Bagian°45 ✔

61K 4.4K 457
                                    

*****

"Rangga dimana? Kenapa Rangga sembunyi? Rangga kembali, Aya takut sendiri."
Melody Ayara Hernandesh

𝐻𝒶𝓅𝓅𝓎 𝑅𝑒𝒶𝒹𝒾𝓃𝑔



Langit yang tampak mendung, menambah perasaan duka pada beberapa orang yang kini berada di pemakaman. Angin yang berembus mengiri tangis mereka menatap gundukan tanah yang masih basah.

Beberapa saat sebelumnya Rangga telah di makamkan, beberapa orang telah pulang termasuk kedua orang tua Rangga dan orang tua Ayara, dan kini hanya beberapa yang masih setia berada di sana. Terutama Ayara yang masih setia memeluk papan nama Rangga.

Selurun inti Filos, Elina, Raksa, Kenzo, Rio dan Cakra masih setia menemani Ayara. Kepergian Rangga membuat Ayara begitu terpukul. Sejak tadi Ayara tak hentinya menangis, acara pemakaman Rangga berjalan sedikit lambat karna Ayara yang tak mau melepaskan Rangga, saat akan di mandikan.

Belum beberapa hari kedua berbaikan semesta kini memisahkan keduanya. Ayara baru saja akan memulai kebahagiannya bersama Rangga, namun kini Rangga telah pergi meninggalkan dirinya.

"Ayara, ini udah mau hujan, Aya gak mau pulang?" Elina mengusap bahu Ayara.

"Gak mau, nanti Rangga sendiri," ujar Ayara membelai gundukan tanah milik Rangga yang di taburi banyak bunga.

"Aya, kamu harus ikhlas. Rangga gak akan suka Aya kayak gini. Aya harus bisa kuat untuk lanjutin hidup Aya," ujar Elina.

"Tapi Aya gak sekuat itu."

"Lo belum coba Ayara, gue tau pasti lo terbiasa tanpa Rangga," ujar Cakra dari arah belakang Ayara.

"Aya rela kok, kalau Rangga jauhin Aya, asal Aya masih bisa liat Rangga. Tapi sekarang, Aya harus gimana biar bisa liat Rangga lagi? Aya harus gimana kalau Aya mau meluk Rangga?"

"Tuhan sayang sama Rangga, Aya. Maka dari itu tuhan ngambil Rangga biar sakit yang Rangga derita bisa sembuh," ujar Bagas berada di hadapan Ayara.

"Kenapa tuhan gak sayang juga sama Aya, biar Aya sama Rangga bisa sama-sama disana," ujar Ayara membalas ucapan Bagas.

"Ayara, jangan seperti ini," ujar Elina pelan.

"Ingat gak, kalau Rangga gak suka kalau Ayara sakit? Gak lama lagi hujan, kalau Ayara kena hujan nanti Ayara sakit, kalau Ayara sakit, Rangga bisa marah sama Ayara," ujar Kenzo.

Ayara menatap Kenzo yang berada di hadapannya.

"Kita pulang ya, abang janji akan bawa Ayara tiap saat kalau Aya mau ke makam Rangga," ujar Kenzo membuju. Langit semakin gelap, ia takut Ayara kehujanan dan kembali drop.

"Elina, kamu pulang sama Ayara, di antar sama Zidan," ujar Kenzo di angguki oleh Elina.

Elina membantu Ayara untuk berdiri, tampa penolakan Ayara berdiri, masih menatap gundukan tanah milik Rangga.

"Nanti Aya kesini lagi?" Tanya Ayara.

"Iya nanti kita kesini lagi, Aku yang temenin Aya buat kesini juga sama bang Kenzo," ujar Elina membawa Ayara menjauh makam Rangga.

Setelah kepergian Ayara dan Elina, semuanya tak lagi bersuara. Hingga rintik air dari langit mulai membasahi tanah yang mereka pijak.

"Lo liat Ayara kan Ga? Ayara terluka Ga. Lo ninggalin dia, lo bilang sama gue akan lakuin apapun buat Ayara tapi kenapa lo malah ninggalin dia?" Daniel mengeluarkan suaranya.

"Ini salah gue ya? Gue gak jagain Ayara sampai Bayu bisa dapatin Ayara. Lo marah sama gue karna gak bisa jagain Ayara waktu itu? Hukum gue Rangga, tapi jangan Ayara. Ayara butuhin lo," Daniel terduduk di samping makam Rangga.

Rangga cruel boy [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang