lil bitches

5 1 0
                                    

Berkerumun.

Itulah yang bisa Galtra lihat sekarang, tepat didepan Gerbang Masuk.

Pay, Irsa, Kemed, dan Opang ikutserta berlarian karena memang ini menyangkut Gizz.

Kerumunan itu lantas memberi akses ketika Galtra datang, terlihat Gizz yang sudah tidak membuka mata nya itu terkapar lemah di jalan. Tangan dan Kaki nya penuh luka, terlebih lagi kening halus perempuan itu terdapat luka sobek yang Galtra taksir jika dijahit bisa mencapai 4 jahitan.

"Ini gimana kronologinya?!" Pay berteriak meminta penjelasan, Galtra yang terlanjur lemas itu hanya bisa berlutut dihadapan Gizz.

"Gue saksi nya. Tadi Gizz lagi duduk tuh di Halte, terus dia mau nyebrang buat ngejar Ojol, eh ternyata pas dia mau nyebrang Motor kenceng dari arah Kanan. Yaudah, ditabrak lah Gizz. Kasian, tadi jidat nya kegores Plat Nomor."

"Bener, ga tega gue," ujar murid lain yang turut--

"PANGGIL AMBULANCE!"

"ANAK PMI, KERJA KALIAN APA? BENGONG? CEPET PANGGIL AMBULANCE!"

"Gue ngeri anjir sama Opang, dia kalau udah teriak kayak orang kesurupan," bisik Irsa pada Kemed, dibalas anggukan pula oleh nya.

Galtra hanya bisa menggendong Gizz lemas, ia tidak bisa bicara untuk saat ini. Tenaga nya seperti sudah terkuras habis. Terlalu kaget, terlalu mendadak.

Galtra tidak bisa mengeluarkan sepatah kata apapun saat ini, yang bisa ia lakukan hanyalah menatap kosong wajah Gizz. Wajah yang tadi senyum malu-malu itu kini terkulai lemas dengan banyak nya bercak darah.

Galtra rasanya ingin memukul apa saja yang berada didekat nya saat ini.

Ia merasa marah saat melihat Gizz seperti ini.

Seperti ada rasa tidak terima.

"Baik-baik ya Gizz. Saya bakal temenin kamu terus, setelah ini kamu harus baik-baik aja ya."

Bisik Galtra sambil menggendong Gizz kearah Mobil Ambulance yang baru saja datang itu.

"Saya ikut boleh?" tanya Galtra dengan masih memandang wajah Gizz kosong.

Pekerja Rumah Sakit yang ditugaskan itu hanya mengangguk, membiarkan Galtra ikut dengan mereka.

Didalam Mobil pun, Galtra hanya bisa memandang lurus, sambil sesekali mengelus permukaan tangan Gizz yang masih tersisa debu.

"Debu nya nakal. Pengen deket kamu terus tuh dia," ujar Galtra pelan. Dengan sikap diam nya sekarang, Galtra sedang mati-matian menahan rasa ingin marah, rasa sedih, rasa tidak terima, rasa kaget. Perasaan itu seperti ikut andil menemani Galtra pada rasa-rasa yang terjadi pada hari ini.

Alih-alih Galtra ikut didalam Ambulance, ternyata teman-teman nya mengikuti dari belakang menggunakan Motor yang memang sering mereka bawa ke Sekolah.

Terlihat Pay mengacungkan jempolnya seolah mengatakan 'semua oke' pada Galtra yang terlihat semrawut itu.

Terlihat Qiwa ikut dan berboncengan dengan Opang, tumben sekali perempuan itu ikut. Masalahnya Galtra sudah sangat jarang sekali melihat Gizz dan Qiwa bersama.

Ambulance berhenti, Gizz yang masih memejamkan Mata nya itu dibawa langsung oleh Suster ke UGD karena melihat keadaan perempuan itu yang cukup parah.

Galtra duduk bersandar pada Kursi di Lorong itu. Tubuhnya sangat berkeringat.

Mata coklat gelap nya perlahan meneteskan percikan air mata, Galtra lelah sekali memikul perasaan asing ini.

Ia hanya ingin marah.

DPR; Gizz & GaltraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang