2. Maaf ayah

147 26 0
                                    

Hallo Vren ketemu lagi sama aku, aku mau ngelanjutin cerita ini dan buat kalian jangan lupa comen and vote yah gays.

Ini cerita pertama aku jadi maaf yah kalau banyak typo bertebaran 😁

✿ HAPPY READING✿

Rumah adalah tempat terbaik untuk
Bercerita ketika kita merasa sakit
Tapi beda denganku,menurutku
Rumah adalah asal dari
Rasa sakit

-Verana Maulin N-


Dua orang gadis tengah duduk dihalte bus. Mereka mengayunkan kaki nya seraya menunggu bus.

"Ni, gue takut," lirih Verana dengan kepala yang menunduk, grimonia menoleh kearah verana dan menepuk bahu verana hingga verana menoleh ke arah nya.

"Jangan takut, seengganya lo udah ngasih yang terbaik," ujar grimonia seraya tersenyum kearah verana.

Dia tau bagaimana rapuhnya seorang verana bagaimana hancurnya hati verana, senyumanya hanyalah tipu daya verana untuk menutupi rasa sakit yang luar biasa.

Karena bus tidak kunjung datang verana dan grimonia memutuskan untuk berjalan kaki, walaupun jarak antara sekolah dan rumah mereka berada lumayan jauh tapi mereka sudah terlambat pulang dari sekolahan.

Grimonia lebih dulu sampai dirumahnya.

"Na, sini dulu mampir," mengajak Verana untuk mampir dirumah nya hanya untuk sekedar beristirahat sebentar.

"lain kali aja deh, makasih ni" Ujar Verana seraya tersenyum tipis.

"Udah yah jangan terlalu dipikirin masih ada gue Ara sama neta, tetap semangat gaboleh nyerah sama hidup ini oke? yakin deh semua bakal baik baik aja," Jelas grimonia seraya tersenyum.

dia hanya ingin memberi semangat kepada sahabat nya yang memiliki beban lebih daripada dirinya sendiri.

"Iya ni makasih banyak buat semua support lo, jujur gue beruntung punya sahabat kayak kalian, gue duluan pulang yahh dadahh,"

"dadah!!"

verana melenggang pergi meninggalkan pekarangan rumah Grimonia.

Nia sebenarnya ingin membantu verana tapi dirinya juga mempunyai tanggung jawab sendiri.

Kini verana sudah sampai didepan rumah nya yang bisa dibilang sederhana dengan cat berwarna putih berpadu dengan warna abu abu tua.

Verana menghembuskan nafas nya pelan dan membuka pintu dengan perlahan, pertama yang dia lihat adalah keadaan rumah yang sepi.

Alhasil Verana pun berjalan menuju kamarnya dilantai 2 untuk merebahkan badan nya yang terasa begitu lelah.

"Mandi dulu deh nanti beresin rumah," monolog verana dan berjalan kearah kamar mandi.

Setelah ritual mandi nya selesai, verana kini mengenakan kaos oversize dan celana pendek dengan rambut yang dicepol.

Verana mulai membersihkan setiap juru rumah nya dengan telaten hingga tidak lama pintu utama terbuka menampilkan dua orang dewasa yang tak lain adalah orang tua verana.

GORESAN HATITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang