*****
☬ 𝐻𝒶𝓅𝓅𝓎 𝑅𝑒𝒶𝒹𝒾𝓃𝑔 ☬
Zidan memasuki markas Filos dengan membawa beberapa bungkusan makanan di tangannya. Zidan menggelengkan kepalanya saat melihat kelima orang yang tertidur tidak beraturan, hanya Rangga dan Bara yang dapat di katakan tidur lebih bagus.
"Nih anak, udah jam delapan masih aja tidur, mana tidurnya kek anak kucing lagi nyusu sama emaknya," Zidan menggelengkan kepalanya.
Zidan semalam hanya ikut mencari sampai jam sembilan malam, karna ibu cowok itu telah mencarinya. Dengan berat hati dan rasa malu yang begitu besar Zidan pamit pulang.
Menyadari ada yang menatapnya, Rangga membuka mata dan melihat Zidan yang juga menatap kearahnya. Rangga tidak tidur cowok itu hanya memejamkan matanya lelah.
"Mereka semalam tidur jam berapa Ga? Udah kayak suami gak di urus istri aja mereka," Zidan meletakkan makan yang ia beli tadi di meja.
"Empat subuh," jawab Rangga berlalu menuju toilet.
Bara membuka matanya saat mendengar suara, menatap Zidan yang masih menatap Rangga.
"Kenapa?"
Zidan menoleh lalu tersenyum. "Gue baru liat Rangga separah itu, aneh aja," jawab Zidan tertawa pelan.
"Kabar Ayara dan Elina udah ada?" Tanya Zidan duduk di samping Bara.
Bara menggelengkan kepalanya.
"Orang yang bantuin mereka udah lo tau?" Tanya Zidan lagi.
Bara kembali menggelengkan kepalanya.
Rangga kembali dengan wajah yang basah, mendudukkan tubuhnya di sofa, memejamkan matanya. Bara berdiri dan menuju kamar mandi untuk mencuci wajahnya.
"Gue bawain makanan, lo makan dulu Ga. Lo juga harus punya tenaga buat nyari Ayara dan Elina," Zidan menyodorkan satu bungkus nasi yang ia beli tadi.
"Hm," Rangga menatapnya tanpa minat.
"Muka lo biasa aja dong, Ga. Udah capek gue ngantri buat beliin lo makanan, hargain dong usaha gue ngantri di antara ibu-ibu," ujar Zidan dengan dramatis.
"Derita lo," ujar Bagas yang baru saja terbangun.
"Udahlah, gue mau balik, tadinya di suruh beli minyak tapi gue inget lo semua pasti belum makan, jadi sekalian ajalah."
"Balik lo sana," Bagas mengacak rambutnya yang berantakan sehabis tidur lalu berjalan ke arah kamar mandi.
Zidan berfikir beberapa menit menatap empat orang yang masih tertidur pulas.
"Tapi kalau gue pulang dengan tangan kosong, kayaknya gak seru," ujar Zidan tersenyum tipis menatap keempat sahabatnya yang masih tertidur.
"Sekalian aja bangunin tuh anak buaya," ujar Bagas datang bersama Bara.
Senyum Zidan merekah saat Bagas tau apa maksudnya. Dengan pelan Zidan mendekati keempat cowok yang sedang tertidur pulas.
"BAGUN WOI, SEKOLAH. TUGAS FISIKA LO SEMUA BELUM SELEAI," Teriak Zidan lalu berlari pergi.
"Eh setan, kenapa gak ada yang bangunin gue," Rey terbangun dengan panik.

KAMU SEDANG MEMBACA
Rangga cruel boy [Terbit]
FanfictionApapun akan gue lakuin untuk ngelindungin orang yang gue cinta, termasuk bertumpah darah sekali pun. 𝙍𝙖𝙣𝙜𝙜𝙖 𝙀𝙧𝙖𝙣𝙙𝙤 𝘿𝙖𝙭𝙩𝙚𝙧𝙫𝙣 Terima kasih untuk semua lukanya, semoga ini menjadi yang pertama dan terakhir untukku 𝗠𝗲𝗹𝗼𝗱𝘆 𝗔𝘆�...