MY LOVE SWEET CANDY 25

24 24 38
                                    

Levon mematikan semua lampu kamar kecuali satu lampu, ia memutar dan menyanyikan lagu kesukaannya. Tangannya menari-nari di atas, sembari menyunggingkan senyum iblisnya.

" There once was a ship that put to sea
The name of the ship was the Billy of Tea

The winds blew up, her bow dipped down
Oh blow, my bully boys, blow (huh)

Soon may the Wellerman come
To bring us sugar and tea and rum
One day, when the tonguing is done
We'll take our leave and go

She'd not been two weeks from shore
When down on her a right whale bore
The captain called all hands and swore
He'd take that whale in tow (huh)

Soon may the Wellerman come
To bring us sugar and tea and rum
One day, when the tonguing is done
We'll take our leave and go

Da-da-da-da-da
Da-da-da-da-da-da-da
Da-da-da-da-da-da-da-da-da-da-da .... "

Di akhir lagu ia melempar ponselnya begitu saja, dan memberi hormat layaknya seorang pangeran yang memenangkan pertarungan.

Semua lampu di kamarnya kembali menyala. Ia melemparkan tubuhnya di kursi kamar miliknya.

" Perfect " ia menjetikkan jarinya dan tersenyum puas. 

tok..tok..

" Masuk " Marverick membuka pintu kamar begitu Levon memperbolehkan dirinya masuk. Ia menyerahkan sebuah dokumen ke arah Levon.

" Katakan " Levon membuka dan membaca dokumen tersebut. Tangannya membolak-balik kertas di tangannya.

" Sesuai rencana, ia masuk ke dalam perangkap. Tapi, jika dia tau dirinya di manfaatkan.. "

" Itu urusanku ! "

Marverick menghela nafasnya " 19.30 rencana di jalankan. " Marverick meninggalkan Levon yang masih setia dengan dokumennya.

***
Perlahan Orin membuka matanya, semuanya terlihat samar. Suara langkah kaki melangkah ke arahnya membuat tubuh Orin menjadi tegang. Sebuah tangan mengelus pucuk kepalanya yang membuat Orin otomatis melihat ke arah seorang pria yang menampilkan senyuman.

Orin membulatkan matanya begitu tau, pria yang berdiri dihadapannya saat ini. Dirinya meronta-ronta tapi sayangnya ikatannya terlalu ketat, membuat dirinya susah bergerak.

" Hujan turun, tapi payung tidak di sediakan. Sayang sekali~ Ah, ya~ haruskah aku memanggil mu sayang ?  atau Honey ? Honey ! Aku lupa, itu panggilan dari suamimu tersayang~.. " Pria itu membungkukkan dirinya agar sejajar dengan Orin, ia meraih dagu Orin dan memperhatikan wajah cantik itu.

Setetes air mata jatuh dan mengalir sebening kristal. Pria itu tersenyum kecut, ia mendekatkan bibirnya di telinga Orin dan membisikkan sesuatu, membuat Orin menggeleng tidak percaya. Air matanya semakin mengalir, dirinya meronta-ronta ingin melepaskan ikatan yang melilit dirinya.

" sssttt~ don't cry baby~ " Pria itu mengusap air mata Orin. Dan berlalu meninggalkan Orin.

" Rantai " Orin membulatkan matanya begitu mendengar kata rantai di lontarkan pria itu ke anak buahnya.

Dua orang pria bertubuh besar menghampirinya dan menyeret tubuhnya ke sebuah ruangan yang di padati dengan komputer, layar besar, dan teknologi lainnya.

Tali di tubuhnya di gantikan dengan rantai yang memborgol pergelangan tangan dan kakinya. 

Pandangannya mulai buram dan kosong...

My Love Sweet CandyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang