Stuck With You (Switch Vers.) • NoHyuck •

• 010 •

Hai~
Jangan lupa tinggalin vote dan komen yaa~
I'll be grateful for that!

"Widih, rapi sekali pak! hahaha tidak berantakan seperti biasanya di rumah sakit."

"Iyalah, Jaem... kan mau ngedate sama crush. Jadi harus rapi-rapi dongg hihi"

Jeno hanya menggaruk kepalanya yang tidak gatal sama sekali. Padahal dia rasa penampilannya biasa saja. Hanya kemeja yang di dalamnya dipakaikan kaos berwarna putih dan jeans warna terang saja. Dia rasa penampilannya masih casual. Tapi ya kalau dibandingkan dengan penampilannya di rumah sakit, memang jauh lebih rapi sih. Kalau di rumah sakit terlebih kalau sudah banyak pasien, rambut pasti sudah acak-acakkan, muka kusam, lingkaran hitam di bawah mata nampak. Tidak perlu ditanya lagi.

"Uhuk uhuk uhuk astaga Njun, uhuk! Ku pikir aku baru saja melihat hantu sekarang."

"Hah?"

Jaemin menunjuk ke arah tangga menggunakan dagunya. Lagi minum kopi tiba-tiba melihat Haechan turun dari tangga. Yang membuat Jaemin terbatuk-batuk sekarang adalah karena Haechan berdandan. Perlu diketahui kalau kepala bagian bedah RS. Gangneung ini adalah 1 dari wanita yang tidak suka berdandan kecuali ada event khusus. Tapi lihatlah pagi ini Haechan muncul dengan floral dressnya, tidak pakai sneakers pula melainkan sendal disruptor, karena ini musim panas.

Begitulah kira-kira penampilan Haechan hanya saja rambut sebahunya diurai dan dibuat sedikit bergelombang. Lehernya dihiasi kalung dengan aksen sederhana. Jaemin dan Renjun saja terkejut melihat Haechan berdandan seperti itu apalagi Jeno yang memang baru kali ini melihat Haechan dengan penampilan feminimnya.

"Njun, ambil air coba..."

"Mau apa?"

"Mau ku ciprat ke mukanya Haechan. Siapa tahu dia kerasukan kan. Tumben-tumbenan lohh. Njunn, cepatt airnyaa..."

"Malas ah, tidak mau cari masalah dengan Haechan pagi-pagi begini. Kalau mau ambil sendiri sana."

Haechan duduk berseberangan dengan Jaemin lalu menuangkan air ke dalam cangkir. Perlu dicatat bahwa hingga tadi saat dia melihat Haechan hingga kini wanita itu sudah duduk semeja dengannya, Jeno masih mematung tidak berkata apa-apa. Terpesona, iya.