17. Menghindar

2.2K 178 0
                                    

.
.
.

...


❤️❤️❤️


Seperti biasanya hari ini Aira pergi ke kampus bersama dengan Kelvin. Namun, kali ini keadaan di dalam mobil sangatlah berbeda. Hanya keheningan yang menemani keduanya. Kelvin pun merasa bingung dengan tingkah gadis itu yang sedari kemarin sering diam dan juga menghindar. Apakah Kelvin mempunyai kesalahan kepadanya? Kelvin pun tidak tahu.

"Aira," panggil Kelvin pada akhirnya. Sungguh dia tidak suka dengan keadaan sekarang.

Aira hanya menolehkan kepalanya sebagai balasan 'Ada ada?'. Kelvin semakin dibuat bingung. Namun, dia mencoba untuk tidak menampilkan kebingungannya itu.

"Kamu kenapa, hm? Dari kemarin kamu banyak diam." Kelvin mencoba untuk menanyakan hal yang terus menggerayangi pikirannya.

Aira menggelengkan kepalanya."Aira enggak papa kok, Bang." jawabnya.

"Yakin?" tanya Kelvin memastikan.

"Iya, Abang." jawab Aira dan mengalihkan pandangannya ke jendela.

Kelvin menghela napas pasrah saat Aira tidak mau jujur kepadanya. Dia pun kembali diam, tidak mau memaksakan kehendaknya.

Sesampainya di kampus, Aira keluar terlebih dulu setelah menyalami Kelvin dan memberikan salam kepada pria itu. Kelvin yang masih penasaran dengan tingkah gadis itu lantas mengeluarkan ponselnya. Menelpon seseorang di seberang sana.

...

"Ra!" panggil Haura di samping Aira yang sedang melihat foto di ponsel.

Gadis itu sudah dua kali memanggilnya, namun tidak ada respon sama sekali dari Aira. Dan panggilan yang terakhir itulah baru Aira menolehkan kepalanya, menatap Haura.

"Kamu kenapa, Ai? Dari tadi aku manggil kamu enggak nyahut-nyahut," tanya Haura bingung. Pasalnya sejak pagi sampai sekarang, sahabatnya itu sering diam dan melamun.

Aira menggelengkan kepalanya."Aku enggak papa kok, Ra." jawabnya dan kembali mengalihkan pandangannya ke ponselnya. Menatap sendu foto yang menampilkan dirinya dan juga Kelvin yang sedang bergandengan dengan latar sunset. Foto kesukaan Aira dan Kelvin yang diambil hari itu di pantai.

Haura menghela napas lelah dengan keheningan. Dia tahu sekali dengan perbedaan sahabatnya itu hari ini. Biasanya kalau Aira ada masalah, dia akan cerita sedikit atau tidak menampilkan masalahnya. Lalu sekarang? Dia tampak murung dan sedih. Haura melirik ponsel sahabatnya itu dan melihat foto tersebut. Pikirannya kembali bertanya-tanya, ada apa sebenarnya dengan sahabatnya itu.

"Kali ini kamu beda, Ai." gumam Aira yang masih didengar oleh Aira. "Kamu pasti ada masalah kan sama kak Kelvin?" tanya Haura hati-hati.

Aira beralih menatap sendu sahabatnya itu. Dia ingin jujur tapi ragu.

"Ai, kenapa, hm? Jujur aja sama aku ya?" kata Haura sambil mengusap punggung tangan Aira lembut. Dia berharap Aira mau jujur dengan hal yang menyebabkan sahabatnya itu sering diam.

"Bang Kelvin...  Mau dijodohin, Ra." jawab Aira pada akhirnya.

"Apaa?" kaget Haura. Lalu dia pun mencerna perkataan Aira dengan apa yang membuat sahabatnya itu sedih.

"Kamu suka sama kak Kelvin?" tebak Haura dengan suara pelan. Karena ada beberapa orang yang berlalu lalang di depan mereka.

Aira menggelengkan kepalanya pelan. "Enggak tau, Ra. Saat tau kemarin kalau dia mau dikenalin sama anak teman Ayah, rasanya nyesek banget, Ra. Bang selalu membuatku nyaman sama dia. Bang Kelvin selalu ada buat aku, dia yang enggak pernah marah sama aku. Aku sangat menyayanginya, aku enggak mau kehilangannya." Aira menyeka sudut matanya yang berair. Dan Haura yang melihatnya merasa ikut nyesek.

I Love Abang (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang