Singkat cerita Bian jatuh hati pada tetangga baru yang selisih umurnya cukup jauh, namun Bian tak peduli. Tapi ternyata, seorang pengacau, datang untuk memperjuangkan perasaannya terhadap Bian. Mampukah dia membuat Bian luluh?
Genre: Komedi - romant...
Sesuai kata Gema, Bian akhirnya pulang bareng dengan laki-laki itu.
Bahkan Gema sudah seperti pengawal yang menunggu Bian di depan kelas, mungkin takut Bian kabur makanya di jagain di depan kelas.
Begitu bel pulang berdenting, Gema langsung menerobos masuk ke kelas Bian dan menagih janji Bian untuk pulang bersama.
Walau secara teknis, Bian tidak berjanji. Tapi kan Bian bilang akan memberikan apa saja asal tidak mahal. Yaudah, pulang bareng kan justru menghemat uang Bian.
”Sini, sini. Tasnya gue bawain.” Gema langsung menyambar tas Bian.
Bian hanya bisa pasrah. Gema ini anaknya hiperaktif banget. Jadi susah juga kalau di tolak. Yang ada malah makin nyolot nanti.
Btw, pelajaran terakhir tadi adalah bahasa Inggris. Kalau biasanya Pak Gemintang yang mengajar, tapi hari ini di ganti oleh Miss Ava. Dan karena hal itu, semangat belajar Bian perlahan memudar.
Bian jadi penasaran, sebenarnya kemana Pak Gemintang? Dan apa yang di lakukan laki-laki sampai sulit di hubungi? Emang dia gak tau ya orang khawatir? Seengaknya kalau ada sesuatu dia bisa kasih tahu Bian. Kan mereka bertetangga. Tapi ini, malah hilang dan jadi tukang ghosting.
”Lesu amat mukanya kayak kurang darah, kenapa?” tanya Gema yang melihat Bian masih duduk di bangkunya.
”Menurut Lo, Pak Gemintang kemana? Orangnya ngilang kayak di telan bumi. Alesan sih urusan keluarga, tapi susah di hubungin.” Bian menghela napasnya. Dia kemudian beranjak dari bangku.
”Ayo pulang,” ajak Bian yang berjalan tanpa semangat menyusuri jalan.
”Mungkin Bi, Pak Gemintang habis di sunat kali.” Bian sontak membelalakkan bola matanya. Ngaco. Yang bener aja.
”Lo kalo ngomong jangan ngadi-ngadi, Pak Gemi udah gede masa baru sunat.”
”Eh Bi, di dunia ini apa sih yang gak mungkin? Tetangga gue aja, umurnya udah 20 tahun tapi baru sunat.” Bian terdiam. Masa sih pak Gemintang sunat? Kalau gitu alasan dia tidak pernah bisa di hubungi jangan-jangan karena di malu habis di sunat?
”Yaudahlah, Bi. Jangan banyak mikir, belom ujian nanti kepala lo botak duluan,” kelakar Gema.
Setibanya di parkiran. Gema langsung memakaikan helm pada Bian.
Mereka pun akhirnya pergi meninggalkan parkiran.
Selama di perjalanan, Bian tak banyak bicara. Gadis itu hening sekali seperti habis di suntik muntaber. Sementara si Gema, dia sedang memutar otak untuk mencari topik pembicaraan.
”Bi?”
”Apa?”
”Pegangan.” Bian nurut, gadis itu kemudian melingkari tangannya.
”Senderan boleh?” Gema spontan mengangguk.
Aneh. Kalau biasanya dia bersandar dengan Pak Gemintang, tapi sekarang, seorang Gema lah yang menggantikan posisi itu. Padahal baru tiga hari, tapi rasanya sudah seperti bertahun-tahun.
Mungkin, Bian belum terbiasa di tinggal pak Gemintang. Tapi gapapa, Bian akan berusaha move on dari Pak Gemintang. Bian juga sadar diri kali. Toh kalau semisal emang mereka jodoh, Tuhan pasti akan mempertemukan mereka kembali. Mungkin saat ini Tuhan nya lagi percaya sama Gema dulu. Soalnya kelihatan anak baik dan gak neko-neko.
”Udah, Bi. Gak usah mikirin pak Gemi mulu.”
”Dianya belum tentu mikirin lo.”
”Mendingan kita seneng-seneng sebelum ujian, atau belajar bareng juga boleh biar pinternya berdua.”
”Lo jangan banyak pikirin dulu sebelum ujian. Emang lo mau botak di usia dini?”
Bian tiba-tiba membayangkan kepalanya jadi botak akibat banyak pikiran. Duh, serem juga. Enggak deh, Bian gak mau banyak pikiran. Nanti kalau kepalanya sampai botak, Bian gak bisa pakai bando dan di kepang sama Mama.
”Lo suka seblak gak?”
”Suka, kenapa?”
”Kita beli seblak dulu, mau gak?”
”Tapi lo yang traktir ya?”
”Beliin gerobak sama orangnya juga gue mau, kalo itu buat lo.” Bian langsung tertawa geli mendengarnya.
”Pegangan, gue ngebut.” Bian pun mengeratkan pegangannya.
Untuk pak Gemintang yang terhormat, tolong pindah sekolah aja dan jangan balik lagi ke sekolah kita. Semoga bapak izinnya lama ya ...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Lama" kalian menggemaskan. Udah lah langsung pacaran secara resmi aja mumpung pak Gemintang hilang dari peradaban wkwk
