15

917 72 4
                                    

" Sekeras apapun kamu berusaha, selembut apapun kamu dekap, sekuat apapun kamu menjaga. Yang pergi akan tetap pergi "



********

Galaksi memandang Bintang dengan Badmood. Ia masih tak suka dengan Sikap Bintang, karena Galaksi juga manusia yang peka. Tapi tak apa ia harus berusaha semaksimal mungkin, karena proses takkan menghianati hasil.

Bintang itu unik, Bintang itu sulit di gapai. Bintang itu hal yang terlihat kuat namun begitu rapuh. Karena pada dasarnya Bintang itu manusia biasa yang punya hati, hati yang selalu mendapatkan luka di setiap saat.

Saat Bintang terlelap dalam tidurnya, Galaksi menelusur setiap wajah Bintang, sosok yang damai, mungil, bibir pink. Kenapa harus mendapatkan begitu banyak luka ? Ternyata dulu ia salah, King Evils yang selalu memperlakukan Bintang dengan buruk malah menambah luka padanya.

" Maafin gue, Maafin Gue..."

Galaksi semakin yakin jika ia harus menjaga Bintang, karena hatinya kini terisi oleh Bintang.

" Bintang itu cocoknya sama Galaksi, karena Angkasa cocoknya sama Langit. "batin Galaksi.

💫💫💫💫💫

Satu bulan berlalu bintang masih saja enggan bertemu dengan Angkasa meski hatinya ingin bertemu. Tapi ia harus berfikir logis, dirinya harus bisa melupakan Angkasa karena mungkin masih banyak yang peduli lebih dari Angkasa.

Dan hari ini juga adalah hari keberangkatan Angkasa ke Jepang. Selama sebulan ini Angkasa berusaha meminta maaf dan mencoba kembali mendapatkan hati Bintang meski ia tau rasanya takkan mungkin.

Bintang tidak mengetahui jika Angkasa akan pergi meninggalkannya. Angkasa bukan pergi meninggalkan Bintang, Angkasa hanya menjauh agar Bintang tenang. Karena bagaimana pun Angkasa sadar akan kesalahannya selama ini.

" Eumm Lo tau sesuatu tentang Angkasa nggak ?" ujar Galaksi.

" Nggak, kenapa gitu ? "

" Eumm.."

" dulu gue emang selalu tau tentangnya, tapi kini gue nggak berhak untuk tau tentangnya. "

"Kalau tentang dia yang pindah ke Jepang gimana ?"

" Bodo Ama, HAH ? APA ?!! "

" Angkasa Pindah Ke Jepang hari ini. "

🐎🐎🐎🐎

" Asa,..."

"Heem ?"

" Asa harus ada di samping Bintang ya ?Asa nggak boleh pergi atau ninggalin Bintang "

" Iya, Asa Janji nggak bakal ninggalin Bintang. Asa akan selalu ada di Samping, kalaupun Asa nggak ada. Ingat satu hal Bi, Asa selalu ada di hati, Sampai kapanpun "

Bintang kembali teringat masa bersama Angkasa, ia duduk di sebuah Taman di sekolah. Suasana sekolah sudah sepi karena semuanya sudah pulang termasuk staf karyawan.

" Kenapa gue masih merasakan rasa sakit, kenapa gue masih berharap pada sosok Angkasa ? Kenapa gue gak rela mendengar Angkasa yang akan pergi menjauh. Kenapa dengan gue, apa gue sebodoh ini. Kenapa hati ini belum bisa teralihkan, Angkasa apa yang lo lakuin ke gue hingga sulit melupakan lo meski sudah puluhan kali lo ngelukain gue ?"

" Karena lo hanya memikirkan Angkasa, Dunia lo hanya ada Angkasa. Seakan lo nggak butuh sosok lain, seakan lo nggak mempersilahkan siapapun masuk dalam kehidupan lo. Coba tatap dan perhatikan sekeliling lo, masih ada orang yang bisa melindungi dan sayang sama Lo, termasuk Gue Bintang. "

Bintang terperanjat kaget, dikiranya hanya ada dirinya sendiri, ternyata Galaksi ada di Belakang. Memperhatikan dan mendengarkan Monolog Bintang.

" Tapi gue nggak ngerasain apa yang lo rasain Kak. Gue..gue.."

" CK ! Lo nya aja yang dibutakan Angkasa, coba tanya sama diri lo sendiri. Dan jangan lupa hari ini Angkasa pergi, kenapa masih disini ? Kalau lo sayang harusnya lo pergi, halangi Angkasa untuk pergi. "

"HAH..Benar. gue harus cegah Angkasa pergi, gue harus bergegas. "

Bintang pergi tergesa gesa untuk menyusul Angkasa. Sedangkan Galaksi hanya tersenyum kecut melihatnya, ia benar benar tak habis fikir dengan Bintang.

"Apakah sedalam itu Lo cinta sama si BANGSAT Itu ? Apa gue akan kalah ? Tentu saja tidak. Gue hanya perlu berjuang dan terus berjuang " batin Galaksi.

Bintang tergesa gesa keluar dari taxi dan menuju Bandara. Ia lupa rute penerbangannya, Bintang sudah seperti orang yang kehilangan akar. Berlarian ditengah banyak orang, hingga ia menabrak orang orang. Namun itu bukan masalah besar, ia harus segera bertemu dengan Angkasa.

Ketemu.

"Angkasa, tunggu "

Angkasa berbalik dan menangkap sosok Bintang. Sosok yang ingin selalu ditemuinya, sosok yang selalu ada di fikirannya.


Brukk...



Bintang sudah memeluk Angkasa erat, rasanya ia tak mau kehilangan Angkasa.

" Jangan Pergi, gue mohon "

" Bi, lo ngapain disini ?"

"Gue mau ketemu sama lo "

" Ck ! Lo harusnya nggak dateng buat cowok brengsek seperti gue Bi. Lo gak perlu buang buang waktu buat gue. "

" Jangan pergi, gue mohon. Gue udah maafin semua kesalahan yang di perbuat Sa. Gue udah lupain "

"Lo telat Bi, gue tetep akan pergi. Bukan karena gue ngehindar atau apa. Gue pergi supaya lo bisa bebas, supaya lo bisa nyembuhin hati lo. "

"Nggak, gue udah sembuh Sa. Gue baik baik aja "

" Bi, Please. Jangan seperti ini. Kita akan sama sama terluka Bi, mungkin lo yang lebih parah. Gue akan tetep pergi Bi, kita juga butuh waktu. Bi, saat ini kita berakhir, kita benar benar usai. Gue pamit yaa, jaga diri baik baik. Gue selalu kangen sama lo. Gue pamit yaa "

Angkasa melepas pelukan Bintang, ia sudah bertekad untuk pergi menjauh untuk sama sama menyembuhkan. Meski ia ingin mendekap dan terus bersama Bintang tetapi ia sudah merasa tak pantas. Angkasa akan tetap pergi ke Jepang, tempat dimana ia bertemu Senja.

Sedangkan Bintang ia menangis sejadi jadinya, hingga seseorang memeluknya dengan erat dan membawa pergi meninggalkan Bandara yang sudah ricuh karena melihat Bintang yang menangis.

"Gue Janji, gue akan bahagian Bintang. Terimakasih "



Remember Me ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang