Singkat cerita Bian jatuh hati pada tetangga baru yang selisih umurnya cukup jauh, namun Bian tak peduli. Tapi ternyata, seorang pengacau, datang untuk memperjuangkan perasaannya terhadap Bian. Mampukah dia membuat Bian luluh?
Genre: Komedi - romant...
Tiga hari berlalu, meninggalkan permasalahan Bian. Tidak, masalahnya belum benar-benar selesai, Bian dapat surat panggilan orang tua dan nyaris di skors karena kesalahan yang tidak ia perbuat sama sekali.
Tapi untungnya, ada Pak Gemintang dan Gema yang menyelematkan nya dari skors. Mereka menemukan bukti yang sangat akurat mengenai foto sebenarnya, ternyata itu foto milik Dania sendiri yang sengaja di edit wajah Bian. Katanya foto itu di ambil waktu Dania lagi nongkrong sama teman-teman yang berbeda sekolah. Dan ya, ngerokok berjamaah adalah rutinitas Dania DKK. Gema saja nyaris tak percaya, sebab Dania itu murid terpandang—— pintar dan kebanggan guru. Tapi ternyata kalau di luar jadi ular berbisa, Gema sampai merinding saat dengar penuturan teman-teman Dania yang ada di dalam foto tersebut.
Mereka bilang Dania akan ikut merokok kalau sedang stres.
Gila kan? Gema sebagai sepupu jauhnya aja malu, apalagi orangtuanya?
Well, akhirnya yang di skors adalah Dania. Dia juga mendapat surat panggilan orangtua terkait ulahnya sendiri.
Kalau di ibaratkan sih, sudah jatuh tertimpa tangga pula. Makanya jangan suka jahil, kena azab kan.
“Nih, buatan Mama spesial. Katanya makasih udah nolongin gue." Dengan malu-malu Bian memberikan kotak bekal berwarna merah muda pada Gema yang tengah bermain game di mejanya.
Sebenarnya sih sudah masuk jam istirahat, namun laki-laki itu masih sibuk dengan gamenya. Sendiri, di kelas. Semenjak Bian bilang Gema murahan, laki-laki itu sedikit menjauh dan dingin, meski berapa kali kerap kali menunjukkan perhatiannya namun tidak terlalu kentara. Jadinya selama tiga hari meraka seperti orang yang musuhan, Gema tidak menganggu Bian lagi dan Bian tidak lagi mengumpat atau menggerutu karena di ganggu.
Jujur, Bian merasa senang dan bahagia. Tapi ... Ia merasa ada yang aneh saja. Kayak ada yang kurang gitu.
Dan Mama Tian juga bilang kalau marahan lebih dari tiga hari nanti jadi dosa. Bian gak mau mengumpulkan dosa, itu makanya dia berinisiatif untuk minta maaf atas kesalahannya. Emang gak seharusnya Bian ngomong kasar kayak gitu, tapi gimana ya? Emosinya hari itu sedang meledak. Jadi bawaannya mau marah.
“Kata bapak Alex kalo orang ngerokok itu cepet mati.“ Gema tersentak saat Bian tiba-tiba muncul di hadapannya.
“Kata ayah kalo mulutnya asem ngemut permen aja, murah, gak bikin penyakitan lagi.“ Bian menasehati Gema yang sedang merokok.
Tadi kata Kania sama Helen, Gema langsung pergi ninggalin kelas begitu bel istirahat bunyi. Gak tau pergi kemana, alhasil Bian review sekolahnya sampai pengap sendiri, dan ternyata bocah nya ada di halaman belakang sekolah yang sepi dan sunyi banget kayak mall bangkrut. Jarang banget ada murid yang datang terkecuali murid laki-laki yang nekat ingin merokok.
“Jangan deket-deket gue, banyak asep sama bau rokok.“ Bian tak mengindahkan penuturan laki-laki tersebut, dia masih berdiri di dekatnya.
“Yaudah, berhenti ngerokok nya.“ Gema menggeleng, laki-laki itu kembali menghisap rokok dan mengeluarkan banyak asap tebal sehingga Bian yang menghirupnya terbatuk-batuk.
“Uhuk ... Uhuk ... “
Gema langsung membuang rokoknya.
“Ngapain kesini?“
“Mau kasih bekel, minta maaf sama bilang makasih.“
“Yaudah.“
“Nih bekelnya, buatan Mama.“ Bian memberikan kotak bekal warna merah muda pada laki-laki itu.
“Mama bilang kalo marahan lebih dari tiga hari jadi dosa, dan gue gak mau. Gue emang keterlaluan, gue minta maaf. L-lo pantes dapet cewek yang lebih baik, bukannya kayak gue——“ grep! Bian membulatkan mata dan mematung saat laki-laki itu memeluknya erat.
“Bau rokok gak?“
“Iya, banget. Lo ngerokok berapa banyak?“
“Tiga batang.“
“Lo mau cari mati ya!?“ Gema tertawa kecil.
“Kenapa? Khawatir?“ Gema mengendurkan pelukannya dan menunduk untuk menatap wajah Bian yang lebih pendek darinya.
“S-sok tau lo.“ Bian meronta pelan untuk melepaskan pelukan Gema.
“Gini dulu, sebentar aja.“ Bian mendesah kasar sebelum akhirnya pasrah, percuma. Tenaga Gema lebih kuat darinya, jadi mati-matian meronta pun tak akan membuahkan hasil.
“Gue takut.“
“Takut apaan?“
“Kalah sama Pak Gemintang.“
“Dalam hal apa?“
“Menangin hati lo.“
Deg
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ada ga sih, orang kek gema? Yg di tolak malah makin semangat. Ya jelas ada! Banyak banget! Haha
Si gema lagi ngambek gengssss
Gimana gema ga ngejar", Una kyutttt banget woiii
Jangan lupa vote dan komennya ya Hyung, biar semangat update