Bagian°10 ✔

54.6K 3.9K 40
                                    

*****

𝐻𝒶𝓅𝓅𝓎 𝑅𝑒𝒶𝒹𝒾𝓃𝑔


Rangga memimpin pasukan Filos yang saat ini berada di lapangan bebas, di sampingnya ada Bara dan Bagas beserta yang lainnya berada di belakang cowok itu. Di hadapan Rangga, Cakra menatap Rangga begitu tajam sangat jelas di mata cowok itu terbesit kemarahan dan dendam.

Cakra dengan berani mendatangi basecamp Filos mengajak Rangga untuk tawuran malam ini, Rangga dengan senang hati menerima hal itu. Ia butuh pelampiasan malam ini.

"Maksud lo apaan bunuh Fito," ujar Cakra membuka suara.

"Oh penganggu itu, bilang aja sama dia kalau gak mau mati jangan cari masalah," ujar Gavin memainkan topinya.

"Fito udah mati, gimana bisa mereka komunikasi," ujar Daniel dan di tertawakan oleh anggota Filos yang lainnya.

"Lo itu emang pembunuh Rangga,'' ujar Cakra emosinya yang telah naik.

"Lo baru tau?" Tanya Rangga terkekeh sinis.

"Sialan lo Rangga," umpat Dimas yang berada di samping Cakra.

"Kalau teman lo yang gak nyari masalah duluan dia gak akan mati kayak gini," ujar Dewa di samping Daniel.

"Fito bukan lagi anggota Vistor," ujar Dimas yang sama marahnya seperti Cakra.

"Kalau bukan anggota Vistor lagi ngapain lo malah marah? Buang waktu aja lo," ujar Rey muak.

"Dia sahabat gue bangsat," ujar Dimas maju ingin memukul wajah Rangga namun di tahan oleh Bara.

"Lo sama gue," ujar Bara dan memukul rahang Dimas hingga cowok itu terjatuh.

Cakra pun ikut maju dan berhadapan dengan Rangga, melihat ketua mereka telah maju anggota Vistor ikut maju, malam ini menjadi saksi bisu pertarungan antara keduan, tak ada yang ingin mengalah untuk melerai tawuran malam ini.

Tak ada yang memakai senjata, semua murni membawa tangan kosong, kecuali jika memang ada yang berkhianat, lapangan yang tadinya sunyi kini ramai akibat tawuran yang terjadi antara kedua geng tersebut.

"Eh ngapain lo berdua maju? One by one dong, cupu banget lo berdua," ujar Daniel menatap kedua anggota Vistor yang mendekati Daniel.

"Banyak bacot lo," ujar salah satu dari mereka maju ingin menendang Daniel namun Daniel dengan sigap menghindar.

"Wah parah lo bro," ujar Daniel mengelus dadanya, "Lo mau bales dendam sama gue karna dulu gue nendang masa depan lo?" Tanya Daniel sidikit familiar dengan wajah musuhnya ini.

Namun, tanpa Daniel sadari satu orang memukul punggung Daniel hingga cowok itu terjatuh.

"Sialan," umpat Daniel berbalik ingin memukul orang yang telah berani memukulnya namun orang itu telah jatuh duluan.

"Serius bego," ujar Gavin kesal, sejak tadi Gavin memperhatikan Daniel.

"Iya bang Gavino," ujar Daniel hormat dan berbalik meninju lawannya yang siap juga memukul Daniel.

"Bisa istirahat dikit gak sih? Tangan gue capek mukul," ujar Dewa mengibaskan tangannya.

"Gue juga," ikut Daniel.

Rangga cruel boy [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang