11

907 80 5
                                    

Galaksi duduk termenung di rooftop, sudah beberapa hari ia tak melihat Bintang. Apa ia merindukan Bintang ? Tapi Bintang itu sudah memiliki kekasih. Bagaimana bisa ia merindukan Seseorang yang sudah memiliki pacar.

" Anjing, kenapa dengan Gue "

Saat yang lain lebih memilih pulang, Galaksi diam di Asrama. Baginya Asrama lebih membuatnya nyaman ketimbang di Rumah yang sepi.

Galaksi belum pernah seperti ini, selama ini ia hanya mencari kepuasan bukan cinta. Tapi kenapa ketika bertemu dengan Bintang rasa ingin memilikinya begitu tinggi, Bintang itu berbeda dengan yang lain.

Galaksi pergi meninggalkan rooftop, ia bosan kemudian pergi mencari angin. Saat dirinya ingin keluar, ia melihat Bintang dan Angkasa bergandengan tangan. Ia membuntuti mereka hingga ternyata Bintang masuk ke kamarnya. Tak lama Angkasa pergi terburu buru, Galaksi mengetuk pintu hingga pintu itu terbuka.

" Kak Galaksi, Mau ngapain ?"

Galaksi masuk begitu saja, Bintang sudah tak asing dengan sikapnya. Kemudian ia duduk, Galaksi teringat jika Bintang hanya seoarang diri. Ia mempunyai ide yang begitu cemerlang.

" eumm...Gue Pindah ke kamar ini. "

" Maksudnya Gimana ya ? "

" Ck ! Kamar gue jadi di sini. Faham nggak?"

" Terus Bintang harus pindah kemana ?"

" Ya Lo sama gue aja disini. "

Bintang faham maksud Galaksi, ia sebenarnya mau menolak karena ia sudah nyaman sendiri, tapi ia tak kuasa mengatakannya. Ia malas untuk berdebat, apalagi ia takut jika harus kembali di bully.

"Ta..tapi.."

" Nggak pake tapi, karena apapun yang lo katakan dan lo tolak. Gue bakal tetep pindah kesini. "

Galaksi langsung menelpon orang suruhannya untuk segera memindahkan perabotan kamarnya. Karena ia tak mau berlama lama, idenya muncul tepat waktu.  Bintang hanya diam saja, sultan mah bebas.

Mereka akan segera menjadi satu ruangan, dan mungkin Galaksi akan menjadi penganat Bintang.

Tak membutuhkan waktu lama, satu jam kemudian semua barang miliki Galaksi berhasil dipindahkan. Dan yang menbuat Bintang semakin bingung, ranjang mereka berdua disatukan di tengah sehingga secara otomatis mereka akan tidur bersama dengan jarak yang dekat.

" Kak,  apa nggak salah. Kenapa ranjangnya harus disatukan ?"

" Berisik. Kamar ini terlalu sempit jadi lebih baik di satukan. Atau kalau perlu satu ranjang buat berdua. "

" Dihh, kan tau kamar Bintang nggak luas kayak Kamar kak Galaksi tapi kenapa tetep pindah? Lagian Bintang kurang setuju kalau satu ranjang berdua. "

" terserah, gue mau tidur. Lo masak, nanti gue bakal laper. "

Belum satu hari saja mereka sekamar Bintang sudah seperti terjajah, tapi entah kenapa Bintang tak mau berontak.

🐠🐠🐠🐠🐠


Angkasa sudah merah padam menahan amarahnya. Padahal amarahnya sudah meletup letup di ubun ubun, bagaimana tidak setelah ia mengetahui pacarnya sudah mempunyai roomate. Roomate yang selalu menjadi musuhnya, kenapa Harus Galaksi.

Angkasa menyeret Bintang, ia kalut. Matanya nyalang, namun ada tangan Yang menahan Bintang. Sosok itu adalah Galaksi.

" Bisa nggak kasar gak ?"

" Gue nggak ada urusan sama lo BANGSAT !!"

" Ada ya orang yang memperlakukan pasangannya dengan buruk. "

" Lo nggak tau apa apa !"

" Stop. Asa, kita mau kemana ?"

" Kamar Gue. "

Angkasa kembali menarik Bintang, tapi kali ini dengan pelan. Mereka pergi, Galaksi masih menatap kepergian mereka berdua. Siapa saja mungkin akan sama seperti Angkasa, siapa yang nggak marah ketika pacarnya digoda lelaki lain. Angkasa faham betul, tatapan dan gerak gerik Galaksi, ia tau jika Galaksi juga menyukai Bintang kekasihnya.

Brukk...

Bintang terhempas setelah Angkasa menarik dan melemparnya ke ranjang. Masih terlihat kilat amarah di matanya, Bintang juga mulai panik namun ia memberanikan diri.

" Maksud lo apa HAH ? Seenaknya tidur sama si Bangsat itu ! "

" Bintang juga nggak tau Sa, Kak Galaksi tiba tiba pindah. "

" Nggak usah sebut namanya Bangsat !! "

" Maaf, Bintang juga bingung sa. Gimana nolaknya, karena Bintang takut kalau nolak kak Galaksi pasti membully lagi. "

" Lo, nge khawatirin yang belum tentu terjadi Bi, "

" JELAS GUE KHAWATIR, Karena hanya gue yang ngerasain bullyan itu Sa. Lo nggak pernah sedikitpun nolongin gue. Gue cape, gue takut Asa. "

Untuk pertama kalinya Angkasa melihat Bintang yang marah sedikit membentaknya. Angkasa diam. Mereka sama sama diam, Angkasa kemudian memeluk Bintang, membawanya dalam dekapan.

" Maaf, gue emosi Bi. Gue nggak mau kehilangan lo. Gue nggak mau lo diambil Galaksi. "

" Apa pernah gue menjauh dari Lo ? Bahkan disaat lo marah hingga nyakitin gue. Gue tetep ada di samping lo, gue nggak akan mudah mengalihkan rasa ini ke orang lain. Karena sampai kapan pun gue tetep cinta sama lo Angkasa Aldenta Pratama."

" Maaf Bi..."

" Gue kadang cape dengan sikap lo, kenapa lo sering berubah drastis, berubah dengan tiba tiba. Bahkan kadang gue selalu cemburu karena lo lebih memilih Langit. Tapi gue bisa apa, gue hanya sebatas pacar bukan SAHABAT KECIL lo. "

" Maaf Bi "

" Lagi lagi gue selalu kalah, entah itu oleh Langit bahkan kak Karin sekalipun. Kenapa semesta sebegitunya Sa, gue selalu berusaha, gue selalu menguatkan meski pada kenyataannya gue lemah. "

Semuanya keluar begitu saja, Bintang mengeluarkan segalanya yang terpendam. Ia sudah tidak bisa memendamnya, ia kalah. Sedangkan Angkasa sudah menahan dirinya,  setelah mendengar semu perkataan Bintang ia semakin sadar jika dirinya belum bisa Menjaga bintang dengan baik.

Angkasa semakin memeluk erat, emosinya perlahan hilang menjadi rasa sakit di dadanya.


" Bi, jika lo tau yang sebenarnya. Apa lo masih hadir di samping gue ?"

Remember Me ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang