• 28 •

131 13 0
                                    

Hai hai👋🏻👋🏻

Ada yang kangen nggak? Ada yang masih nyimpen book ini di perpustakaan? Atau udah di hapus?

Maaf ya aku nggak update setahun lebih

So, happy reading 😉

***

Pharita tuh udah capek sebenarnya ngejar-ngejar Junghwan, yah walaupun baru tiga minggu doang dia ngejar-ngejar Junghwan. Tapi sakit hatinya itu loh, bakal ke inget sampai tiga abad kemudian.

Pharita yang masih galau jalan sambil nunduk. Dia masih bimbang, berhenti ngejar Junghwan tapi susah move on atau terus ngejar Junghwan tapi resikonya sakit hati terus.

Pharita terus melangkah menuju kelasnya, namun suara orang yang sedang berbicara menghentikan langkahnya.

"Dengerin aku dulu, Yeseo. Aku juga nggak mau backstreet terus-terusan, tapi aku nggak bisa" Pharita mengintip. Sumpah dia nggak ada niatan sedikit pun buat nguping, tapi rasa penasarannya lebih dominan. Hehehe.

Ternyata di balik tembok ada Junghwan dan Yeseo yang sedang berbicara.

"Kenapa?! Karena Haruto sama Jeongwoo nggak suka kalau kamu pacaran sama aku?!" Terlihat Yeseo sedang marah-marah.

Ah, ternyata mereka berdua sudah pacaran, walaupun backstreet. Pharita hendak pergi dari sana. Namun terhenti saat namanya di sebut.

"Bukan"

"Terus apa?! Ohh...atau karena Pharita?! Kamu udah mulai suka sama dia?!" Bentak Yeseo semakin emosi.

Pharita menyerjit, loh kok jadi dia yang di salahin sih?.

"Kamu nggak usah bawa-bawa Pharita, bisa?!"

"Kenapa emang?! Kamu nggak suka liat aku jelek-jelekin dia?! Jadi bener ka? Kamu udah mulai suka sama cewek itu!"

Junghwan memegang bahu sang kekasih. "Ingat Yeseo sampai kapan pun aku nggak akan pernah suka sama cewek kayak Pharita" ucapnya sungguh-sungguh.

Pharita melangkah cepat, pergi dari tempat itu. Yang awalnya bingung, apakah dia harus tetap memperjuangkan Junghwan, kini membulatkan tekad untuk berhenti menyukai pemuda itu.

Tidak ada gunanya juga ia terus mempertahankan rasa sukanya ini, sedangkan pemuda yang ia suka tidak menyukainya balik, dan malah terus menolaknya juga terus mengharapkan dirinya menjauh. Baik, Pharita akan melakukan hal yang pemuda itu harapkan selama ini.

***

Junghwan berjalan masuk ke kelas. Dia baru saja kembali dari belakang sekolah. Habis bertemu dengan Yeseo. Mereka baru saja bertengkar, perihal Yeseo yang sudah lelah dengan hubungan backstreet mereka. Sementara Junghwan belum ingin memberitahu orang-orang perihal hubungan mereka. Entahlah Junghwan tidak tau apa alasannya. Hubungan mereka juga terbilang masih baru, masih berjalan dua minggu.

Saat akan sampai di bangkunya, Junghwan berhenti melangkah. Ini kenapa yang duduk di sebelahnya malah Haruto. Pharita kemana?

Pemuda itu mengedarkan pandangannya, mencari Pharita. Ternyata gadis itu pindah duduk, kembali duduk dengan Wonyoung.

Terlihat gadis itu sedang membaca buku pelajaran dengan serius. Gadis itu kenapa?

"WOII! Diem-diem aja lu, tumben" teriak Jeongwoo dari belakang, tepat di samping telinga.

Junghwan tersentak, sedetik kemudian pemuda itu berdecak kesal. "Apaan sih lu?"

"Lo tuh yang kenapa? Masih pagi udah bengong, planga plongo sana sini"

"Berisik" Junghwan kembali melangkah ke bangkunya.

"Kok lu balik duduk ke sini, To?" Tanya Junghwan pada Haruto setelah lama terdiam.

"Pharita yang minta"

"Lah? Serius tu anak yang minta?"

"Hooh"

Junghwan kembali diam. "Wan" panggil Jeongwoo.

"Kenapa?"

"Kayaknya si Pharita udah capek deh ngejar lo, tuh buktinya dia nggak heboh nyapa lo tuh, nggak kayak biasanya" ujar Jeongwoo.

"Halah palingan bentar lagi juga nyapa"

"Tapi dia sampai pindah bangku tuh, lo apain anak orang?" Saut Haruto memberi tatapan curiga pada Junghwan.

"Lah, mana tau gue. Perasaan nggak gue apa-apain. Dari kemarin pun gue nggak ngajak ribut tuh, gue diemin terus perasaan anaknya" bela Junghwan.

"Awas loh, Wan. Jangan sampai lo nyesel udah nolak Pharita terus. Dia udah mulai diemin lo tuh" peringat Jeongwoo menakut-nakuti.

"Ya bagus lah. Hidup gue jadi kembali damai" balas Junghwan santai. Haruto dan Jeongwoo hanya menggeleng kecil melihat kembaran mereka itu.

***

"Makasih ya atas tumpangan kalian, maaf tante jadi ngerepotin kalian, deh" ujar Jisoo berterima kasih sekaligus meminta maaf karena telah merepotkan Chaewon, Karina, Yeji dan Lia.

"Tante kayak sama siapa aja. Kita nggak ngerasa di repotin tau, justru seneng karena bisa bantuin tante Jisoo kayak gini" jawab Karina.

Mereka -Jisoo, Chaewon, Karina, Yeji dan Lia- sedang berkumpul di ruang keluarga apartemen milik Lia. Untuk sementara ini, Jisoo akan tinggal di sana.

"Ngomong-ngomong, Tante Jisoo kok bisa kabur sih dari sana?" Tanya Yeji hati-hati. Memang di antara mereka hanya Chaewon saja yang memanggil Jisoo dengan sebutan 'bunda'.

Jisoo menghela nafas pelan. "Tante udah mikirin rencana buat kabur dari lama, Tante juga minta bantuan sama Lisa dan Rose. Jadi yah, setelah nunggu 3 tahun, akhirnya rencana kita buat Tante kabur berhasil kemarin" jelas Jisoo di akhiri dengan kekehan kecil.

Ke empat itu mengangguk paham. Mereka tidak ingin bertanya lebih lanjut mengenai rencana kabur Jisoo itu. Takut Jisoo akan tersinggung.

"Jadi, kapan Tante Jisoo bakal ketemu sama anak-anak Tante?" Tanya Lia.

"Hmmm mungkin harus Tante tunda lagi, soalnya Tante harus bisa menjerumuskan Aera dulu ke penjara. Baru Tante bisa tenang buat ketemu sama anak-anak Tante" jawab Jisoo. Ia harus bisa menjerumuskan Aera ke penjara. Dengan begitu, dia tidak perlu lagi khawatir saat kembali ke keluarganya. Meski ia ragu, apakah Yunhyeon suaminya, dan anak-anaknya mau mendengarkan penjelasannya dan menerimanya kembali atau tidak.

Yang terpenting sekarang, ia harus berhasil menyingkirkan wanita itu dulu dari hidupnya. Baru setelah itu dia pikirkan tentang cara bertemu dengan anak-anaknya kembali ia pikirkan.

***

Segitu dulu yah, maaf karena setahun lebih ini nggak update.

Fyi, mulai chapter ini sampai beberapa chapter ke depan bakal fokus ceritain misi Jisoo dulu yah, dan buat masalah keluarga mereka clear dulu.

See you

School Love And My MomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang