14

933 61 0
                                    

Untung saja Galaksi tidak benar benar pergi, dirinya masih tetap bertahan di rooftop tersebut hingga akhirnya suara ribut terdengar. Galaksi mulai tak tenang, ia menghampiri mereka saat mereka akan melompat dari rooftop, kilat amarah langsung saja memuncak ketika melihat Bintang yang begitu ketakutan.

Brukkk...

Untung saja Galaksi berhasil menggagalkan mereka, ia menarik Bintang pada dekapannya. Kemudian membawa pergi Bintang yang sudah tak sadarkan diri, kemudian ia menelpon teman temannya untuk mengurus Angkasa.

Galaksi tidak membawa Bintang ke UKS, rumah sakit atau Asrama. Galaksi membawanya ke apartemen pribadinya. Hatinya gemuruh marah, apalagi saat kejadian barusan. Berbagai kemungkinan selalu terjadi, bagaimana jika Galaksi telat menyelamatkan Bintang ? Apa semuanya akan berakhir ?

Perlahan Bintang kembali mendapatkan kesadarannya, sehingga Galaksi tertuju padanya. Bintang nampak ke bingungan sebelum akhirnya ia teringat dengan kejadian yang menimpanya.

Perih, sesak, selalu hadir di hidupnya. Apa Bintang tak pantas Bahagia, kenapa tak ada kebahagiaan yang singgah di hidupnya. Apa Semuanya tidak menginginkan Bintang Bahagia. Kenapa semuanya menjadi seperti ini, Bintang cape, Bintang lelah.

Perjuangannya, pertahanannya saat ini hanya sebuah ke sia siaan. Tak ada lagi yang bisa dipertahankan atau bahkan di perjuangankan, semuanya palsu. Bintang kembali menangis sesegukan. Siapa saja yang mendengar tangisan Bintang pasti akan tersayat hatinya, tangisan yang begitu pilu.

Galaksi langsung mendekap Bintang, mata nyalang penuh amarah seakan sirna begitu saja saat melihat kesadaran Bintang.

" Menangis, keluarkan semuanya. Gue ada di sini, Gue ada buat Lo "

" Hiks..apa gue nggak pantas bahagia kak ?. Kenapa se menyakitkan ini. Kenapa harus gue Kak, kenapa semuanya begini. Seolah gue terlahir sebagai sosok yang selalu mendapat luka, padahal gue juga ingin bahagia."

" Lepaskan. Lepaskan Angkasa Bintang, masih banyak cowok yang lebih baik dari dia. Harusnya dari dulu lo bebas, kenapa lo pertahanin dia yang jelas tak pernah menganggap lo sebagai Bintang. Masalah bahagia, coba lo peka di sekitar lo banyak yang sayang sama lo. Lo harus bisa peka jangan hanya fokus ke satu objek karena belum tentu objek yang membuat lo nyaman dan bertahan itu, adalah objek yang baik. "

" Lo bener kak, gue aja yang bodoh. Kenapa bisa gue selalu mempertahakan Angkasa, gue. Hiks.."

" Lo nggak bodoh, si Brengsek itu yang bodoh. Menyia nyiakan lo yang begitu tulus mencintainya. Sekarang lo boleh sedih, lo boleh down tapi nggak boleh lama lama. Hidup bukan tentang cinta. Bangkit, buktikan lo itu bisa bahagia. "

" Eumhh.."

Berbeda dengan Angkasa yang termenung di kamarnya, ia tak menemukan Bintang. Ia sudah mencarinya kemana mana tapi hasilnya nihil.

" Maafin gue bi, gue sekarang sadar. Lo dan Senja itu beda, secara fisik dan tingkah laku kalian sama. Tapi dari sorot mata kalian beda, Bi maafin gue. Gue tau sekarang, sorot mata lo yang selalu hangat, mendamba, bahkan mencintai gue lebih dalam dari Senja. Gue sadar bi. " gumam Angkasa.

" Bi lo bener, gue harus lepas dari bayang bayang masa lalu gue. Gue harus bisa melupakan senja, karena Senja udah lama pergi. Bi gue akan berusaha mendapatkan maaf dari Lo. "

Angkasa memeluk sebuah fhoto saat dirinya bersama Bintang. Fhoto yang begitu memiliki makna, fhoto yang sangat terlihat bahagia.

" Bi, kenapa harus lo. Kenapa harus mirip, lo itu terlalu baik Bi, maafin gue. " Maaf dan maaf hanya itu yang Angkasa lontarkan.

🗾🗾🗾🗾🗾

" Lo makan ya..."

" Nggak kak, makasih. Gue ke Asrama aja "

" yaudah Ok, kita ke Asrama "

Setelah dirasa cukup tenang Bintang pergi ke asrama. Galaksi selalu ada di sampingnya saat mereka ingin menuju kamarnya sayangnya mereka harus berpapasan dengan Angkasa.

" Bi, lo dari mana ?"

Bintang jelas saja ketakutan, bayangan angkasa yang ingin membawanya dalam kematian terus teringat. Angkasa mendekat namun sebelum ia benar benar sampai Galaksi sudah terlebih dulu menghampiri Angkasa dengan kilat marah.

Bukk...


Bughh...


Bughh..


Anjinggg...


Mati lo bangsattt...


Bughh...


Galaksi memukul kasar Angkasa secara membabi buta, ia janji akan memukulnya. Ia sudah tak bisa menahan emosinya, semuanya keluar begitu saja seakan Galaksi lah yang menyalurkan emosi Bintang. Bintang diam saja, ia bingung..


Stopp..

Berhenti kak.

Bukan Bintang tapi Langit yang berteriak ia melihat Angkasa yang sudah tak berdaya dengan penuh lebam dan darah.

"Lo apa apaan sih kak, Lo mau membuat Angkasa mati HAH ? Dan Lo Bintang, lo itu pacar Angkasa tapi kenapa diam saja. "

" Mulai saat ini Bintang bukan Pacar Angkasa. Dia MILIK GUE. lo bawa Aja Angkasa, bukannya lo juga punya rasa sama si Brengsek ini. Kalian pasti serasi, karena kalian itu sama. Bawa Angkasa pergi sebelum gue bikin dia mati "

Angkasa tertawa meski dirinya sudah babak belur, ia tertawa karena ucapan Galaksi yang mengatakan jika Bintang sudah mrnjadi Milik Galaksi.

" Bi, gue minta maaf uhukk.."

Bintang tertegun, ia masih tidak bisa melihat Angkasa yang seperti itu. Bagaimanapun Angkasa itu bagian dari hidupnya, Angkasa pernah menjadi bahagianya sekaligus rasa sakitnya.

"Sa, pergi ya. Gue masih nggak mau ketemu sama Lo. Gue masih butuh waktu. "

Ucapan Bintang membuat Angkasa tersenyum kemudian mengangguk dan pergi dengan bantuan Langit. Galaksi menghela nafas tak suka kemudian masuk ke asrama.

" Maaf Kak, karena Angkasa masih ada di hati Bintang " meski dirinya masih sedikit trauma pada Angkasa. Nyatanya hati tidak bisa dibohongi.



Aku tak percaya lagi dengan apa yang kau beri..

Aku terdampar disini tersudut menunggu mati..

Aku tak percaya lagi akan guna matahari..

Yang dulu mampu terangi sudut gelap hati ini..

Aku berhenti berharap dan menunggu datang gelap..

Sampai nanti suatu saat tak ada cinta kudapat..

Kenapa ada derita bila bahagia tercipta?..

Kenapa ada sang hitam bila putih menyenangkan?..

Aku pulang tanpa dendam..

Kuterima kekalahanku..

Aku pulang tanpa dendam..

Kusalutkan kemenanganmu, woo..

Kau ajarkan aku bahagia..

Kau ajarkan aku derita..

Kau tunjukkan aku bahagia..

Kau tunjukkan aku derita..

Kau berikan aku bahagia..

Kau berikan aku derita..

Remember Me ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang