" Selamat pagi Nona Orin~ Tuan sudah menunggu anda di dalam " Orin berpikir sebentar menelaah ucapan Marverick.
" Tunggu~ dia bukan kanibal kan ?? " ucapan Orin membuat Marverick tertawa canggung, pasalnya ada benarnya juga dari ucapan Orin.
" jika Nona ingin tau, lebih baik Nona pastikan saja~ " Marverick membuka pintu kamar Levon, dan mempersilahkan Orin untuk masuk ke dalam. Lagi-lagi Orin tertegun melihat dekorasi kamar Levon yang begitu berkelas. Orin memperhatikan sekeliling mencari keberadaan Levon dan benar saja ia tidak melihat batang hidung Levon, membuat ia memutuskan untuk duduk di kursi kamar Levon.
Orin terkejut ketika pipinya terasa dingin di sentuh sesuatu, ia memutar kepalanya melihat manusia yang berani-beraninya mengejutkan dirinya. " Brengsek !! " batin Orin ketika melihat Levon menyodorkan minuman dingin dengan senyuman iblisnya. Levon duduk tepat di samping Orin sembari meneguk minumannya.
" Welcome home, honey ??~ " Levon mengangkat minumannya dengan senyuman manis yang terpampang di wajahnya. Orin memandang wajah Levon dengan raut wajah yang datar, sedatar tembok.
Levon yang merasakan dirinya di tatap membuat otaknya tercuci seketika " Honey~ apakah kamu terpesona dengan ketampanan ku ?? " ucapan Levon membuat Orin seketika ingin muntah.
" Tuan Levon~ sepertinya tadi pagi anda salah makan sesuatu, sehingga otak anda sedikit bergeser " Orin membalas ucapan Levon dengan mimik wajah sinis, membuat Levon berpikir dua kali.
" wanita ini, bukankah ketika aku mencekiknya dia terlihat menyedihkan, mengapa semakin mengesalkan ? Benar-benar pertumbuhan yang sangat pesat " batin Levon. " Cih~ gadis bodoh !! " Levon berlalu meninggalkan Orin yang menatapnya kesal.
" Tunggu !! " Levon membalikkan badannya, menatap Orin dengan sebelah alis terangkat.
" what happened dear ? " Levon kembali menggoda Orin. " apa kamu tidak rela aku beranjak dari sampingmu ? Come on baby~ aku hanya ingin ke toilet. Apa kamu ingin ikut ?? " Seketika Orin merinding mendengar ucapan Levon yang di sertai dengan senyuman khasnya.
" Tuan, anda tidak perlu terbang begitu jauh~ saya hanya bertanya, untuk apa anda memanggil saya ke sini ?? "
" Kita akan menjadi sepasang merpati, aku hanya ingin menghirup aroma mu "
" ya..ya..ya... Terserah anda~ Saya buru-buru mau ke sekolah " Orin beranjak dari kursi, berniat meninggalkan pria yang tidak tau betapa berharganya waktu Orin yang sudah terbuang sia-sia untuk datang ke tempatnya.
" Honey~ apa kamu lupa tentang kontrak pernikahan kita ?? "
" argh !!! Bajingan ini !! " batin Orin kesal setengah mati, ia menghentak-hentakkan kakinya dan menghempaskan pantatnya ke kursi.
Levon puas hari ini, benar-benar puas setidaknya otaknya bisa refreshing. Levon teringat sesuatu yang lebih penting dari refreshing otaknya, membuat dirinya kembali duduk di samping Orin.
" Honey~ seberapa dekat hubungan mu dengan kakak ipar mu ?? " Levon mulai menampakkan wajah seriusnya membuat Orin terkesima, terlebih lagi wajah keduanya seolah mengikis jarak antara bumi dan matahari.
" Orin sadarlah !! " batin Orin, kembali menormalkan pemikirannya. " Emang kenapa ? " Levon sudah menduga, jika Orin akan menanyakan hal ini. Sebenarnya ia sudah mendapatkan data, tapi akan lebih baik jika langsung mendengar dari mulut Orin.
" Apa aku harus memberi alasan ?? "
" ya~ beri aku alasan yang masuk logika, maka aku akan memberikan jawabannya "
" apa kamu ingin tau ?? " Orin menggangukkan kepalanya, membuat Levon tersenyum nakal " karena~ aku hanya ingin kamu menjadi milikku seutuhnya " seketika wajah Orin blushing membuatnya salah tingkah di hadapan Levon. Levon mendekatkan wajahnya seolah ia ingin menikmati wanita cantik yang duduk di sebelahnya, sekali lagi Orin di buat salah tingkah oleh Levon membuat Levon puas dengan tingkahnya.
Orin tersadar dan mendorong Levon agar menjauh darinya " aku akan beritahu, tapi kamu harus jaga jarak !! " ketus Orin yang masih berusaha menutupi tingkahnya.
" aku sama kak Aria awalnya nggak terlalu dekat, karena dia dengan kak Aika berawal dari perjodohan. Tapi sebelum perjodohan, Kak Aika sama Kak Aria mutusin buat pacaran terlebih dahulu dan setelah mantap baru menikah. Setelah Kak Aika menikah, aku bantuin Kak Aika di toko bunga~ karena sering datang ke toko bunga jadi lebih sering jumpa Kak Aria. Yaudah deh~ kita deket " jelas Orin panjang lebar.
" Honey~ aku hanya bertanya seberapa dekat bukan meminta mu untuk mendongeng " ucapan Levon membuat Orin seketika naik pitam. Rasanya ia ingin menendang Levon ke pulau tak berpenghuni, sekaligus dimangsa harimau yang buas. " kalau Levon mati~ gue menjanda dong ? " batin Orin meratapi nasibnya yang masih muda.
" orang di tanya juga !! Masih mending di jawab, dari pada di anggurin.. "
" Ya, baiklah. Tunggu sebentar, aku mau tukar baju " Levon meninggalkan Orin yang masih sibuk dengan pemikirannya. " bentar~ aku ? Kamu ? " batin Orin dengan tingkah konyolnya.
drttt...drtt..
" umpan sudah di dapat, cari cara agar tidak melibatkan dia.. " Levon mematikan sambungan teleponnya dan segera menukar bajunya.
Levon keluar dari kamar ganti dengan menggenakan baju sekolah. Aura tampannya keluar, membuat siapapun yang melihatnya akan jatuh hati, seakan matahari berpihak kepadanya, menyoroti ketampanan seorang Levon Raninggar Paul. Bunga-bunga sakura berguguran seolah-olah Dewi bunga bersamanya.
Hampir saja Orin ngences dengan imajinasinya yang sungguh luar binasa.
" Pasang " Levon melempar dasinya ke arah Orin dan mengurungnya dengan kedua tangannya. Sedikit gelagapan dengan tingkah Levon, Orin memasang dasi Levon tanpa saling menatap, setidaknya kegugupannya berkurang.
" Selesai " Orin bangga dengan hasil karya tangannya, membuat Levon mencium pipinya.
" Hadiah " Levon berlalu begitu saja tanpa bertanggung jawab dengan hatinya Orin yang saat ini berdetak kencang. " Tuhan~ jangan biarkan jantungku copot. Aku masih muda~ tolong kasihani hambamu " batin Orin mengelus dadanya.
Dengan segera Orin mengambil tasnya dan menyusul langkah Levon ke ruang makan. " Duduk " mendengar ucapan Levon, Orin segera duduk dan menyendok makanannya. Keduanya makan dalam diam, Orin melahap makanannya sampai tak tersisa.
" Wah~ " Orin merasa jika dirinya tidak bisa lagi berdiri, perutnya kekenyangan membuat dirinya sulit bergerak. " Gadis ini ! " batin Levon dengan jari yang memijat pangkal hidungnya.
" aaaa, bajingan !! " Tanpa basa-basi Levon menggendong Orin ala bridal style menuju mobil, membuat Orin meronta-ronta. " Honey~ waktuku lebih berharga dari pada menunggu makanan mu di proses dengan perut kerempeng mu " Orin melotot mendengar ucapan Levon, membuat dirinya naik pitam. " Kamu~!! "
" aaa " Orin menggigit lengan Levon, membuat Levon mengerang kesakitan, dengan cepat Orin menggunakan kesempatan ini untuk kabur dari Levon.
" Gadis ini !! " Levon mengejar Orin.
Siap sangka langkah Levon lebih besar, membuat dirinya lebih cepat menyusul Orin.
" aaa " gantian kini, Orin yang terkejut. Levon menggendong Orin, bak membawa karung. Orin memukul-mukul pundak Levon susah payah, hingga membuat dirinya kehabisan tenaga.
Levon melempar Orin ke dalam mobil.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
My Love Sweet Candy
Romance" Aku memaafkan dirimu bukan karena aku murah hati tapi karena aku tau di dunia ini tidak ada manusia yang sempurna. " Orin berusaha menahan isak tangisnya yang tertahan. Rasanya sungguh sakit sangat sakit melihat orang yang dulu ia banggakan dan ci...