"Itu ibuku." Yoongi menjawab dengan nada tenang.
Jimin sudah menoleh, lelaki manis itu bisa melihat 'sesuatu' dalam mata Yoongi. Kesedihan?
"Maaf ... Jiminie seharusnya tidak bertanya."
Yoongi tersenyum miris. "Tidak apa-apa, tidak ada salahnya memberitahu foto ibuku pada kekasihku sendiri."
"Tapi aku merasa bersalah," gumam Jimin.
"Kenapa?" Kali ini Yoongi bertanya sambil menatap mata sipit Jimin dalam jarak yang dekat.
Jimin refleks menelan ludahnya sendiri saat jarak Yoongi terlalu dekat. "K-kau tidak pernah menceritakan keluargamu, Jiminie pikir ada sesuatu ...." Jimin berucap dengan nada pelan di akhir kalimat.
Lelaki manis itu sudah menunduk sampai ia merasakan tangan pucat Yoongi menyentuh dagunya dan membuatnya mendongak.
Mata sipit Jimin kini bertemu dengan mata setajam musang milik Yoongi.
"Kau benar, aku tidak pernah bercerita," jelas Yoongi tanpa melepaskan pandangannya. "Ayah dan ibuku sudah bercerai, aku tinggal sendiri di sini aku tidak mau pulang dan bertemu dengan ayahku," lanjutnya.
"Ah ... apa karena itu kau sering menginap di rumah Yeolie Hyung?" tanya Jimin dengan wajah polos.
Hal itu membuat Yoongi terkekeh pelan sebelum akhirnya mengangguk. "Terkadang aku tidak suka sendirian, makanya aku menginap di rumahmu."
"Jiminie pikir kau gelandangan menginap di rumah orang lain seenaknya, ternyata kau kesepian." Jimin berucap dengan mata berkaca-kaca, lelaki manis itu tidak tega membayangkan Yoongi meringkuk sendirian di apartemen itu sementara orang tuanya sudah hidup terpisah.
Yoongi tidak bisa marah saat dikatai 'gelandangan' oleh Jimin, dia tidak bisa melakukannya apa lagi saat melihat hidung Jimin memerah karena tangis.
"Hey ... aku tidak apa-apa, tidak perlu menangis," ucap Yoongi sambil membawa tubuh mungil Jimin ke dalam pelukannya.
Yang dipeluk malah semakin menangis. "Tapi Jiminie tidak tega, Hyung tinggal sendirian di sini hiks ...." Jimin akhirnya terisak juga.
Yoongi hanya bisa tersenyum tipis sambil mengusap kepala belakang Jimin.
***
Jimin dan Yoongi benar-benar menghabiskan waktu untuk kencan bersama, keduanya berada di sofa apartemen dengan Jimin yang merebahkan kepalanya di paha Yoongi sementara si empunya paha sedang sibuk memperbaiki senar gitar kesayangannya.
"Lalu apa yang terjadi dengan ibumu?" tanya Jimin sambil memperhatikan wajah Yoongi dari posisi rebahannya.
Yoongi tidak membalas tatapan Jimin, wajahnya terlihat serius memberatkan senar gitarnya, walaupun agak kesulitan karena posisi Jimin, tapi dia sama sekali tidak berniat mengusir lelaki manis itu. "Dia pergi untuk hidupnya sendiri," jawab Yoongi sambil memetik senar gitar di tangannya, mengecek apakah suaranya sudah sesuai dengan yang ia harapkan atau belum.
Jimin sudah menghela napas pelan. "Tapi Hyung ... Jiminie lihat, di sini tidak ada foto ayahmu."
Yoongi tersenyum kecut. "Aku lebih membenci ayahku daripada ibuku. Ayahku egois, jadi kupikir tidak ada salahnya ibuku pergi untuk kebahagiaannya sendiri, aku hanya ... Iri."
Jimin sudah menaikan sebelah alisnya. "Iri?"
Yoongi tidak menjawab, lelaki itu sudah meletakkan gitar di tangannya ke samping sofa, detik berikutnya ia sudah menatap wajah mungil Jimin di bawahnya.
"Bagaimana? Apa kau mau menginap di sini?" Yoongi bertanya untuk mengalihkan topik.
Dahi Jimin sudah berkerut. "Jiminie akan dimarahai Yeolie Hyung," jawab Jimin kentara polos.
KAMU SEDANG MEMBACA
BADBOY AND INNOCENTMAN
FanfictionPertemuan yang tidak menyenangkan tidak di sangka membuat seorang Min Yoongi, seorang badboy, mengejar Park Jimin si innocentman. /Klise/ "Kau tidak bisa berkelahi?" senyuman itu sarat akan ejekan. "J-jangan pukul Jiminie," raut ketakutan saat dia m...