• 005 •

2.1K 369 89
                                    

Hai~
Jangan lupa tinggalin vote dan komen yaa~
I'll be grateful for that!

Hai~Jangan lupa tinggalin vote dan komen yaa~I'll be grateful for that!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

BRAK!


"Duh Njun! Ada apa sih?! Mengagetkanku saja."

"Sstt! Jangan bicara."

"Iya, kenapa?"

Renjun berjongkok di balik pintu, hingga sesaat kemudian Haechan melihat sepasang mata mengintip di kaca pintu. Yang mengintip langsung kabur saat Haechan melemparkan tatapan tajam padanya.

"Sudah pergi orangnya."

Renjun terduduk di lantai lalu menghembuskan nafas lega. Sesaat kemudian berdiri dan merebahkan dirinya di sofa yang berada di dalam ruangan Haechan setelah dia mengunci pintu.

"Lama-lama bisa gila aku, Chan! Diikuti terus seperti itu."

"Mau tahu caranya biar dokter Na tidak mengikutimu lagi? Bicara dengannya. Mungkin ada yang ingin dia katakan padamu."

"Kau tahu aku tidak bisa membuka celah lagi untuknya. Tidak, aku tidak bisa membiarkan Na Jaemin masuk lagi ke dalam kehidupanku. Tidak untuk kedua kalinya."

"Tapi dokter Na tidak salah apa-apa. Kau yang memilih pergi."

"Aku tidak mau membahasnya lagi. Sudah ah, aku lapar. Konsultasimu yang berikutnya dua jam lagi kan? Ayo, ke kedai Bibi Han." Kata Renjun bangkit lagi dari sofa tersebut, bersiap untuk keluar.

"Duluan saja, aku menyusul."

"Okaay..."

"Renjun-aa,"

Renjun menolehkan wajahnya ke belakang sekali lagi menatap Haechan.

"Jaemin harus tahu."

Sahabatnya tidak menjawab dan memilih keluar dari ruangannya. Haechan terus melihatnya hingga pintu ruangannya tertutup. Dia membuka salah satu lacinya dan mengeluarkan map dari dalam sana. Satu file dengan satu nama terpampang jelas di sana.

Huang Renjun.

"Kau tidak mungkin terus-menerus menyembunyikan hal ini dari Na Jaemin, Njun. Dia harus tahu. Kalau bukan kau yang memberitahukannya, aku akan cari cara agar Jaemin tahu." Kata Haechan lalu menyimpan kembali laporan kasus Renjun tersebut.



Saat Renjun sudah berada di lobi rumah sakit, dia melihat Jeno yang baru saja keluar dari UGD berjalan seperti zombie dan memanggilnya.

"Ada apa, Njun?"

"Kau belum makan kan?"

Jeno menggelengkan kepalanya. Renjun kasihan jadinya. Melihat wajah Jeno seperti anjing jalanan yang tidak makan selama berhari-hari. Memelas.

Stuck With You (Switch Vers.) • NoHyuck •Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang