31. Little Girl

2.6K 155 18
                                    

.
.
.


...


❤️❤️❤️

"Assalamu'alaikum, Ayah sama Mama pulang," seru Kelvin memasuki rumah bersama istrinya dan juga Naira.

Hari ini Naira pun sudah pindah ke rumah Kelvin dan Aira. Semua keperluan Naira juga sudah disiapkan kedua pihak keluarga Naira sebelum pergi.

"Waalaikumussalam wr wb." sahut beberapa orang di ruang tengah. Di sana ada Maira yang sedang menemani Dhafin dan Ghafin.

"Ayah, Mama udah pulang." ucap Ghafin senang. Apalagi dia akan mendapatkan teman sekaligus adik baru.

"Iya Sayang. Nih Mama ada beliin kalian Martabak." Aira meletakkan kresek yang berisi martabak ke atas meja.

"Asyikk ada Martabak!" ucap Ghafin girang. Dia yang sangat menyukai makanan itu pun segera memebuka kresek tersebut.

Maira tersenyum melihat cucu bungsunya itu. Lalu dia beralih menatap Naira yang sedari tadi hanya diam pangkuan Kelvin. Gadis kecil itu sudah tidak terlihat sedih lagi.

"Hallo Sayang, gimana kabar kamu?" tanya Maira seraya mengusap kepala Naira dengan sayang.

"Baik." jawab Naira lalu tersenyum kecil. Tapi, menggemaskan.

"Perkenalkan Sayang, ini Nenek Maira. Mulai sekarang kamu boleh panggil Nenek. Sama seperti Nenek kamu juga." ujar Aira memperkenalkan.

"Nenek," panggil Naira menatap Maira.

Tentunya Maira tersenyum mendengar Naira yang memanggilnya."Masya Allah, pintar sekali kamu, Sayang." kata Maira.

Naira hanya tersenyum lucu. Lalu dia beralih menatap kedua anak laki-laki yang seumuran dengannya dan yang lebih tua darinya.

"Itu siapa, Bunda?" tanya Naira menunjuk Ghafin yang sedang duduk di karpet bersama Dhafin.

"Itu namanya Ghafin, Sayang. Kamu boleh panggil dia Kakak ya, karena umurnya lebih tua beberapa bulan dari kamu." beritahu Aira.

"Iya Bunda." patuh Naira mengangguk. Kelvin yang merasa gemas lantas mengacak jilbab yang dipakai Naira.

"Nah, kalau yang itu namanya Dhafin, Sayang. Kamu boleh panggil dia Abang ya," lanjut Kelvin memperkenalkan Dhafin.

"Abang Dhafin?" ulang Naira. Dia bingung kenapa harus dipanggil Abang, padahal Ghafin dan Dhafin adalah adik kakak, kenapa panggilannya harus beda? Pikirnya.

"Iya Sayang. Karena dia kan lebih tua dari kamu dan Kak Ghafin." jelas Kelvin.

Dhafin tersenyum saat Naira kembali menatapnya. Dia mengangkat kedua tangannya, bermaksud Naira mau menghampirinya.

Naira yang mendapat respon seperti itu dari Dhafin, beralih menatap Aira. Aira pun hanya tersenyum dan mengangguk.

Naira beranjak dari duduknya, menghampiri Dhafin dan langsung memeluk abangnya itu. Membuat semuanya tersenyum melihat reaksi keduanya. Dhafin membalas pelukan dari Naira.

"Hai, Naira," sapa Dhafin lembut. Membuat Aira dan Kelvin tersenyum mendengarnya. Pasalnya Dhafin adalah anak yang terbilang cuek, persis seperti Kelvin. Namun, ternyata Dhafin berubah lembut kepada Naira yang kini telah menjadi adik angkatnya.

"Iya, Bang?" sahut Naira mendongak menatap Dhafin. Dia kini duduk berhadapan dengan abangnya itu.

"Nama kepanjangan Naira siapa?" tanya Dhafin seraya mengusap puncak kepada Naira. Kebiasaan yang selalu Kelvin lakukan kepada Aira. Dan sekarang menurun kepada anak mereka.

I Love Abang (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang