• 016 •

1.5K 297 42
                                    

Hai~
Jangan lupa tinggalkan vote dan komen yaa~
I'll be grateful for that!

Benar yang dikatakan Haechan karena selang beberapa menit setelah Haechan menciumnya, Jeno mendapatkan kembali semua keberaniannya hingga dia turut membalas ciuman wanita itu bahkan berani menelusupkan jari-jarinya ke rambut Haechan, memperdalam c...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Benar yang dikatakan Haechan karena selang beberapa menit setelah Haechan menciumnya, Jeno mendapatkan kembali semua keberaniannya hingga dia turut membalas ciuman wanita itu bahkan berani menelusupkan jari-jarinya ke rambut Haechan, memperdalam ciuman mereka. Masih dengan punggungnya yang menempel di pintu. Keduanya sama-sama melepaskan tautan mereka lalu saling bertukar tatap selama beberapa detik.

"Aku menyukaimu, Lee Jeno."

Jeno tidak salah dengar kan? Haechan menyatakan perasaannya? Ahh, tatapan itu. Jeno rasa-rasanya ingin pingsan saja. Jeno memang sudah nyata-nyata menyatakan perasaannya duluan tapi dia belum mendengar sekali pun Haechan mengatakan hal yang sama, menyatakan perasaannya yang sesungguhnya. Melihat bagaimana ekspresi wanita itu saat mengatakannya membuat jantung Jeno berdebar kencang karena tidak ada yang dia dapatkan dari kedua iris itu selain ketulusan saat mengucapkannya.

"Aduh, jantungku..."

Haechan tertawa melihat Jeno memegangi dadanya walau sebenarnya jantungnya serasa mau copot juga saat mengatakan hal itu. Tolong, ini pertama kalinya juga dia menyatakan perasaannya pada seorang pria. Ya kecuali pada Papi dan Oppa-nya sih, selain itu tidak.

"Tunggu tunggu, mungkin aku harus melakukannya seperti yang di drama-drama. Jadi Seo Haechan, apa ini hari pertama kita?"

Mata mereka sama-sama membulat, sebelum akhirnya mereka berteriak geli. Cringey sampai jari-jari mereka keriting.

"Sebaiknya aku tidak mengikuti apa yang mereka lakukan di drama."

"Ya, kau benar."

Saling tersenyum sebentar lalu Haechan melemparkan dirinya sekali lagi ke dalam pelukan Jeno.

"Terima kasih, Haechan... ku pikir aku tidak akan mendapat kesempatan lagi padahal aku sudah terlanjur jatuh cinta padamu. Kau bukan hanya panutanku, tapi wanita yang ingin ku lindungi dan ku jaga perasaannya. Aku sangat menyukaimu."

Haechan tersenyum dengan matanya yang terpejam. Baru semalam mereka tidur sambil berpelukan tapi Haechan tidak akan bosan berada dalam dekapan Jeno. Selalu nyaman, selalu hangat. Haechan menyukai perasaan ini.

Ponsel Haechan tiba-tiba berbunyi membuat mereka harus mengakhiri kegiatan romantis mereka itu karena keduanya sama-sama tahu kalau itu adalah panggilan untuk bekerja. Saat diperiksa, itu panggilan dari UGD.

"Ada apa, Haechan?"

Jeno jadi ikut khawatir juga karena Haechan terlihat sangat syok, terlihat dari raut wajahnya.

"A-aku harus ke UGD sekarang."

Haechan berlari keluar dengan Jeno yang mengekor di belakangnya. Paramedis datang dengan mendorong bed yang ada pasiennya tepat saat Haechan dan Jeno tiba di UGD. Di sebelah bed tersebut bukan hanya ada paramedis tapi seorang wanita dengan pakaian serba putihnya yang sekarang tidak putih lagi karena penuh dengan noda darah.

Stuck With You (Switch Vers.) • NoHyuck •Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang