25

5.3K 377 20
                                    

Dua hari setelah kejadian yang menimpa zaro sudah berlalu,kini zaro juga sudah sadar.Ia sadar tadi pagi sekitar pukul tiga lebih.

Ravindra senang anaknya sadar,namun ia juga sedih saat melihat mata zaro yang diperban.

"Papi janji,papi akan ngelakuin apapun buat kesembuhan kamu"batinnya.

Kini diruangan hanya ada theo saja,ravindra dan kirania sudah pulang dan akan kembali nanti siang.

"Abang"panggil zaro lirih,karena ia pipinya terasa sakit.

"Kenapa?"tanya theo berdiri disamping brankar.

"Aku bisa liat lagi kan?"tanya zaro balik,theo terdiam sejenak lalu tersenyum dan mengusap pipi zaro pelan.

"Dengerin abang,adek pasti bisa sembuh.Kita semua lagi cari pendonor mata yang cocok sama adek"jelas theo.

"Tapi bukan kaliankan yang donorin mata ke aku?"ucap zaro membuat theo sedikit tersentak.

"Kenapa ngomong gitu?"tanya theo menatap zaro yang tengah berbaring.

"Aku engga mau kalian ngelakuin itu"lirihnya,theo tersenyum mendengar lirihan itu.

"Adek tenang aja,dokter udah cari pendonor buat adek"ucap theo,membuat zaro sedikit tenang.Ia tersenyum tipis,theo yang melihat itu ikut tersenyum.

Ceklek

"Selamat malam,maaf menganggu"ucap seseorang yang tak lain rekan kerja theo,sebenarnya bukan hanya satu orang tapi ada kurang lebih enam orang.

"Siapa bang?"tanya zaro yang sudah pada posisi setengah duduk,bersandar pada bantal yang diletakkan dikepalanya.

"Teman abang"ucap theo,

"Ouh"gumam zaro.

"Ini bang,kita bawakan buah untuk adeknya"ucap salah satu adik asuh mereka.

"Terima kasih banyak,maaf merepotkan"ucap theo meletakkan buah dimeja.

"Engga kok bang"ujar yang lain.

"Gimana adek keadaannya?"tanya seseorang berseragam lengkap,yang tak lain yuda.

"Puji Tuhan sudah mulai membaik"ucap zaro tersenyum tipis,ia memang tidak dapet melihat siapa yang datang,namun yang jelas mereka lebih dari dua orang.

"Syukur deh kalau begitu"ucap yuda tersenyum ramah,walaupun zaro tidak melihatnya.

Saat zaro ingin berbicara pintu kembali terbuka dan kini tampak lah ketiga teman zaro.

"Permisi"ucap yezkiel tersenyum ramah dan mengangguk kecil,begitupun dengan angga dan rezki.

"Ouh iya,sini masuk"ucap theo,ia bergeser agar mereka bisa berbicara dengan zaro.

"Gimana kabar lu?"tanya rezki.

"Baik kok"ucap zaro tersenyum tipis

"Baik darimana,sumpah ro,lu bisa banget bikin orang spaneng"ucap yezkiel dibalas kekehan kecil dari zaro.

"Dih,ketawa lagi"gerutu yezkiel.Jujur saja ia tidak sanggup jika zaro pergi meninggalkannya.

"Tuh sih angga sampe nangis gara2 lu"tambah rezki dibalas tatapan tajam dari angga.

"Ouh iya?"kaget zaro,ia tidak menyangka angga sampai menangis.

"He'em"angguk rezki,yang tak dapat dilihat zaro.

"Jangan gitu lagi"lirih angga yang masih dapat didengar oleh mereka.Zaro tersenyum tulus,

"Sorry buat kalian khawatir dan makasih karena selalu ada buat gue"ucap zaro.

"Kayak sama siapa aja"ucap rezki,

"Dah yang penting sekarang kesembuhan lu dulu,jangan bandel kalau dibilangi,obat jangan lupa diminum"pesan yezkiel.

"Gue suruh nginep satu bulan kalau lu bandel"ancam rezki.

"Astaga,iya ngerti"ucap zaro tersenyum tipis.Theo,yuda dan yang lain hanya melihat mereka tanpa mau ikut campur.

Skip

Siangnya mereka semua sudah pulang dan kini hanya tinggal theo dan zaro saja,namun tak lama ravindra dan kirania datang.

"Adek udah makan siang?"tanya kirania,

"Belum ma,makanannya belum dianter"ucap theo dibalas anggukan paham.

"Gimana masih sakit engga lukanya?"tanya ravindra berdiri disamping brankar zaro.

"Engga terlalu"ucap zaro tersenyum tipis,ravindra yang melihat itu ikut tersennyum dan tangannya bergerak mengelus pelan kepala zaro.

"Anak papi kan kuat"lanjutnya,mengundang kekehan dari ravindra.

"Iya anak papi memang kuat"balas ravindra.

Ceklek

"permisi,saya mau mengantarkan makan siang untuk pasien"ucap suster yang masuk sembari membawa makanan untuk zaro.

"Ouh iya,silahkan sus"ucap kirania,

"Kalau begitu saya permisi dulu,mari"ujar suster itu setelah menaruh makanan diatas meja dekat brankar.

Setelah suster itu pergi,kirania mendekat dan membuka plastik yang menutupi makanan untuk zaro.

"Kamu makan terus minum obat,papi mau ke ruangan dokter dulu"celetuk ravindra,

"Eum,aku juga pamit.Mau ke batalyon"ucap theo.

"Yaudah,barenga aja kedepannya"ujar ravindra diangukki oleh theo.

"Kita keluar dulu"pamitnya,setelah mereka pergi kirania mulai menyuapi zaro.

"Habis ini minum obat biar cepet sembuh"ucap kirania,

"Iya mi"balas zaro mengangguk kecil.


Tbc

Huaa triple up guys,

Gimana seneng engga nih?

Jangan lupa promosiin cerita ku juga ya kalau bisa dan mau,hehe

See you next part!!


ADEEN BONAVENTURA KEIZARO✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang