Bagian°31 ✔

59.6K 4.5K 288
                                    

*****

𝐻𝒶𝓅𝓅𝓎 𝑅𝑒𝒶𝒹𝒾𝓃𝑔

Ayara duduk di kasur dengan wajah yang di tekuk. Sejak semalam Elina melarangnya untuk keluar kamar dengan alasan kakinya yang sakit. Semalaman pun Ayara habiskan hanya menonton dengan rasa bosan yang amat tinggi.

Elina keluar dari kamar mandi dengan wajah fresh namun berbanding terbalik dengan wajah Ayara yang terlihat kesal memandang dirinya. Elina hanya terkekeh pelan, berjalan menuju lemari tanpa memperdulikan tatapan Ayara.

"Kenapa tuh muka?" Tanya Elina menyisir rambutnya.

"Aya mau keluar Elina," rajuk Ayara.

"Mau kemana?"

"Ke pantai sama yang lain," ujar Ayara.

Sinta dan Lusi tadi mengajaknya karna pagi ini mereka merencanakan untuk bermain voly di tepi pantai, namun Elina melarangnya untuk keluar dengan alasan kaki Ayara masih sakit.

"Kemarin kan udah," ujar Elina duduk di kasur tepat di hadapan Ayara.

"Tapi ini beda Elina, Aya mau keluar," mohon Ayara.

"Yaudah ayok," ajak Elina membuat wajah Ayara langsung ceria dengan tersenyum senang.

"Beneran?" Tanya Ayara memastikan.

"Iya, suntuk juga kalau cuman di kamar doang. Tapi Aya gak boleh ikut main. Nonton aja," ujar Elina di angguki setuju oleh Ayara.

"Udah gak sakit kakinya?"

"Sejak semalam Elina, Elina aja yang khawatir banget kayak Mami," ujar Ayara turun dari kasur.

"Demi kesehatan kamu Aya," ujar Elina.

Elina memegang tangan Ayara keluar dari kamar, beberapa pelayan vila menunduk saat Elina dan Ayara melewati mereka semua. Beberapa pelayan menghentikan pekerjaan mereka lalu menunduk hormat melihat kedatangan Elina dan Ayara.

"Kemarin kayaknya pelayan gak sebanyak ini," ujar Ayara melihat begitu banyak pelayan yang ia lihat.

"Mungkin di suruh datang sama tuannya," ujar Elina acuh.

"Non Ayara dan Non Elina mau kemana?" Tanya salah satu pelayan wanita menghampiri mereka.

Ayara dan Elina menghentikan langkahnya menatap pelayan yang menghadang jalan mereka berdua dengan wajah bingung.

"Mau ke pantai," jawab Ayara tersenyum.

"Maaf Nona, tapi tuang Rangga menyuruh saya untuk mengawasi Nona Ayara," ujar pelayan itu.

Ayara menatap Elina dan begitu pun sebaliknya. Elina menatap pelayan itu yang masih berada di hadapannya.

"Kenapa harus di awasin?" Tanya Elina.

"Karna nona Ayara sedang sakit," ujarnya menunduk.

"Gak usah," ujar Elina.

"Tapi nona, ini semua atas perintah tuan Rangga," ujar pelayan itu menunduk.

Ayara menganggukkan kepalanya, pelayan di hadapannya ini takut dengan Rangga.

Rangga cruel boy [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang