Night w/ Galtra

10 2 0
                                    

"Lho, acaranya didalem Hotel, Gal?"

Galtra menatap Gizz sebentar, lalu mengangguk tanpa melepaskan pandangan nya pada perempuan itu.

"Iya. Kamu keberatan?"

Gizz menggeleng cepat, "Gapapa. Lagian udah lama juga gue galiat acara kayak gini,"

"Saya suka banget sama acara kayak gini, Gizz. Gatau kenapa, rasanya seru,"

Galtra mulai mengoceh sepanjang perjalanan menuju ruangan khusus dimana ditampilkan nya acara Musikalisasi itu.

Gizz suka Galtra yang seperti ini, Galtra yang banyak mengoceh dan tidak terlihat menyeramkan, dan satu lagi, wajah Galtra yang lembut seperti sekarang ini.

Gizz suka.

"Oh ya, kamu tau kenapa Dilan dan Milea mulai pacaran nya di Bandung?" tanya Galtra yang Gizz dengar sangat random itu.

Padahal tadi lelaki itu membicarakan tentang Galtra yang suka ini atau suka itu, sekarang tiba-tiba membahas Dilan dan Milea. Sungguh lucu.

"Ya kalau disini nanti namanya bukan Dilan sama Milea lagi, Gal.."

Gizz balas dengan nada pelan.

Galtra mulai tersenyum tipis, "Kalau pacaran disini sih namanya bukan Dilan sama Milea lagi, tapi Gizz dan Galtra."

Gizz tak bisa menahan senyum yang tercipta dari Bibir terbalut lipmatte Nude itu.

Galtra sengaja ya bikin gue gila? Sumpah, gue pengen pingsan.

Jika kalian tanya apa sekarang Gizz baik-baik saja, jawaban yang paling benar adalah TIDAK.

Tidak sama sekali. Rasanya ia ingin pingsan karena malam ini Galtra terlalu manis!

"Jangan bawa perasaan, saya gabakal tanggung jawab lho,"

Guys, mulai sekarang ganti aja nama panjang Galtra jadi Galtra Buaya.

"Ih, apaan sih. Enggak ya," menyangkal adalah hal yang harus Gizz lakukan saat ini.

"Eh udah rame. Untung kita gak telat,"

Galtra jalan lebih dulu dan Gizz memegang baju Galtra sebagai refleks karena tempat ini cukup ramai.

Galtra yang merasa kaget hanya menatap tangan Gizz yang begitu erat saat memegang baju nya. Kenapa perempuan ini begitu manis?

"Gue pegang baju lo ya, soalnya disini rame. Takut lo ilang," kata Gizz pelan. Sepertinya Gizz ini memang senang berbicara dengan nada yang pelan. Untungnya Galtra memiliki pendengaran yang tajam.

"Galtra, emangnya Cake buatan gue enak ya?"

Galtra yang duduk disebelah Gizz itu menengokkan wajah nya sekilas, lalu mengangguk cepat. Seperti memberi pengakuan 'kue lo enak banget!'.

"Enak. Nanti kapan-kapan bikin Cake bareng boleh dong?"

Gizz dengan senyum menanggapi nya, "Ya boleh aja sih. Tapi kalau rasa Cake yang kita bikin nanti gaenak, gimana?"

"Ya coba dulu aja, Gizz. Kalau gak enak ya kita makan aja, berdua."

Kata berdua kini memiliki makna dan maksud yang berbeda di telinga Gizz. Terdengar sangat menyenangkan ketika Galtra menyebut kata berdua. Seolah hanya Gizz lah perempuan asing beruntung yang bisa sedekat ini dengan nya.

Kedua nya hanya diam saat Pembaca Puisi itu mengalunkan bait kata yang indah.

Berbeda dengan Galtra, justru diam nya Gizz adalah diam yang berbunga-bunga. Diam yang diam-diam mencuri wajah Galtra dalam pikiran nya.

DPR; Gizz & GaltraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang