Bagian°20 ✔

55.7K 4.1K 304
                                    

*****

𝐻𝒶𝓅𝓅𝓎 𝑅𝑒𝒶𝒹𝒾𝓃𝑔

Ayara duduk termenung di balkon kamarnya menatap ke arah langit yang telah gelap di terangi oleh beberapa bintang tanpa ada bulan di samping mereka. Angin malam mulai berembus membuat rambut Ayara sedikit beterbangan.

"Aya ngapain disitu? Masuk sini, di luar dingin Aya, nanti masuk angin." Ujar seseorang di belakang Ayara.

Ayara menoleh dan tersenyum menatap Elina yang memakai dress berwarna abu-abu. Ayara berdiri dari duduknya dan memasuki kamar, Ayara berjalan duduk di kasur. Elina ikut duduk di samping Ayara sambil menatap gadis itu.

"Aya ayo ikut," ujar Elina menggoyangkan lengan Ayara.

Ayara menggelengkan kepalanya, "Gak mau, Aya capek mau tidur." Ujar Ayara mengambil guling lalu tidur di kasur.

Elina mengambil guling yang satu lagi lalu memukul Ayara, "Ayara jahat banget sama Elina," ujar Elina.

Ayara tertawa membuat Elina mendengus kesal. "Kan ketemu sama orang tua Bara, nanti Aya jadi nyamuk lagi antara Elina sama Bara," ujar Ayara bangun dari tidurnya.

"Gak akan Aya, Elina bakal bicara terus sama Aya, ikut aja ya." Ujar Elina membujuk.

"Bara dong yang jadi nyamuk nanti?" Ujar Ayara membuat Elina mengangguk.

"Tapi Aya tetap gak mau pergi," ujar Ayara.

"Aya," ujar Elina merengek.

"Elina pergi aja, Bara gak gigit kok, ini kan udah malam, tadi Elina bilang Aya gak baik di luar nanti masuk angin." Ujar Ayara tersenyum.

"Itu beda lagi Ayara," ujar Elina semakin merengek.

Sungguh pertemuan malam ini dengan keluarga Bara membuat Elina ingin menghilang saja dari bumi untuk sementara. Bukan takut namun Elina tak sanggup jika berdekatan dengan Bara, ia tak bisa mengendalikan perasaannya kepada cowok itu, cowok yang sampai saat ini mempunyai tempat khusus di hatinya.

"Elina kenapa sih sebenarnya, takut banget ketemu sama Bara." Ujar Ayara heran.

Elina menghela nafas sebentar lalu menatap Ayara, "Bukan takut Ayara tapi Bara itu ngeselin, Bara selalu natap Elina seakan Elina itu buronan," ujar Elina kesal.

"Itu artinya Bara sayang sama Elina karna selalu memperhatikan Elina," ujar Ayara.

"Gak, dia gak sayang sama---"

"Elina kamu udah siap?" Ujar Liana yang berada di ambang pintu kamar Ayara yang tidak tertutup.

"Elina udah Siap mami," ujar Ayara berdiri dari kasur berjalan menuju pintu kamar.

Elina mengikuti langkah kaki Ayara, "Aya gak ikut aja aunty?" Ujar Elina berdiri di depan Liana.

"Aya yang gak mau ikut katanya," ujar Liana.

"Aya gak mau jadi obat nyamuk mami," ujar Ayara membuar Liana terkekeh kecil namun Elina mendengus kesal.

"Iya jadi nyamuk biar Elina yang pukul Ayara sampai mampus," ujar Elina kesal.

Rangga cruel boy [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang