8. Pantai

1.6K 164 7
                                    

.
.
.

...


Selamat malam semuanya🤗

❤️❤️❤️


"Mama mana, Sayang?" tanya Naufal menatap putrinya yang sedang memasang kaos kaki di sofa. Karena sudah beberapa menit mereka berada di bawah, Maira belum saja muncul.

Setelah rencana liburan hari itu, hari ini pun mereka berempat akan pergi berlibur ke pantai. Naufal hanya mencari tempat wisata yang lebih dekat dengan kota, karena kalau terlalu jauh akan membuat mereka semakin kelelahan.

Aira sangat senang akan melihat laut lagi setelah sekian lama. Bahkan dia menyuruh Kelvin untuk membawa kamera, niatnya untuk berfoto di sana. Padahal, kalau Aira tidak menyuruhnya pun, Kelvin pasti membawanya.

"Masih nyari sepatu, Yah." jawab Aira.

"Kok enggak dibantu nyari?" tanya Naufal lagi.

"Kata mama Aira tungguin di bawah aja." jawab Aira lalu menunjukkan cengiran polosnya.

"Yaudah, Ayah mau susul mama dulu." ujar Naufal dan beranjak menyusul istrinya yang masih berada di kamar.

"Senang banget kayaknya mau ke pantai," Kelvin tersenyum melihat Aira yang sudah sangat siap pergi. Bahkan gadis itu setelah Subuh langsung berkemas.

Aira tersenyum sumringah lalu mengangguk. "Iya dong. Kita kan baru satu kali pernah ke pantai. Pertama kali waktu Aira umur 6 tahun dan Abang umur 10 tahun, udah lama banget." kata Aira.

Kelvin mengangguk membenarkan. "Iya Dek, Abang juga udah hampir lupa waktu itu. Alhamdulillah sekarang kita bisa ke pantai lagi." timpalnya.

Aira mengangguk. "Makasih ya Bang, udah luangin waktu buat kita liburan," ucap Aira tersenyum.

"Apa sih yang enggak buat Adek Abang yang gemesin ini." Kelvin mencubit pipi Aira dengan gemas. Membuat si empunya meringis karena sakit. Kelvin pun terkekeh kecil.

"Yuk berangkat," ucap Maira setibanya di ruang tamu. Diikuti Naufal di belakangnya.

"Dapat sepatunya, Ma?" tanya Aira.

"Mama kalian bukan nyari sepatu, tapi nyari sendal jepit buat main air katanya." jawab Naufal mewakili istrinya.

Maira menunjukkan cengirannya. "Biar enggak basah sepatunya." ujarnya.

"Yaudah, yuk kita berangkat, udah mau panas nih harinya." kata Naufal.

Istri dan kedua anaknya itu mengangguk dan pergi keluar. Maira mengunci pintu rumah lalu masuk ke dalam mobil. Naufal pun melajukan mobilnya.

Setelah menempuh perjalanan sekitar 2 jam lebih, mereka akhirnya tiba di tempat tujuan. Suara deburan ombak yang diterpa angin terdengar di telinga mereka. Aira berdecak kagum melihat betapa luasnya pantai di depannya. Sudah beberapa tahun lamanya Aira tidak melihat pantai secara nyata, kini dia telah melihatnya kembali.

"Yuk, Sayang," ajak Maira.

Aira menganggukkan kepalanya. Terlebih dulu mereka membayar masuk.

"Aira mau main air," gumam Aira yang masih terdengar oleh kedua orangtuanya dan Kelvin.

"Enggak boleh." larang mereka bertiga serempak. Membuat Aira mengerucutkan bibirnya.

"Enggak boleh ya, Sayang, nanti kamu kenapa-kenapa. Kamu kan enggak bisa berenang." kata Naufal mencoba memberi pengertian kepada putrinya itu.

I Love Abang (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang