• Pelajaran •

282 41 118
                                    

Puluhan pasang mata para siswi tengah menatap kagum dengan prasmanan yang berisi sarapan pagi ini. Terlihat sangat menggunggah selera sampai-sampai sedikit kesulitan menahan air liurnya sendiri. Aroma yang harum dan penataan yang baik, tentu saja menjadi poin utamanya.

"Chou uzai, kalian kalau tidak ingin makan jangan menghalangi yang ingin makan!"

Suara judes dengan kalimat awalan yang khas. Siapa lagi kalau bukan Sena Izumi dengan spatula yang ada di tangannya, menodong ke arah siswi yang sedang memperhatikan sarapan hari ini. Reflek membuat para siswi mundur 2 langkah karena itu.

Beberapa bertanya-tanya kenapa Izumi bisa berada di dapur. Padahal bukan urusannya berada disini. Tapi kalau dilihat-lihat Izumi jadi mirip ibu kantin yang suka ngamuk dengan murid yang suka ngutang. Dari ekspresinya kelihatan begitu.

"Sena-sama, anda sudah membuat yang lainnya ketakutan," ujar seseorang yang muncul dari dapur sembari membawa nampan di tangannya.

"Cih,"

Pemuda bersurai biru pendek itu hanya bisa tersenyum melihat sikap Izumi. Kemudian berbalik menghadap para siswi yang masih memandang ragu untuk mendekat kembali.

"Maafkan sikap Sena-sama tadi. Kalian bisa menikmati dengan baik hidangan ini, jika perlu sesuatu, kalian bisa memanggil saya," ucapnya yang membuat hati para siswi kembali lega. Aura-aura seorang butler profesional sudah sangat menjiwai seorang Fushimi Yuzuru membuat orang-orang nyaman padanya.

"Ada apa sampai para idol yang memasak di dapur? Rasanya aneh," tanya salah satu siswi pada Yuzuru yang masih berdiri di sana.

"Ji Ah-sama meminta para anggota Niki's Kitchen untuk membuat sarapan hari ini," ucap Yuzuru.

Baiklah, tidak heran jika sarapan hari ini terlihat berbeda dari sebelum-sebelumnya. Kalau sudah dikendalikan oleh Niki pasti makanannya akan terasa istimewa.

"YATTAA!" seru Cyaa. Paling semangat kalau yang namanya makan masakan Niki. Mengingat saat kencan di disneyland sebelumnya Niki diam-diam membawa sedikit makanan yang sebagian diberikan pada Cyaa. Dari sana Cyaa sangat menyukai masakan Niki.

"Cyaa, suaramu!" ucap Shia yang harus mendengar suara Cyaa tepat di samping telinganya. Padahal lagi tenang mengambil sarapan untuk dirinya, tiba-tiba Cyaa berteriak membuatnya kaget.

"Hehe, masakan Niki-chan-senpai yang paling kutunggu," ucap Cyaa dengan watadosnya membuat Shia hanya bisa geleng-geleng kepala. Shia sabar aja punya teman sekelas modelan Cyaa. Untuknya nggak sekamar dengan yang satu ini.

Disisi lain ada Ji Ah yang datang menghampiri Min Jun yang tengah berbincang dengan Keito. Gadis itu membawa senampan menu khusus Min Jun yang sama sekali tidak boleh terlewatkan.

"Special sarapan serba apel untuk oppa-ku !" ucap Ji Ah sembari meletakkan nampan tersebut di hadapan Min Jun. Keito yang melihat bagaimana sikap Ji Ah hanya bisa terdiam. Dibandingkan Min Jun, Ji Ah jauh lebih berisik.

"Ji Ah perhatikan sikapmu," ucap Min Jun. Tidak baik jika Ji Ah bersikap terlalu berlebihan. Bisa-bisa ada laki-laki yang tertarik dengannya. Tapi pada dasarnya memang banyak yang tertarik dengan Ji Ah di kampus.

"Baiklah-baiklah, sarapanlah dengan benar, aku harus mengurus para siswi normal itu dulu," ucap Ji Ah yang langsung beranjak dari tempat itu.

Min Jun memerhatikan sosok Ji Ah yang berjalan ke sisi lain kantin dimana ada sekumpulan siswi yang tengah merusuh disana. Tiada hari tanpa keramaian. Ditambah datangnya para idol yang juga ikut tinggal sementara di apartement ini pun membuat kantin jadi lebih ramai lagi.

𝐁𝐥𝐢𝐧𝐝 𝐃𝐚𝐭𝐞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang