Hembusan angin menerpa mengenai wajah tampan dan mengemaskan dengan pakaian serba putih.
"Ini gue dimana?"gumam seseorang itu.Ia menatap sekeliling yang tampak asri dengan rerumputan dan pohon yang memanjakan mata.
Pemuda itu berjalan kecil menelurusi tempat itu dengan wajah yang tampak bingung.
"Hai"sapa seseorang dari belakang,membuatnya menoleh.
"Siapa?"tanya pemuda itu,memiringkan kepalanya.
"Kamu tidak perlu tau siapa aku,tapi yang harus kamu tau.Kamu akan menjalani hidupmu yang baru,yang lebih menantang dan menakutkan"ujar orang itu,yang tidak dapat dimengerti.
"Gunakan apa yang kamu punya untuk kebaikkan,Itu semua hadiah dari Tuhan"lanjutnya
"Maksudnya?"tanya pemuda itu lagi.Orang itu tak menjawab pertanyaan pemuda itu,ia malah tersenyum dan lalu hilang dari sana.
"Lah,kok?,kemana orangnya?"gumam pemuda itu bingung,dan saat ia berbalik badan.Ia dikejutkan dengan bayangan-bayangan hitam yang berterbangan diatasnya.
Sontak aja pemuda itu reflek memundurkan langkahnya dengan wajah ketakutan.
"Papi"lirihnya.
*****
Pagi harinya zaro dan ravindra tengah berada dihalaman belakang,mereka tengah berkebun.Kebetulan ravindra ada senggang jadilah ia mengajak putranya untuk mengisi waktu luang.
"Ini taruh mana?"tanya zaro dengan ember berisi air ditangan kanannya,Ravindra menoleh dan menunjuk kearah sampingnya.
"Taruh sini aja"ucapnya,sembari mengaduk tanah dan pupuk.
"Bungkusnya kamu buka dulu"ujar ravindra.
"Bungkus apa?"tanya zaro lagi,berjongkok didekat ravindra.
"Bibit cabe sama tomatnya"jelas ravindra menunjuk kearah kresek berisi bibit tanaman.
Setelah semua beres,barulah mereka menanam bibit cabe dan tomat dalam polybag.Mereka menanam dengan jumlah yang cukup banyak.
"Dah,selesai"seru zaro merapikan polybag agar rapi.Ravindra yang tengah membereskan sisa pupuk dan tanah menoleh kearah zaro yang tengah mengosokk kedua tangannya yang kotor.
"Siram sekalian,tapi jangan banyak-banyak"titah ravindra dibalas anggukkan.
"IHH"seru zaro,membuat ravindra sontak menoleh kearah zaro berada dibalik punggungnya dengan ekspresi yang menggelikan.
"Kenapa sih?"gerutu ravindra,zaro menunjukkan satu titik dimana ada seekor cacing yang tengah menggeliat.
Ravindra yang melihat itu menghembuskan nafas kasar dan menepuk keningnya dengan telapak tangannya yan tak kotor.
"Astaga,itu cuman cacing doang.Lebay banget sih"omel ravindra mendonggak menatap zaro.
"Geli tau"sinis zaro,menatap geli cacing itu.
"Ck,anak laki masa takut sama cacing"sindir ravindra,zaro mendelikkan matanya mendengar itu.
"Ya terserah akulah,orang namanya juga geli"balas zaro,dia heran kenapa papinya ini malah suka julid?
"Udah sana siram lagi."
"Ogah males."Zaro berjalan masuk kedalam rumah tanpa memerdulikan ravindra yang memanggil namanya.
"Bocah semprul"umpat ravindra.
Sedangkan didapur,zaro tengah membuka lemari pendingin dan mengambil air es setelah ia mencuci tangannya tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
ADEEN BONAVENTURA KEIZARO✔️
Novela JuvenilZaro,pemuda tampan dan menggemaskan.Ia harus kehilangan kasih sayang kedua orang tuanya,dan dengan spontan pergi meninggalkan mereka. Zaro hanya tak ingin merasa sakit lebih dalam. Ia tak ingin kembali pada kedua orangtuanya,yang mungkin sudah hidup...