Hilang

2K 238 14
                                    

Jimin membuka matanya perlahan, sinar matahari mulai memasuki retinanya membuat mata yang sudah sipit itu semakin menyipit untuk menyesuaikan cahaya yang masuk.

Jimin mendudukan badannya dan mendapati dirinya tengah terbaring di ranjang miliknya di kediaman keluarga Park, kilasan peristiwa kemarin kembali terputar di otaknya. Tangan mungil miliknya sudah memegang kepalanya yang berdenyut sakit, efek alkohol kemarin belum hilang sepenuhnya.

"Kau sudah bangun?" Chanyeol yang semalaman menjaga adiknya di sofa kamar tersebut terbangun dan mendapati Jimin sudah duduk di kasurnya.

"Sakit sekali?" Tanya Chanyeol dengan suara serak khas bangun tidur seraya berjalan menghampiri Jimin yang terlihat masih linglung.

"Yoongi hyung? Kemarin dia-" Jimin berbicara seraya mengingat peristiwa kemarin, tangannya masih setia memegangi kepala yang masih berat itu.

Yang Jimin ingat saat kesadarannya akan hilang, dia melihat Yoongi mendobrak kasar pintu ruangan tempat dia dikurung bersama lelaki berkebangsaan Jepang itu. Walau samar, Jimin yakin bahwa dia melihat Yoongi yang dengan mata berkilat amarah datang dan langsung menerjang K, setelah itu Jimin tidak ingat apapun lagi.

Jimin merasa khawatir.

"Dia tidak kenapa-kenapa," ujar Chanyeol seperti mengerti kekhawatiran sang adik, sebenarnya dia tidak yakin juga, setahu dirinya K memang sengaja melakukan itu, memancing kemarahan Min Yoongi dan lelaki pucat itu akhirnya masuk dalam perangkap, namun Chanyeol tidak mau memperburuk kondisi Jimin dengan mengatakannya.

Seingat Chanyeol, membuat seorang K terluka bukan kabar baik, karena dulu mereka pernah mengalami yang lebih buruk.

¤


Jimin bersekolah seperti biasa. Dia dan geng Seokjin selalu bersama, bahkan Baekhyun pun bersama dengan mereka menggunakan lensa barunya.

Sejujurnya, Jimin merasa ada yang aneh. Namja manis itu khawatir. Min Yoongi, setelah kejadian kemarin tidak kelihatan batang hidungnya. Biasanya lelaki bermarga Min itu memang selalu datang di akhir pelajaran. Namun entah kenapa Jimin tetap merasa ada yang aneh.

"Kudengar, anak Jepang itu juga tidak masuk sekolah," ujar Seokjin.

"Tentu saja, kepalanya membutuhkan beberapa jahitan akibat ulah Yoongi hyung," sahut Bobby.

"Tapi tetap saja, ini bukan hal baik." Luhan berkata seraya menyeruput minumannya.

Bobby mengangguk setuju. Walau bagaimana pun, ini bukan sesuatu yang bagus.

Di saat para uke itu tengah bergosip di kantin. Para seme datang bergabung bersama mereka. Wajah Hanbin yang paling cerah saat melihat Bobby yang berubah hilang moodnya. sementara Namjoon dan Taehyung langsung disambut oleh para kekasih mereka, Seokjin dan Jungkook.

Jimin menggembungkan pipinya, bukan karena melihat Sehun yang duduk di samping Luhan, melainkan tidak ada Yoongi di antara mereka. Jimin khawatir, terlebih saat mendengar perkataan Luhan bahwa ini bukan hal yang baik. Jujur saja, perasaan Jimin tidak enak.

"Ada apa, baby?" tanya Chanyeol yang melihat raut merengut Jimin.

Jimin menggeleng pelan, tatapannya sendu, melihat itu Baekhyun menjadi khawatir.

"Kau masih cemburu padaku?" tanya Luhan sinis seraya merangkul lengan Sehun.

"Lu, jangan mulai," ucap Sehun memperingati saat melihat ekspresi Jimin makin muram.

"Tidak! jangan sok tahu!" pekik Jimin yang terlanjur kesal seraya menatap tajam Luhan.

Luhan mengedikkan bajunya malas seraya kembali menyeruput minumannya, sementara Jimin sudah berdiri dari duduknya.

"Mau ke mana?" tanya Chanyeol seraya memegang tangan sang adik.

"Kemana saja, Jimin tidak mau di sini!" Jimin mengatakan itu seraya mempoutkan bibirnya.

Chanyeol merasa adiknya itu tengah cemburu langsung menatap tajam Sehun, sementara yang di tatap hanya bisa mengalihkan pandangannya, lelaki itu juga bingung harus bagimana, Jimin yang seperti adik atau Luhan yang memang kekasihnya. Sehun tidak bisa jika harus memilih memihak salah satunya.

"Anak Land School masih mengungsi di sini, walau pun ini kandang kita, tetap saja membiarkan musuh di dekat kita berbahaya apalagi untukmu, Jim." Chanyeol memperingati.

"Lagian kalian datang-datang langsung pacaran, mengganggu suasana saja," celetuk Jeonghan.

"Makanya jangan menjomblo," itu malah Taehyung yang menyahut, Namjoon dan Seokjin hanya terkekeh kecil mendengarnya.

"Jomblo itu trendi," bela Hoseok yang juga tidak berpasangan di meja itu.

Baekhyun tidak tahu harus bereaksi seperti apa di depan para anak-anak itu, dia tetap fokus pada Jimin yang terlihat tidak suka ada di sana.

Semua orang langsung terdiam saat melihat Chanyeol menatap tajam mereka, "di sini saja, ya?" ulang Chanyeol dengan tangan yang setia menahan pergelangan tangan Jimin.

"Yoongi hyung, Jiminie mau mencari Yoongi hyung..." cicit Jimin akhirnya.

Mendengar itu entah kenapa suasananya tidak se-fresh sebelumnya.

Namjoon segera berdehem sebelum akhirnya berkata, "dia tidak masuk, Jim."

"Kenapa?" Jimin beralih menatap Namjoon.

Ditatap oleh mata sipit itu membuat Namjoon menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Dia memang seperti itu, lagi pula kenapa kau mencarinya? bukankah kau tidak suka berada di dekatnya?" Itu malah suara Seokjin saat melihat kekasihnya kesusahan menjawab pertanyaan Jimin.

Kali ini giliran Jimin yang terdiam.

Tanpa berkata apa pun, Jimin kembali duduk di kursinya. Kakaknya benar. lagi pula di mana dia bisa menemukan lelaki berkulit pucat itu di saat anak-anak yang kemarin ingin mencelakainya masih berkeliaran di sekitarnya.

Bell masuk sudah berbunyi. Anak-anak itu mulai membubarkan diri menuju kelas mereka.

¤


Jimin yang sekelas dengan Hanbin hanya bisa diam di bangkunya.

Guru tak juga datang, yang datang hanya Hanbin si murid teladan dengan setumpuk kertas di tangannya.

"Guru ada rapat, jadi kerjakan tugas saja," ujar lelaki itu.

Jimin menerima kertas bagiannya. Walau mata sipitnya menatap deretan kata di kertas itu, otaknya terus memikirkan keadaan Yoongi.

Bagaimana kabar lelaki itu setelah menyelamatkannya kemarin?

Apakah dia terluka?

Apa sesuatu telah terjadi?

"Ada apa, Jim?" tanya Hanbin saat melihat Jimin yang malah melamun.

"Hng?" Jimin menatap Hanbin, diletakkan-nya kertas di tangannya itu.

"Jiminie mau ke luar."

Sebelum mendapatkan jawaban dari Hanbin, Jimin langsung pergi ke luar kelas.

Hanbin mengernyitkan dahinya.

Keluar? bukan ke kamar mandi? tapi ke luar?

Karena Hanbin ingat harus menjaga adik dari temannya itu, mau tak mau Hanbin mengikuti lelaki manis itu, sebelum hal-hal yang tidak diinginkan terjadi, cukup dengan kejadian kemarin, terlebih saat dulu pertemuan pertama Jimin dengan K karena kelalaiannya juga, beruntung dulu Jaehyun ada di sana sehingga K tidak berbuat jauh.

¤


Bukan kamar mandi. Jimin ternyata mencari Yoongi di rooftop.

Namun, lelaki berkulit pucat itu tidak ada di sana juga.

Jimin benar-benar dibuat gila karenanya.

TBC

BADBOY AND INNOCENTMANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang