"Hyung..." rengek Jimin dengan mata terpejam. Yoongi mengeryit seraya membuka matanya saat tubuh gempal Jimin semakin melesak menghimpit tubuhnya yang tidur di kasur milik Chanyeol. Yoongi yang pada dasarnya malas untuk kembali berdebat itu hanya menggeser tubuhnya agar Jimin bisa tidur di sebelahnya.
"Hyung... elus..." Jimin kembali merengek dengan mata yang masih terpejam. Yoongi hanya bisa menghela napas lelah seraya mengelus rambut Jimin asal. "Hyung... jangan kasar-kasar," rengek Jimin lagi seraya memeluk tubuh Yoongi tiba-tiba, menenggelamkan wajahnya kedalam dada bidang namja pucat itu. Hal itu membuat Yoongi menghentikan pergerakannya sesaat. Namja manis itu memeluknya erat.
"Chanyeol hyung, Jiminie kangen eomma," ujar Jimin dengan suara yang teredam dada Yoongi. Yoongi hanya bisa tersenyum kecil, sorot matanya berubah sendu. "Aku juga..." ujarnya seraya kembali mengelus rambut Jimin lembut. "Hyung kenapa wangi?" tanya Jimin seraya mengeratkan pelukannya. "Tidurlah," ujar Yoongi datar dengan suara beratnya.
.
.
.
"HWAAAAAAAAAA!!!!!!!!"
BRUK!!
Setelah berteriak keras seperti itu, refleks Jimin menendang orang di sampingnya hingga terjatuh dari ranjang.
"Holly shit!" umpat Yoongi seraya membuka matanya, pinggulnya nyeri akibat terjatuh, dan teriakan Jimin membuat telinganya sakit.
"KAU!!! KENAPA JIMINIE TIDUR DENGAN MU?!!" teriak Jimin seraya menunjuk Yoongi yang tengah meringis di lantai. Yoongi mendesis kesal, "kalau kau masih mau berisik, kau aku tinggal." Ujar Yoongi seraya bergegas pergi, namja pucat itu mengesampingkan rasa kesalnya, "jawab dulu!" pekik Jimin seraya mempoutkan bibirnya lucu, "semalam siapa yang ngotot mau tidur denganku?" tanya Yoongi serius, matanya menatap tajam Jimin yang mulai ciut melihat tatapan itu, "sudahlah lupakan," ujar Yoongi masabodoh seraya pergi bersiap, "semalam Jiminie ngotot mau tidur dengannya? Apa dia mengigau?" gerutu Jimin pelan saat Yoongi sudah tidak disana.
.
.
.
"Ugh... Jiminie pabbo!" gumam Jimin frustrasi saat mengingat kejadian semalam. "Kau yang mengingau Jiminie... Uhh Jiminie harus bagaimana?" gusar Jimin serya memukul-mukul pelan kepalanya karena malu sendiri.
"Kau sudah bodoh, jangan di pukul jika kau tidak ingin berubah menjadi idiot," ujar Yoongi datar seraya keluar dari dalam rumah keluarga Park dengan sebuah kunci motor di genggamannya. "Kau kenapa kasar sekali sih?!" rajuk Jimin seraya mempoutkan bibirnya kesal, dia bahkan lupa pada rasa malunya saking kesalnya.
"Mau terlambat sendiri atau terlambat bersamaku?" tanya Yoongi acuh seraya menyodorkan helm motif kumamon pada Jimin. "Huh!" setelah menghentakan kakinya layaknya anak kecil yang merajuk Jimin sudah berjalan menerima helm tersebut dan menaiki motor yoongi. "Jangan menggodaku," ujar Yoongi saat melihat dari spion Jimin masih mengerucutkan bibirnya lucu. "Tidak eoh! Sudah jalan!" rajuk Jimin. "Pegangan, tapi jangan terlalu erat seperti semalam. Aku bisa mati sesak napas," ujar Yoongi sedikit menggoda seraya menyalakan mesinnya. Jimin sudah bersemu mendengarnya, tangan mungilnya sudah berpegangan pada seragam belakang yang Yoongi kenakan. "Jangan salah paham, semalam Jiminie kira Yoongi itu Yeolie hyung," Jimin masih mempertahankan nada merajuknya. "Yayaya dan saat ku bilang jangan terlalu erat bukan berarti kau hanya memegang kerah belakangku," ujar Yoongi seraya membawa lengan jimin untuk memeluk dirinya.
Motor sudah melaju kencang dan Jimin refleks mengeratkan pelukannya. "Kau sesuka itu yah pada wangi tubuhku?" tanya Yoongi kalem. Jimin sudah bersemu lagi dan merutuki kesalahannya semalam. "J-jangan ngebut-ngebut eoh!" cicit Jimin. Yoongi menyeringai. "Kau itu mau sedang mengingau atau sadar tetap saja cerewet." Dan Jimin sudah membuat pout lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
BADBOY AND INNOCENTMAN
FanfictionPertemuan yang tidak menyenangkan tidak di sangka membuat seorang Min Yoongi, seorang badboy, mengejar Park Jimin si innocentman. /Klise/ "Kau tidak bisa berkelahi?" senyuman itu sarat akan ejekan. "J-jangan pukul Jiminie," raut ketakutan saat dia m...