GORESAN HATI (part14)

84 11 0
                                    

Hallo vrennn aduh maaf banget baru up lagi, kemarin kemarin sibuk banget sama tugas sekolahan.

Ini semua udah sekolah offline apa masih online?

Follow dulu sebelum lanjut baca dan jangan lupa vote sama comen nya yah.

✿ HAPPY READING✿
"Ketika hidup memiliki seribu alasan untuk menangis, kamu harus memiliki
setidaknya Satu alasan untuk tersenyum"

Verana Maulin N-

14. Bersyukur

Bel sekolah berbunyi pertanda sekolahan sudah dibubarkan. Semua murid berhamburan meninggalkan sekolahan begitupun dengan verana, dia berjalan meninggalkan sekolahan untuk pergi ke tempat dia bekerja.

Sepanjang perjalanan verana menekuk wajahnya, dia sangat lelah dengan kehidupannya yang sangat menyakitkan, dia sangat tidak beruntung dalam segala hal, contohnya pertemanan, dia bukan dibenci oleh sahabat nya saja tetapi satu sekolahan yang membenci verana.

Apalagi masalah keluarga dia seperti manusia yang sangat tidak beruntung dalam keluarga. Verana berhenti melangkah disebuah warung karena merasa lapar verana membeli beberapa roti untuk mengganjal perutnya. Saat sudah membeli beberapa roti verana melanjutkan perjalanannya menuju tempat kerjaan nya.

Saat didekat sebuah lampu merah verana melihat 2 anak kecil yang berumur 5 tahunan, mereka berdua sedang duduk dipinggir trotoar dengan baju yang sangat kusam dan sudah tidak layak pakai.

Verana menghampiri dua anak tersebut dan ikut duduk disisi 2 anak tersebut.

"Hallo adek" sapa verana seraya tersenyum kepada 2 anak kecil itu.

"Hallo juga kakak" balas mereka serempak.

"Adek lagi ngapain disini" tanya verana dengan nada yang sangat lembut.

"Ga tau kak"

"Kok gak tahu"

"Kakak bawa apa di keresek itu?" Tanya salah satu dari anak tersebut.

"Ini roti, kalian mau?" Tanya verana seraya menunjukkan keresek yang berisi roti tersebut, dua anak kecil itu mengangguk pelan. Verana pun tersenyum dan memberi dua roti rasa coklat itu kepada dua anak kecil tersebut.

Dua anak itupun membuka dan memakan roti dari verana dengan lahap.

"Nama kalian siapa?"

"Aku zea ini adik aku Zia" ucap salah satu dari dua anak itu seraya menunjuk kearah adiknya.

"Ouh bagus namanya, kalian kenapa bisa disini"

"Aku diusir kak sama orang tua aku, kata ayah anak kembar itu pembawa sial, kita juga sering dipukulin sama ayah sama bunda" lirih zea seraya menundukkan kepalanya.

Verana diam, lidah nya terasa kelu, ternyata bukan masalah hidup verana yang terberat, tetapi masih ada yang lebih berat dari beban hidupnya. Contohnya dua anak kecil itu.

Dalam usia yang terbilang masih kecil, mereka sudah tidak mempunyai tempat berteduh, dianggap pembawa sial oleh keluarganya, dan juga sudah dibebaskan diluar rumah tanpa adanya biaya sedikitpun.

GORESAN HATITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang