• Ujian •

198 34 102
                                    

Hari yang ditunggu yang nyatanya tidak ditunggu olehs sebagian orang tiba. Semua dilakukan di lokasi dan waktu yang sama. Semua sudah di atur sedemikian rupa oleh staff dan pihak sekolah.

Untuk lokasinya sendiri adalah lapangan asrama yang biasanya dipakai untuk latihan club cheerleader dan memanah. Pengawas utama dipegang oleh Min Jun dan Ji Ah dengan beberapa pengawas lain yang dirahasiakan. Semua penghuni asrama hanya mengetahui bahwa ujian hanya diawasi oleh Kim bersaudara itu saja.

"Di meja kalian sudah ada kode nomor yang menandakan nomor paket soal kalian, tentu saja setiap orang mendapatkan soal yang berbeda, tapi jumlah soal kalian semua sama yaitu 100 soal yang mencakup semua mata pelajaran dan waktu untuk mengerjakannya 120 menit," ucap Ji Ah sembari menunjukkan satu map dengan sebuah kode angka yang tertempel disana.

Min Jun membagian map yang berisikan soal dan lembar jawaban pada setiap penghuni asrama. Setiap soal disimpan dalam map yang berbeda. Sebuah cara agar tidak semua soal terbongkar dengan mudah. Walau masih ada cara lain untuk mengawasi mereka agar tidak sembarangan membuka map soal tersebut.

"Jika semua sudah mendapatkannya, silahkan mengerjakan dengan baik!"

――――――――

Bagi orang yang sebelumnya belajar dengan serius, menjawab soal ini tidak begitu sulit. Terutama untuk orang yang memang pandai dalam belajar. Sementara yang memang dasarnya sedikit kesulitan dalam belajar, menjawab soal ini pun butuh waktu untuk berpikir meski sudah belajar dengan keras.

Contohnya adalah Lois, sejauh ini dia masih bisa menjawabnya dengan baik. Beberapa ada yang ia lewatkan lebih dulu karena belum begitu paham soal. Tapi daripada memakan banyak waktu, lebih baik mengerjakan yang bisa dikerjakan lebih dulu.

Saat pelajaran matematika ia mulai mencoret-coret kertas kosong yang diberikan sebagai coretan. Ada beberapa lembar yang diberikan karena sudah pasti coretan ujian itu tidak mungkin sedikit. Apalagi yang suka gabut gambar-gambar di kertas coretan. Penuhnya bukan karena coretan rumua, tapi karena gambar-gambar hasil gabut yang biasanya lebih bagus daripada gambaran pas niat ingin gambar.

2 halaman pertama Lois bertemu dengan pelajaran Matematika. Baru buka langsung disuguhi soal hitungan, belum lagi dengan soal lainnya. Ini akan memakan banyak waktu. Jadi Lois berusaha sebisa mungkin untuk menghitungnya dengan cepat dan tepat.

Urutan mata pelajaran dari setiap paket soal juga berbeda-beda. Ada yang halaman awalnya matematika seperti Lois, ada yang bahasa inggris lebih dulu, ada juga yang IPA dan sebagainya.

"Ini gimana lagi ya?" bisik Lois pada dirinya sendiri. Ia sedikit memainkan pulpen yang ia pegang sembari berpikir langkah apalagi yang harus dilakukan untuk soal yang ia hadapi saat ini.

Lois mencoba menatap ke sekililingnya. Rata-rata para idol terlihat sangat tenang dengan ujian ini. Bahkan ia hampir tidak melihat tanda-tanda mereka kesulitan atau sebagainya. Mungkin benar, keseriusan mereka lebih banyak ketutup dengan sifat mereka yang meresahkan.

Berbeda dengan para siswi. Beberapa ada juga yang sama dengan Lois, mulai merasa kebingungan dengan jawaban soalnya. Tapi tidak lama terlihat kembali mengerjakan soal dihadapannya.

Lois pun menggeleng pelan, ia harus fokus. Waktu yang diberikan hanya 120 menit untuk semua soal-soal ini. 100 soal dengan semua mata pelajaran di dalamnya. Lebih baik ia mengerjakan pelajaran yang ia kuasai lebih dulu, yaitu IPS dan sejarah. Lumayan untuk lebih banyak mempersingkat waktu daripada fokus mata 1 mata pelajaran yang butuh waktu lama berpikir.

Disisi lain ada Meru yang juga mulai menghadapi kesulitan pada soal yang ia dapatkan. Ia mencoba membaca soalnya beberapa kali untuk memahaminya. Tapi ada beberapa yang tidak bisa ia pahami dengan mudah. Rasanya ingin bertanya, tapi bagaimana bertanyanya jika posisi duduknya saja berada paling pojok di belakang. Ia tidak yakin apakah bisa memanggil Ji Ah atau Min Jun untuk bertanya sementara di depannya ada Rinne yang notabene badannya udah seperti tiang basket. Kalau Meru angkat tangan belum tentu kelihatan.

𝐁𝐥𝐢𝐧𝐝 𝐃𝐚𝐭𝐞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang