• Manisan •

202 29 145
                                    

Kembali ke area resort. Berita tentang Izumi dan Na yang hilang sudah dikabarkan ke pihak resort. Rencananya setelah badai mereda baru akan mencarinya. Jika keluar sekarang pun juga akan membahayakan tim pencarian yang itu juga bisa menghambat proses pencarian dan memperpanjang masalah.

Makoto terus berusaha menghibur Haruna yang masih merasa bersalah. Gadis itu duduk memeluk lututnya di sofa yang ada di ruangan tersebut. Beberapa teman Haruna dan Na pun juga mencoba menghibur Haruna agar tidak terus merasa bersalah. Bahkan membujuk dengan puding kesukaan Haruna, memang Haruna akan bergeming dengan itu, tapi detik kemudian ia kembali pundung di tempat.

Beralih ke sisi lain dari area resort. Sekarang ada Kia yang sedang rebutan biskuit dari tangan Hinata. Lebih tepatnya Kia yang berusaha mengambil kembali biskuit miliknya dari tangan Hinata.

Sebelumnya, Kia memesan secangkir coklat panas dan setoples kecil biskuit sebagai teman minum coklat panas. Setelah mendapat pesanannya dan tempat duduk yang posisinya dekat dengan Yuuta dan Otsuka, Kia pun ingin mencicipi biskuit tersebut. Sayangnya, baru saja ia ingin mengambil sebuah biskuit, tiba-tiba sebuah tangan lebih dulu mengambil toples miliknya yang ternyata pelakunya adalah Hinata. Akhirnya terjadilah aksi rebut-rebuatan seperti sekarang.

"Hinata-kun! Itu punyaku!" ucap Kia yang masih berusaha keras merebut toples biskuit miliknya.

"Hehe, cobalah untuk menangkapnya!" balas Hinata.

Hinata yang melihat Kia berusaha keras itu tertawa jahil. Dengan bakat akrobatiknya ia mengalihkan toples biskuit itu dari satu tangan ke tangan yang lain hingga Kia kewalahan untuk merebutnya.

Kia memasang wajah cemberut. Bisa-bisanya dengan perbedaan tinggi mereka yang bisa dibilang tidak begitu jauh, ia masih kesulitan. Lagipula kebiasaan Hinata sering jahil dimanapun membuat Kia kewalahan. Namun kali ini ia tidak ingin menyerah, ia harus bisa mengambil toples kue tersebut. Kemudian dengan langkah tiba-tiba, ia langsung meraih toples tersebut. Sementara Hinata yang cukup terkejut dengan aksi Kia pun reflek melangkah mundur.

Terjadilah aksi kejar-kejaran yang menjadi sorotan beberapa orang. Terutama Yuuta yang memang sejak awal rebut-rebutan itu terjadi, ia sudah menontonnya bersama Otsuka. Seperti melihat tontonan gratis di tengah makan malam.

"Kelihatannya aniki mu tidak berniat untuk berhenti," ucap Otsuka.

"Hinata-kun akan berhenti jika merasa puas dengan ekspresi Kia-san,"

Otsuka mengangguk paham

"HINATA-KUN!"

"Pfftt.... Hahahaha! Ha'i ha'i, nih,"

Hinata yang sudah merasa puas dengan ekspresi Kia yang cemberut pun tertawa. Menjahili partnernya ada keseruan tersendiri. Terutama ketika melihat wajah Kia yang frustasi karena tidak pernah berhasil. Menurutnya itu menggemaskan.

"Mana― hmp!"

Entah kapan Hinata melakukannya, satu biskuit pun kini masuk ke dalam mulut Kia. Reflek langsung menggigit biskuit tersebut, kemudian mengambil sisanya yang tidak masuk ke mulut dan mulai marah pada Hinata, "Uhuk... Ku hampir tersedak tahu,"

"Coklat panasku sekarang sudah dingin pasti," gumam Kia.

"Gomen gomen, aku traktir untuk ganti coklat panasnya," ucap Hinata sembari mengacak surai Kia dengan gemas hingga gadis itu kembali protes.

"HINATA-KUN!"

Kejadian kejar-kejaran itu kembali terjadi. Sementara Yuuta dan Otsuka yang menjadi penonton kembali menikmati mie cup mereka. Nonton acara kejar-kejaran Hinata dan Kia sembari makan mie cup itu lumayan enak. Terutama Yuuta yang kelihatan antusias dengan mie super pedas miliknya. Kuahnya saja sudah merah pekat. Mungkin hanya ada rasa cabai pada mie itu.

𝐁𝐥𝐢𝐧𝐝 𝐃𝐚𝐭𝐞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang