Gizz, Ada Salam!

16 2 1
                                    

"Cantik banget sih, deketan dong De!"

"Dek, Pay suka nih!"

Adik kelas yang digoda seperti itu tentu saja menjadi salah tingkah. Galtra dan teman-temannya memang rutin melakukan hal seperti ini ketika hari Senin.

Bukan di DPR, tepatnya didepan kantor Guru.

"Lo pada gak bosen apa setiap Senin kayak gini mulu? Gue sih bosen," ujar Kemed sambil memakan Kuaci nya itu.

Pay menggeleng cepat, "Cewek itu kayak obat buat gue,"

"Gue saranin lo mending tobat deh, hati lo belum sembuh, pikiran lo kacau," sudah dibilang, Irsa kan Dokter Cinta.

Pay dan Kemed bergidik ngeri, "Najis banget, ngeri gue sama tu anak."

"Bener, Opang juga."

Opang yang sedang berusaha membuka bungkus Milkita nya yang baru.

"Balik sekolah kerumah Opang kuy? Bosen gue DPR mulu," ajak Pay sambil membenarkan Sabuknya.

Irsa mengangguk menyetujui, "Setuju, tu anak kan baru dibeliin Ps5 sama emaknya," tunjuk Irsa menggunakan Kakinya.

"Galtra kemana dah? Jangan-jangan dia masih sibuk siapin Agustusan?"

Walau Kemed terbilang yang paling bodoamat dan acuh, sebenarnya jika anggota mereka tak terlihat satu orang saja, ia akan langsung bertanya.

"Pacaran kali," Pay menjawab sambil membenarkan tatanan rambutnya.

Sedetik kemudian ia merasa Kepalanya terdorong kedepan akibat ulah seseorang.

"Pacaran mulu otak lo." Galtra datang dengan tampilan yang.. Wow.

Tampilan Galtra sekarang sudah seperti Zayn Malik ikut upacara. Dengan kumis tipis yang melengkapi bibir lelaki itu, dan alis yang tebal, pipi yang tidak terlalu gemuk dan kadang-kadang memakai Kacamata antiradiasi itu sudah sangat menggambarkan sosok Galtra.

"Anjir? Temen siapa nih ganteng amat?" Irsa merangkul Galtra dengan erat.

Galtra menghempas Irsa dengan kuat, "Jijik banget,"

"Hey! Masuk barisan, cepat!"

Suruhan Guru itu tak terdengar seperti perintah, malah terdengar seperti candaan semata.

Pak Didin yang sudah akrab dengan mereka itu memukul pantat mereka dengan Penggaris kayu yang panjang.

"Adeh, sakit dong Pak," gerutu Irsa sambil drama berpura-pura kesakitan.

"Galtra, cepat kamu suruh teman-teman mu. Mereka kan nurutnya hanya dengan kamu," kata Pak Didin sambil menepuk pundak Galtra 2 kali.

"Ayo, di barisan belakang aja. Panas," ucap Galtra seperti nada memerintah.

"Nah gitu dong bestie, Galtra terbaik pokonya!"

"Irsa makin hari makin menjijikan,"

Galtra mengusap pipinya yang telah dikecup oleh Irsa itu. Benar-benar mengerikan.

"Temen lo,"

"Anjir anjir, itu Gizzena kan? Gila lu bro, makin cantik aja tu cewek."

Galtra hanya memandang Gizz sebentar. Entah, jika memandang Gizz terlalu lama dirinya akan mendadak salah tingkah atau bahkan suaranya mendadak hilang.

Galtra lebay.

"GIZZ, ADA SALAM NIH DARI GALTRA!"

Galtra memelototkan mata dan segera menutup mulut Pay dengan Topi upacara nya itu.

DPR; Gizz & GaltraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang