22. Cemburunya Haura

2.8K 167 0
                                    

Part khusus Rasyid dan Haura😊

.
.
.

...

❤️❤️❤️

"Hai," sapa seorang perempuan cantik menghampiri Aira dan Haura yang sedang memakan bakso di kantin.

Aira dan Haura mengangkat wajah mereka dan mendapati perempuan familiar itu tersenyum.

"Eh? Hai, Raisa. Sini duduk," titah Aira.

Raisa pun mengangguk dan duduk berhadapan dengan Aira.

Raisa? Ya Raisa. Raisa telah pindah kuliah karena masalah ekonomi yang dialami keluarganya. Sebab, kampus yang dulu dia berkuliah biayanya lumayan besar. Karena tidak mau kedua orangtuanya terbebani olehnya, maka dari itu Raisa memutuskan untuk pindah kuliah ke kampus di mana kedua sahabatnya kuliah. Yang mana juga biayanya tidak sebesar kampus dulu.

Hari ini adalah hari pertama baginya berkuliah di kampus ini. Dia sangat senang bisa berkumpul dengan sahabatnya lagi. Dia sangat merindukan mereka. Meski jurusan yang dia ambil berbeda dari Aira dan Haura.

Aira dan Haura pun juga senang dan merindukan sosok sahabat mereka itu. Mereka ikut prihatin atas keadaan yang sekarang menimpa keluarga Raisa, tapi gadis itu mengatakan kalau dirinya dan keluarganya baik-baik saja.

"Gimana pelajaran pertama dan kedua kamu hari ini?" tanya Aira. Dia belum sempat bertemu dengan sahabatnya itu di saat jam istirahat karena dia dan Haura hanya berada di kelas.

"Alhamdulillah lancar kok. Dan Alhamdulillah juga aku enggak kesulitan." ujar Raisa.

Aira tersenyum mendengarnya. "Alhamdulillah kalau gitu. Kamu mau makan?" tawarnya.

Raisa menggelengkan kepalanya. "Enggak deh, aku belum lapar." ujarnya.

Aira pun mengangguk mengerti dan melanjutkan memakan baksonya. Sedangkan Raisa menatap Haura yang sedari tadi hanya diam. Keningnya berkerut, pertanda bingung.

Aira sendiri mengetahui apa penyebab sahabatnya itu sering melamun. Pasti karena masalah dengan Rasyid, pikirnya.

"Kamu kenapa, Haura? Ada masalah?" tanya Raisa. Menyadarkan sahabatnya itu dari keterlamunannya. Sedangkan Aira hanya diam.

Haura beralih menatap sahabatnya dan tersenyum. "Maaf kamu jadi kuabaikan," ucapnya tidak enak.

"Kamu kenapa?" tanya Raisa lagi.

Belum sempat Haura menjawab pertanyaan dari Raisa, datanglah tiga orang pria yang sama tingginya dan tampang yang 11 12. Ketiga pria itu adalah Kelvin, Rasyid, dan Yusuf.

"Sayang," panggil Kelvin sambil mengusap kepala istrinya dengan lembut.

Aira tersenyum ke arah suaminya dan menyuruhnya untuk duduk. Kelvin pun duduk di samping Aira dan Yusuf duduk di samping Raisa dengan berjarak. Sedangkan Rasyid hanya berdiri di samping Haura, tatapannya tepat ke arah gadis itu. Haura sendiri hanya menatap baksonya.

"Haura, Kakak mau bicara sama kamu, berdua." ucap Rasyid seraya menarik pelan tangan Haura.

Haura pun mau tidak mau harus melepaskan sendoknya lalu mengikuti pria itu karena tangannya ditarik. Rasyid membawanya menjauh dari para sahabat mereka menuju taman dan duduk di meja bundar. Di sana hanya ada mereka berdua, karena para mahasiswa yang sudah ada yang masuk. Jadi, Haura pun tidak merasa was-was saat berduaan dengan Rasyid.

"Kamu kenapa, Haura?" tanya Rasyid memulai pembicaraan. Tatapan lurus ke dalam manik mata gadis di depannya sekarang.

Haura mengernyit bingung. "Enggak papa." jawabnya singkat. Bahkan mata indah itu tidak menatap ke arah Rasyid.

I Love Abang (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang