27| Jeng jeng

103 26 4
                                    

Beberapa minggu berlalu, ternyata pak Gemintang benar-benar menghilang dari muka bumi ini. Atau jangan-jangan ini efek karena thanos jentikkin jarinya? Makanya Pak Gemintang menghilang?

Ah bodoamat lah. Mau gimana? Bian udah berusaha sekuat tenaga untuk terus berkomunikasi dengan pak Gemintang, tapi laki-laki itu justru sulit di hubungi. Padahal Bian khawatir pakai BGT.

Guru-guru pun tampak menutup rapat mulut mereka di depan Bian, setiap kali Bian tanya, pasti mereka bilangnya karena urusan keluarga. Tapi masa iya sih, urusan keluarga terus-menerus? Pasti kan ada alasan lainnya, cuma emang para guru sekongkol buat tutup mulut biar Bian gak tau.

Karena gak punya sumber informasi lainnya, alhasil Bian pasrah dan nunggu pak Gemintang menunjukkan batang hidungnya saja deh.

Dan ya, akhir-akhir ini hubungan Bian dengan Gema bisa di bilang ada perkembangan. Bian yang awalnya cuek bebek kini perlahan luluh. Malahan kalau Gema ajak jalan, Bian langsung mengiyakan tawaran pria itu tanpa pikir-pikir dulu.

Well, akhirnya usaha Gema berbuah manis.

Bian juga sekarang sering curhat soal Pak Gemintang sama dia, tapi gapapa, Gema bakal berusaha untuk menggeser posisi pak Gemintang di hati Bian. Lagian, pak Gemintang itu gak cocok untuk Bian yang unyu kayak boneka Pororo, Bian itu kekecilan buat pak Gemintang. Bian itu cocoknya cuma buat Gema seorang.

Hari ini, Bian di ajak Gema untuk menjenguk teman SMP nya yang sakit. Sebenarnya Bian sempat menolak karena pergi ke rumah sakit adalah hal membosankan, tapi kata Gema dia malu kalau gak ada gandengannya. Itu makanya dia bawa Bian.

Dan karena di sogok seblak esktra ceker sama Gema, akhirnya Bian setuju ikut.

”Jadi ini pacar lo?” celetuk teman Gema yang tengah berbaring di kasur sembari makan pisang.

”P-pacar?” Bian membeo. Dia langsung menatap Gema.

Gema meneguk salivanya kasar. ”B-belom anjir, masih otw. Pengennya sih gak mau pacaran tapi habis lulus nikah——” Bian langsung mencubit pinggang Gema sehingga laki-laki itu meringis pelan.

”Gue Bian, temennya Gema. Gak ada niat pacaran karena mau fokus ujian.” laki-laki di kasur itu pun langsung menatap Gema.

”Kayaknya gue mau ke kamar mandi dulu deh, lo berdua ngobrol aja.” mereka berdua mengangguk.

Bian segera pergi keluar meninggalkan ruangan tersebut. Kalau bukan karena seblak ekstra ceker, Bian sudah malas.

Saat gadis itu tengah menyusuri koridor untuk mencari toilet, atensinya teralih oleh beberapa perawat yang pergi memasuki kamar yang sama dengan terburu-buru.

”Pasti penyakitnya udah parah banget deh," celetuk Bian yang penasaran. Gadis itu memutuskan untuk mengikuti perawat itu diam-diam.

Dia ingin tahu seperti apa rupa pasiennya. Pasti sangat menderita hidup berdampingan dengan penyakit.

Saat Bian tiba di ruangan tersebut, dia mengintip melalui jendela kaca dengan hati-hati. Takut ke gep sama perawat yang lagi tugas, nanti di kira kepo habis itu di usir lagi.

”Oalah, mau nikah ternyata.” Bian mendapati seorang pasien yang mengenakan kebaya di atas kasur. Meskipun tangannya di infus, tapi dia tetap berusaha fit di hari pernikahannya.

Bian jadi salut bukan main. Effort orang sakit yang nikah saja sebesar itu. Masa iya Bian yang sehat walafiat masih suka malas-malasan? Gimana ya, soalnya Bian gabung ke grup rebahan gaspol sih di telegram. Jadinya Bian di kasih trip and trik jadi orang mager.

”Pengantin cowoknya mana sih? Ngadep belakang mulu, kan penasaran.” Bian masih berusaha stay di depan pintu. Gadis itu masih penasaran dengan sosok pengantin prianya. Pasti ganteng deh, soalnya pengantin perempuan itu cantik pakai BGT.

Saat pengantin prianya membalikkan tubuhnya, Bian tercekat. Tubuhnya menegang seketika dan rahangnya mengeras.

”K-kok?!” Bian membekap mulutnya.

”Jadi selama ini ilang bukan karena urusan keluarga?” Bian mengepalkan tangannya, rasanya emosinya ingin meledak dan ingin memukuli apa saja. Tapi, Bian sadar posisinya. Lagian Bian ini siapa sih? Hanya bocah 17 tahun yang tingkahnya kayak preman jalanan.

Bian yang tak sanggup melihat lebih lama memutuskan untuk pergi meninggalkan tempat itu.

Bruk!

Namun sialnya, Bian justru berbenturan dengan dada seseorang.

”Liat siapa?”

”Orang nikahan, udahlah gue mau pulang. Gak nafsu makan seblak, bye!” Bian lari terbirit-birit meninggalkannya.

Sementara laki-laki itu mengintip sejenak ke dalam jendela. Matanya membulat hebat saat melihat guru bahasa Inggrisnya ternyata akan menikah dengan salah satu pasien rumah sakit.

Pantas saja Bian misuh-misuh kayak gitu. Ternyata ayang beb nya mau nikah.

”BIAN!” laki-laki itu langsung mengejar Bian yang sudah hilang entah kemana.

Sementara Gemintang yang sempat mendengar seseorang berteriak nama Bian, segera menoleh ke kaca pintu. Namun ternyata tidak ada orang.

Gak mungkin Bian kesini kan?


Gak mungkin Bian kesini kan?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




Nah loh, ternyata oh ternyata. Pasti si Bian galau sampe lulus haha

Pasti galaunya kayak bocah SD yang di tinggal sama pacarnya haha

Part ini fokus ke pernikahan pak Gemi dulu ya bund

Jangan lupa vote dan komennya

Love Revolution✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang