• Riasan •

243 41 117
                                    

"Ngg... Kok hangat ? Rasanya ada yang basah.."

Matanya yang baru saja terbuka, mencoba mencerna apa yang ada di depan matanya. Tangannya pun meraba-raba ke sekitarnya.

Ini seperti bukan di tempat tidur.

"HEH! APA INI?!"

"Eh sudah sadar rupanya?"

Ji Ah menghampiri siswi yang baru saja tersadar dan mulai panik. Kedua tangannya memeluk dirinya sendiri, bermasuk untuk memberikan perlindungan diri.

"Ini apaan?" tanya siswi tersebut panik. Masa ceritanya dia lagi mau jadi bahan penelitian gitu.

"Itu hanya air dan bathboom, bukan obat-obatan kimia untuk penelitian, lagipula aku bukan Lia eonnie," ucap Ji Ah yang heran dengan reaksi siswi dihadapannya ini. Emang dikira Ji Ah adalah orang laboratorium seperti Lia. Bahkan Lia pun tidak melakukan penelitian dengan manusia.

Kalau seperti yang kalian pikirkan. benar saja, siswi tersebut sekarang berendam di dalam bathup. Tubuhnya berbalut dengan pakaian renang, jadi nggak sepenuhnya terbuka. Tapi tetap saja rasanya risih berada di dalam bathup dengan ada orang lain yang berada di dekatnya. Walaupun itu adalah sesama perempuan.

"Ini aku mau diapain?" tanya siswi tersebut.

"Hanya melakukan perawatan awal sebelum melakukan riasan," ucap Ji Ah tersenyum.

"Hah? Ini jam berapa?"

"Jam 4 dini hari," ucap Ji Ah.

"???!!!!!"

Dengan pandangan terkejut ia langsung menatap ke sekitar. Seingatnya ini juga bukan kamar mandi yang ada di kamar asrama. Jangan-jangan―

"Sasuga anak teladan, akhirnya sadar juga kalau ini lagi di salon asrama," ucap Ji Ah terkekeh.

Kali ini yang jadi korban pertama Ji Ah adalah Rin. Lebih tepatnya memanfaatkan image Rin yang cukup di takuti oleh para siswi lain untuk memberi contoh pada yang lainnya.

"Nggak mau, ku mau keluar," ucap Rin yang langsung beranjak dari bathup tersebut. Karena pakai pakaian renang juga jadi tidak masalah. Hanya saja satu hal yang Rin tidak sadari adalah, pakaian renang yang ia pakai pun hanya model jumpsuit yang notabene termasuk terbuka untuk pakaian renang. Biasanya juga ia memakai yang lengan panjang.

"AAAAA!"

Rin langsung panik dan merendamkan dirinya di dalam bathup, rasanya memalukan dilihat oleh Ji Ah.

"Pffftt, lihat lah wajahmu yang memerah," ucap Ji Ah yang kelepasan tertawa melihat wajah Rin yang sudah merona karena malu.

"Diem!"

"Ok ok, aku berhenti tertawa,"

Ji Ah mencoba untuk menetralkan dirinya. Wajah Rin yang merona dan ekspresi ngambeknya malah kelihatan menggemaskan. Sangat berbeda dengan image Rin yang biasanya. Membuat Ji Ah jadi ingin tertawa lagi sekarang.

"Baiklah, sebaiknya patuh untuk tidak banyak bergerak, akan lebih baik untuk rileks saat ini," ucap Ji Ah sembari mengarahkan bahu Rin untuk bersandar di bathup.

Kemudian ia berjalan menuju meja. Menyalakan beberapa lilin aromaterapi. Ini cukup bagus untuk merileks-kan diri ketika menghirup aromanya dengan baik.

"Yang lain dimana?" tanya Rin.

"Semuanya menunggu di luar, jika dirimu bisa melewati ini dengan baik, yang lain mungkin akan percaya bahwa ini baik-baik saja," ucap Ji Ah sembari mengambil beberapa barang penting. Kemudian ia pun duduk di belakang bathup Rin dan mulai memakai sarung tangan.

𝐁𝐥𝐢𝐧𝐝 𝐃𝐚𝐭𝐞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang