sungai kecil yang tidak begitu dalam di bawah jembatan kecil.

Terakhir ketika kencan disneyland pun, Kanata hampir saja nyebur di sungai buatan yang ada di sana. Dengan cepat Tami langsung menarik Kanata agar tidak nyebur kesana. Sebagai gantinya Tami harus membeli banyak air mineral dan mengipasi Kanata yang kepanasan. Sedikit merepotkan, tapi itu lebih baik daripada melihat Kanata nyebur di tempat umum seperti ini. Lain cerita kalau ke kolam renang sih.

"Kenapa tidak mengganti pakaianmu lebih dulu sebelum kesini?" tanya Tami.

"Tidak apa-apa, aku sudah [terbiasa] dengan ini," ucap Kanata. Pemuda yang dianggap sebagai Ryusei Blue di Ryusetai itu pun menarik kursi yang berada di depan Tami dan menopang wajahnya dengan kedua tangannya sembari menatap ke arah Tami.

Tami yang tadinya mau melanjutkan acara menonton video tadi pun sedikit merasa gugup dengan Kanata yang terus menatapnya. Memberi tatapan seolah-olah bertanya kenapa Kanata menatapnya seperti itu.

"Ada apa Kanata-san ?" tanya Tami.

"Hmm.. Aku hanya [berpikir] bagaimana jika Tami [memainkan] biola untukku di lain hari?"

"Eh? Aku tidak begitu pandai memainkannya," ucap Tami.

"Benarkah? Tapi Tami menonton [teknik biola] yang rumit bukan," ucap Kanata.

Jika memang Tami tidak begitu bisa memainkan biola atau sebut saja pemula. Tidak mungkin langsung menonton teknik biola yang rumit. Pasti masih dengan teknik dasar yang cukup mudah diikuti.

Tami hanya diam. Kanata dengan mudah menebaknya. Itu membuat Tami tidak bagaimana harus meresponnya.

"Baiklah, lain kali, hanya 1 lagu saja," ucap Tami.

"Aku [menunggunya] puka~"

――――――――

Setelah selesai acara makan malam, sebagian memilih untuk kembali ke kamar masing-masing. Namun beberapa ada yang masih di kantin untuk sekedar mengobrol dan sebagainya. Tentu saja masih dalam pengawasan yang kali ini dipegang penuh oleh Min Jun karena Ji Ah ada urusan.

𝐁𝐥𝐢𝐧𝐝 𝐃𝐚𝐭𝐞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang