2. Diculik

3.9K 302 2
                                    

.
.
.


❤️❤️❤️

Aira sudah mengerjakan jawaban soal Matematikanya. Dia pun ingin memastikan apakah abangnya sudah menjemputnya atau belum.

Aira mengambil tasnya dan beranjak dari duduknya. Sebelum itu dia terlebih dulu pamit dengan Haura di sampingnya yang masih mengerjakan soal.

"Ra, aku duluan ya?" kata Aira pelan.

Haura menolehkan kepalanya kemudian mengangguk. "Iya Ai, hati-hati ya," ucap Haura.

"Iya Ra." Aira pun keluar dari kelas menuju parkiran. Di sana masih banyak para murid yang ingin pulang. Aira terus melangkahkan kakinya menuju gerbang sekolah. Dia melihat lihat ke sekitar namun tidak menemukan keberadaan mobil Kelvin.

Saat hendak memasuki perkarangan sekolah kembali, tiba-tiba ada dua orang pria berbaju hitam mendekatinya dan menahan pergelangan tangannya.

"Kalian siapa?" tanya Aira. Dia mulai panik.

"Hmmmpp..." Salah satu di antara dua pria tadi membekap mulut Aira dengan kain. Aira berusaha berontak, namun dayanya tidak mampu. Pria itu lebih kuat darinya.

"Diam!" sentak pria yang satunya karena melihat Aira yang berusaha melepaskan diri.

"Aira?" gumam seseorang di samping mobilnya. Dia adalah Arkan.

Arkan baru saja ingin membuka pintu mobilnya, namun saat melihat Aira yang dibekap dua orang pria, dia langsung menghentikan aktivitasnya.

"Kenapa Aira?" tanya temannya di samping yang tidak lain adalah Burhan. Dia tidak melihatnya.

"Aira dibawa penculik!" kata Arkan.

"Apaa???" kaget Haura yang baru saja juga berada di samping Burhan. Lalu dia menatap ke arah jalanan yang mana Aira dibawa oleh dua orang pria itu.

"Ssttt, jangan sampai kedengaran mereka. Kita buntuti mereka dari belakang," ujar Arkan. Kedua temannya mengangguk setuju.

Mereka segera mengikuti Aira yang dibawa pergi oleh kedua pria tadi menggunakan mobil.

Siapa sangka Aira dibawa ke sebuah gudang kosong yang berada tidak jauh dari sekolah. Arkan, Burhan dan Haura pun bernapas lega.

"Ya Allah, Aira..." ucap Haura khawatir.

"Tenang ya, Ra, Insya Allah Aira enggak kenapa-kenapa kok. Kita harus cari cara buat nyelamatin Aira. Kalau sampe abangnya tau bisa habis kita sebagai temannya." kata Burhan, berusaha menenangkan namun juga khawatir.

Haura hanya mengangguk tanpa menghilangkan rasa cemas dan khawatirnya.

Mereka bertiga memasuki halaman gudang dengan diam-diam agar tidak ketahuan oleh dua pria yang sudah menculik Aira.

Para pria berbaju serba hitam itu membawa Aira masuk ke dalam gudang. Arkan dan yang lainnya semakin berjalan mendekat.

Dua pria itu mengikat kedua kaki dan kedua tangan Aira sudah dengan menggunakan tali. Aira yang matanya tidak ditutup oleh kain apapun bisa melihat kalau ada seorang wanita berdiri di antara kedua pria itu.

"Tolongg! Siapa kalian? Tolong lepasin saya!" teriak Aira. Dia harap ada yang menyelamatkannya. Dia tidak mau keluarganya khawatir karena mencarinya, terlebih sekarang pasti Kelvin sudah menjemputnya di sekolah.

"Hai, gadis manis," sapa seorang wanita berumur sekitar 40-an itu.

"Tante siapa?" tanya Aira karena dia tidak mengenalinya.

I Love Abang (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang