07

978 100 4
                                    

Bintang berjalan dengan sedikit berbeda karena holenya masih sakit. Ia duduk dibangkunya, seperti biass tak ada yang peduli padanya. Saat duduk Ia meringis kesakita, Angkasa benar bensr brutal.

Ia duduk kemudian membaca buku hingga jam pelajaran tiba. Angkasa yang sudah tiba melihat ke arah kekasihnya yang terlihat tak nyaman dengan duduknya, Angkasa melarang Bintang untuk bersekolah tapi Bintang tetap saja masuk.

Langit dan Bintang tidak pernah bertegur sapa, entah kenapa Langit seperti melihat Bintang sebagai musuhnya. Apa bintang sudah mrngambil sahabat kecilnya, dan Bintang jelas ia kurang suka dengan sikap langit yang semena mena ke pacar orang.

Dan sialnya hari ini pelajaran Olahraga, Pak Samantha guru olahraga sudah menunggu murid di lapangan basket. Semuanya telah berganti pakaian kemudian pergi ke lapangan, Bintang berjalan mencoba tak merasakan rasa sakitnya hingga ia tiba di lapangan. Kemudian Pak Samantha mengabsen setiap murid, setelah itu memberi Pengarahan tentang olahraga hari ini.

" Baik hari ini kita Olahraga Basket, badminton dan Renang. Silahkan kalian pilih olahraga yang akan dilakukan. Bapak tidak bisa memantau karena hari ini ada rapat, jadi kalian hari ini mandiri dulu, minggu depan bapak tes "

Mereka memilih Olahraga tersebut tapi tidak dengan Bintang yang hanya duduk memperhatikan yang sedang olahraga Basket, Bintang sedang memperhatikan Angkasa yang sedang bermain basket.

" Angkasa hebat yaa, Ganteng lagi " ujar langit yang ternyata duduk di samping Bintang. Tumben Langit mau berbicara dengannya.

" Heem, PA.CAR gue emang hebat " Bintang sengaja mengucap kata pacar supaya Langit sadar.

" Ck. Tapi Angkasa selalu ada disamping gue. Jadi, status pacar aja belum tentu bisa memiliki Angkasa seutuhnya. Buktinya dia selalu prioritasin gue ketimbang Lo. "

" Wajar Angkasa ada buat lo karena Lo sahabatnya. Atau mungkin Lo nya aja yang nggak tau diri, gangguin pacar orang " Langit terbelalak, ia kaget dengan ucapan Bintang, Langit kira Bintang takkan melawan. Rupanya Langit salah.

Langit yang geram ia menatap tajam Bintang kemudian pergi, Bintang kembali memperhatikan Angkasa yang sudah dibanjiri peluh. Angkasa menghampiri Bintang dan meminta minum padanya. Kali ini Angkasa sudah bodo amat dengan oandangan orang, ia tak mau backstreet. Mulai sekarang mereka akan go publik.

Glek...glek...

Air itu tidak sedikit tumpah ke tubuh Angkasa membuat dada bidangnya demakin tercetak jelas. Ia kemudian tersenyum pada Angkasa dan kembali berolahraga, Bintang beranjak beranjak menuju toilet. Ia ingin cuci muka rasanya wajahnya sedikit panas.

Saat dirinya sudah berada di toilet, ia terkejut karena King Evils sedang berada disana, tentunya mereka sedang mengapit sebuah rokok ditangannya. Bintang mencuci wajahnya, ia tak merasa risau dengan mereka. Dan mereka menatap Intens.

Mereka sudah tahu jika ketuanya dekat dengan Bintang sekarang jadi mereka akan berhenti untuk membully, mereka sudah melepas Bintang sebagai target bullyannya.

Dan mereka juga tahu jika Galaksi seperti penasaran dengan kehidupan Bintang. Galaksi tak pernah sepenasaran itu akan kehidupan orang, bahkan dari tatapan dan tingkah lakunya sudah terlihat jelas.

Galaksi jeli, ia melihat sudut bibir Bintang yang terluka meski sudah mengering. Ia kemudian mencekal tangan Bintang dan membawanya pergi, sedangkan mereka berempat saling berpandangan dan memikirkan hal yang sama.

🐙🐙🐙🐙

" Ke..kenapa Kak ?"

" Bibir Lo kenapa ? Terus jalan lo juga aneh.!"

"HAH, ouh ini kejedot pintu, sama kakinya keseleo " ujar Bintang berbohong, ia tak mungkin cerita jika dirinya telah melakukan sex dengan pacarnya.

" Ouh, kalau gitu sekarang ngajarnya libur dulu. Lo istirahat aja "

" Gue masih bisa ngajar ko kak "

" Gue bilang lo harus istirahat, sini duduk di samping gue "

Mereka sedang berada di rooftop, duduk bersebelahan. Sama sama memandang langit yang biru, kemudian Galaksi menyodorkan sebuah salep di tangannya. Salep luka yang kebetulan Galaksi bawa.

" A..apa ?"

" Ck !. Obati luka lo, pasti belum diobati kan ?"

" eumm.."

Bintang menerima salep itu kemudian mengoleskannya pada luka yang berada di sudut bibirnya yang merah merekah. Galaksi kemudian menatap Bintang, rasanya ia nyaman seperti ini.

" Makasih Kak. "

" Heem. Hubungan lo sama Angkasa gimana ?"

" Hah, Maksudnya ?"

" lo itu pinter masa nggak faham, gue tahu hubungan lo sama Angkasa. Jadi lo nggak bisa ngelak. "

" Kak, tau darimana ? Eummm gue baik baik aja kok. "

" Kenapa Angkasa tak pernah bantuin lo saat di bully ? Kenapa Angkasa hanya diam "

"Angkasa bantuin kok, meski nggak secara langsung. "

"Lo yakin pacaran sama dia ? Lo di bully aja di diemin. Ada yaa pacar kayak gitu. "

" Lo nggak terlalu mengenal Angkasa aja kak, Kalau gitu gue ke kelas dulu."

" Tunggu..." Galaksi menahan Bintang untuk pergi, ia masih mau mengucapkan sesuatu sebelum Bintang benar benar pergi.

" mulai sekarang lo berangkat bareng gue !"

" Makasih kak, tapi nggak usah. "

"Gue nggak nerima penolakan Baby star"

Degg...

Kenapa setiap Galaksi menyebutnya Baby star ia menjadi tak karuan gini, rasanya ia suka dengan panggilan itu. Tapi lagi lagi kenapa bukan Angkasa yang menyebutnya. Bintang segera kebawah sedangkan Galaksi kembali memandang langit

Ada apa dengan gue ?
Kenapa gue suka jika dekat dengan Bintang
Kenapa gue suka dengan senyumnya, harumnya, suaranya, bahkan matanya.
Semua yang ada pada Bintang, Gue menyukainya.

Tapi Galaksi masih bimbang dan bertanya tanya, apakah benar ia jatuh cinta pada Bintang, yang sama sama lelaki. Tapi temannya juga sama, saling mencintai meski  bergender sama.

" kenapa gue nggak suka dengan hubungan lo sama Angkasa ? Apa gue cemburu ?"

Tapi tenang saja Galaksi bakal mendapatkan apa yang ia mau, cara apapun ia akan lakukan untuk mendapatkan Bintang. Tunggu sampai Galaksi yakin dengan perasaannya. Tunggu sampai Galaksi mampu mengalahkan Angkasa, karena bagaimanapun Angkasa dan Bintang takkan pernah cocok.

"Lo cocoknya sama Gue. Bintang dan Galaksi. Bukan sama dia "

Remember Me ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang