Zaro saat ini tengah duduk di kursi teras,ia tengah menunggu kepulangan abangnya,Theo.
Tadi ia sempat diajak oleh kirania untuk pergi ke batalyon,tapi ia lebih memilih tinggal di rumah.
Tak lupa juga ada shadow yang menemaninya,kini anjing berjenis German shepherd itu tengah berbaring disamping zaro.Posisi zaro saat ini tengah duduk dilantai.
"Masih lama kah?,"gumamnya.
"Mana mendung lagi,"lanjutnya,melihat langit yang diselimuti awan mendung.
Tak berselang lama sebuah mobil berhenti didepan rumah.
"Abang,"seru zaro saat melihat Theo turun dari mobil.
"Eitt,"ujar Theo menghentikan langkah zaro yang berjalan kearah.Zaro mengernyitkan alisnya dengan kepala yang agak di miringkan.
"Abang habis dari luar, kotor.Nanti dulu, kalau abang udah selesai bersih²."Zaro mendengus mendengar ucapan Theo.
"Gak usah cemberut,udah ayok masuk,"ajak Theo.
"Papi mana?,"tanya zaro saat tak melihat papi dan maminya.
"Masih disana,"ujarnya.
"Shadow,"panggil Theo pada anjing yang tengah duduk menatap mereka.
"Yok masuk shadow,"titah zaro menggiring shadow.
"Abang mandi dulu,"ujar Theo saat mereka berada di ruang tamu.
Setelah beberapa menit Theo kembali ke ruang tamu sehabis mandi.Wajahnya pun terlihat agak segar.
"Lah mana tuh bocah,"gumamnya saat tak melihat zaro disana.
"Dek,"serunya seraya duduk di kursi.
"Oii,"sahut zaro dari arah dapur,Theo menoleh dan mendapati zaro yang tengah berjalan kearahnya dengan gelas ditangannya.
"Nih minum dulu,"ujar zaro meletakkan gelas itu didepan Theo.
"Ini apa?,"tanya Theo menatap gelas tersebut.
"Racun,"ujar zaro santai, Theo yang mendengar itu mendelik dan menyentil dahi zaro.
"Aws,Abang ihh."dengus zaro.
"Teh herbal itu,"lanjutnya.
"Makasih,"ujar Theo sembari mengelus dahi zaro.
Theo meminum teh yang dibuat zaro untukya.Zaro menoleh sekilas kearah Theo.
"Habisin bang,biar badannya gak capek² banget,"ucap zaro.
"Ia,ini dihabisin,"ujar Theo.
Skip
Gelak tawa terdengar di halaman teras keluarga Ravindra.
"Yang serius dek,"ujar Theo menahan tawanya melihat zaro yang tengah mencabut rumput didepan rumah.
"Abangg,"rengeknya.
"Masa laki takut sama cacing,"ledek Theo.
"Geli ihh,"ujar zaro mendekati Theo.
"Udah sana cabut lagi tuh rumputnya,"suruh Theo seraya menunjuk rumput yang masih banyak.
"Gak mau disitu,ada cacingnya."
"Yaudah,cabut yang disini aja,"tunjuk Theo.
Zaro mulai mencabut rumput dengan ekspresi wajah yang masih geli karena cacing.
Ia membuang rumput itu tanpa melihat hingga mengenai lengan Theo.
Theo tersentak kala rumput itu mengenai lengannya,ia menoleh kearah zaro.
"Kalau kerja tuh yang bener coba,"tegur Theo membuat zaro menoleh.
Akhirnya mereka sudah selesai dengan tugas mencabut rumput.Kini mereka tengah duduk dilantai.
"Abang,"panggil zaro,Theo menoleh dengan mengangkat alisnya sebelah.
"Papi sama mami kok belum pulang sih,"gerutu nya.
"Mana Abang tau,"ujar Theo santai.Ia memang tidak tahu tentang hal itu.
Zaro yang mendengar jawaban dari Theo mendengus.
"Gih sana mandi,"titah Theo.
"Males."Theo menatap zaro dengan tatapan heran.
"Disuruh mandi kok malah males."
"Nanti aja lah,"ujar zaro dengan nada malas.
"CK, cepetan dek.Habis ini jalan-jalan,"ucap theo.zaro menoleh kearah abangnya,
"Jalan-jalan kemana?,"tanya zaro.
"Udah mandi aja dulu,ntar juga tau."
"Males ah."Theo yang mendengar itu mendengus kesal.
"Mandi zaro,"ujar Theo dengan nada tegas.
"CK,ia ia mandi,"gerutu zaro,ia berdiri dan segara berjalan menuju ke dalam rumah.
Theo yang melihat itu menggelengkan kepalanya,
"Heran, disuruh mandi aja susah banget."
*****
Kini Abang adik beda ibu itu sudah bersiap untuk pergi.
"Kita mau kemana sih bang?,"tanya zaro.
"Cari angin,"ujar Theo.
"Dih,ngapain cari angin,dirumah juga ada angin.Tinggal kipas-kipas muncul deh anginnya,"oceh zaro.
"Berisik kamu,udah ikut aja.Sekalian cari makan diluar,"ucap Theo.
"Aku bilang papi dulu tapi,"ujar zaro yang dibalas deheman.
Papi🤓
Papi
Zaro sama Abang mau keluar
Cari angin, sekalian cari makan.Tak berselang lama Ravindra membalas pesannya.
"Ia jangan malem2 pulangnya
Sekalian bawain martabak pas
Pulang."Oke.
Zaro menaruh ponselnya kedalam tas yang ia bawa.
"Yok bang,"ujar zaro.
"Udah?,"tanya Theo dibalas anggukan.
Mereka berdua pergi menggunakan motor.Theo membawa motor dengan kecepatan rata-rata.
Theo mengajak zaro pergi karena ia ingin menghabiskan waktu bersama, sejujurnya ia rindu dengan adik kecilnya itu.
"Abang,"seru zaro dengan nada agak tinggi.
"Nanti pulangnya mampir beli martabak ya, disuruh papi,"lanjutnya.
"Iya,"ujar Theo dengan nada yang sama.
Sedangkan disisi lain,ada seseorang dengan topi dan masker berwarna hitam.Orang itu duduk dikursi yang sudah agak lapuk.
"Sebentar lagi lu akan menderita,"ujar orang itu.
Orang dengan masker hitam itu memegang foto yang menampilkan seseorang lelaki.
Ia menyeringai melihat itu,
"Orang kayak lu gak pantes buat bahagia,"kekehnya sinis lalu merobek foto itu.
TBC
Siapa ya orang bermasker itu?, ada yang tau?
See you next part 🤗
KAMU SEDANG MEMBACA
ADEEN BONAVENTURA KEIZARO✔️
Teen FictionZaro,pemuda tampan dan menggemaskan.Ia harus kehilangan kasih sayang kedua orang tuanya,dan dengan spontan pergi meninggalkan mereka. Zaro hanya tak ingin merasa sakit lebih dalam. Ia tak ingin kembali pada kedua orangtuanya,yang mungkin sudah hidup...