• 24 •

312 41 6
                                    

HOLA GUYS 👋🏻

Ketemu lagi nih sama aku di chapter ini, jangan lupa pencet tombol ⭐ dan komen ya guys

***

"Assalamualaikum orang ganteng datang!." Teriak Haruto di depan pintu kelasnya.

Teman sekelasnya hanya bisa geleng-geleng kepala melihat kelakuan Haruto yang minim akhlak itu.

Junghwan yang melihat kelakuan kembarannya itu lantas memukul kepala Haruto dari belakang.

"Nggak usah banyak gaya lu setan!." Junghwan lalu berlari ke bangkunya sebelum kena amuk Haruto.

"KURANG AJAR LU AMA GUE WAN! SINI NGGAK LU!!." murka Haruto.

Keduanya lalu berlari mengelilingi kelas, ala adegan film India. Lebay memang.

Junghwan yang tidak fokus berlari karena terus menatap kebelakang sambil tertawa akhirnya tidak sengaja menabrak tubuh Pharita yang baru saja memasuki kelas.

"Aduh, pantat gue!." Pharita meringis merasakan bokong nya yang mendarat di lantai dengan tidak elitnya.

Pharita mendongak, melihat siapa orang yang menabraknya. Ingin marah rasanya, tapi tidak jadi saat melihat sosok Junghwan. Senyuman di wajah Pharita tercetak jelas. Membuat Junghwan mendengus dan merotasikan matanya malas.

"Sorry gue nggak sengaja." Ujar Junghwan singkat lalu cowok itu pergi begitu saja meninggalkan Pharita yang masih diam dengan posisi masih terduduk di lantai.

Wonyoung menatap tidak suka pada Junghwan. Bisa-bisanya cowok itu dengan santainya meninggalkan kembarannya. Walaupun Junghwan meminta maaf, tapi wajahnya terlihat ogah-ogahan meminta maaf.  Harusnya cowok itu tetap membantu Pharita berdiri sebagai bentuk pertanggungjawaban nya.

Pharita yang sadar jika Wonyoung akan marah pada Junghwan, lantas menarik lengan kembarannya itu.

"Apa sih anjirrr!." Omel Wonyoung.

"Bantuin gue berdiri." Ujar Pharita santai.

Mau tak mau Wonyoung mengalah dan membantu kembarannya itu berdiri. Liz hanya geleng-geleng.

"Udah ayo duduk." Ajak Liz.

Kelas yang semula hening, kini kembali berisik. Sudah seperti pasar saja. Mana kelakuan siswa-siswi nya kayak monyet lepas.

***

"Won." Panggil Haruto pada Wonyoung.

Kelas mereka sedang jam kosong. Awalnya Junghwan yang menjabat sebagai ketua kelas menyuruh Pharita sebagai sekertaris kelas untuk memanggil guru pengganti karena guru sejarah mereka sedang berhalangan untuk hadir.

Tapi karena protesan dari Jeongwoo dan beberapa teman-teman nya yang lain akhirnya Junghwan mengurungkan niatnya.

Walau kelas mereka adalah kelas unggulan yang di dalamnya terdapat siswa-siswi ber IQ tinggi, tapi yang namanya jam kosong tidak bisa di sia-siakan.

Kembali pada Haruto dan Wonyoung. "Hm." Dehem Wonyoung, gadis itu tengah fokus membaca sebuah novel yang baru saja ia beli kemarin.

"Ngadep sini Won"

"Apasih! Nggak usah bawel gue dengerin kok" ujar Wonyoung ngegas, dia lagi enak-enakan baca novel malah di ganggu oleh oknum bernama Haruto ini.

Haruto nyinyir doang, gini-gini dia juga takut kali kalau Wonyoung apalagi kalau sampai ngamuk.

"Won...gue suka sama lo." Ujar Haruto tiba-tiba setelah beberapa menit hanya diam.

Wonyoung hampir tersedak ludah nya sendiri mendengar ucapan Haruto. Pipinya memanas.

"Apaan sih lu gaje tau nggak!." Semburat merah di pipinya semakin jelas.

Keduanya kembali diam. Haruto sebenarnya hanya mengerjai Wonyoung, dia hanya ingin melihat reaksi Wonyoung.

"BWAHAHAHAHA WON LU BAPER?!!" tanya Haruto masih dengan tawanya, seisi kelas sontak melihat ke arah keduanya.

Wonyoung memukul Haruto berutal. Kurang ajar cowok satu ini, apakah dia benar-benar tidak peka dengan perasaan Wonyoung? Sehingga dengan mudahnya melakukan hal ini pada Wonyoung.

"APASIH NGGAK YA!! GUE NGGAK BAPERRRR!!!!" bantah Wonyoung.

"Terus itu kenapa pipi lu udah kayak kepiting rebus aja?" Tanya Haruto menaik turunkan alisnya, kembali menggoda Wonyoung.

"Sok tau! Pipi gue merah karena BAPER sama adegan di novel ini!" Bela Wonyoung sambil menekan kata baper.

"Iyain umur nggak ada yang tau" balas Haruto masih dengan tampang menggodanya.

Wonyoung hanya mendengus kesal lalu kembali berusaha fokus dengan novel ia baca. Wonyoung sebenarnya berbohong mengenai adegan baper di novelnya. Yang ada bagian yang di baca Wonyoung sekarang adalah bagian sedihnya.

***

"Jin" panggil Asahi.

"Ya" Ryujin yang sedang fokus pada pada soal latihan yang sedang ia kerjakan kini memfokuskan pandangannya pada Asahi.

"Temenin gue beli kado" ujar Asahi dengan buat wajah lempengnya.

"Kado? Buat siapa? Padahal ulang tahun gue masih jauh." Ini nih yang namanya tingkat kepedean yang terlalu tinggi.

"CK, siap bilang gue mau beli kado buat lu?! Gue ngajak lu karena mau minta bantuan buat beliin kado buat tiga adek kembar gue" jelas Asahi mendengus.

Jika saja Asahi tau kado apa yang ingin di beli untuk Haruto, Jeongwoo dan Junghwan, ia tidak akan pernah mau minta bantuan pada cewek aneh dengan tingkat kepedean yang tinggi seperti Ryujin ini.

Ryujin haha hehe doang. "Hehehe santai kali Sa, gue becanda doang kok. Tenang aja kalau kelas gue udah selesai, gue temenin."

Asahi tersenyum tipis, ini Asahi cuman senyum tipis doang padahal, tapi jantung Ryujin udah dag dig dug serrr.

"Tapi...inget ya Sa, di dunia ini nggak ada yang gratis. Termasuk gue yang bakal nemenin lu beli kado, lu harus neraktir gue makan." Asahi hanya mengangguk menyetujui persyaratan Ryujin.

"Plus gue harus di undang ke acara ulang tahun adek lu, kapan lagi coba gue makan enak terus gratis." Asahi kembali mendengus kesal, walau begitu tetap menyetujuinya.

***

Yuhuuu maaf baru update 🙏🏻

7 komen buat next chapter

SPAM KOMEN SEKARANG ❗❗❗

School Love And My MomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang