Mata Galtra terpejam kala mendengar kata Papa. Sungguh, ia lelah dengan berdebat dengan lelaki itu.
"Iya Bu," jawaban singkat itu membuat Ibu Galtra turun lagi ke lantai bawah.
Galtra yang malas untuk makan sedangkan ia lapar itu hanya menuruti perintah Ibunya.
"Sedang apa kamu, Gal? Belajar kan?"
Galtra bersumpah, di makan Malam hari ini ia akan berpura pura menjadi tuli.
Ibu yang selalu menjadi pembela Galtra itu sigap memegang lengan suaminya. Berharap suaminya tak selalu membahas perihal belajar saat mereka berkumpul.
"Pa.."
"Kenapa? Papa cuma nanya kok."
"Ah ya, temen Papa sudah lihat lihat tentang Harvard. Katanya bagus dan lulusan nya juga bermutu. Kuliah disana ya, Gal."
"Biar masa depanmu terjamin. Kamu harus kuliah sejauh mungkin agar bisa dapat ilmu yang beragam."
"Anak nya temen Papa itu hebat banget lho, dia bisa--"
Sendok dibanting nyaring ke Piring itu dilakukan oleh Galtra. Muak, ia ingin meledak.
"Lalu? Apa guna nya Papa ceritain itu ke Galtra? Biar Galtra kayak dia? Biar Galtra makin semangat belajar? Pa, Galtra juga bisa capek. Hidup Galtra gak selalu tentang buku dan belajar. Galtra udah besar, Galtra gak suka Papa atur. Galtra minta, stop lakuin kayak gini. Tolong denger Galtra sebagai anak kalian."
Galtra terdiam sejenak lalu memutuskan masuk ke Kamarnya. Untung ia tidak se-meledak yang Ibu nya bayangkan.
"Betul juga, Pa. Kasian Galtra kalau harus selalu dituntut ini itu. Tolong denger dia kali ini, Pa."
"Dia tetap harus kuliah disana."
Galtra kembali turun dengan memakai Topi dan membawa Dompet. Tak lupa memegang Kunci Motor yang ia genggam kuat kuat itu.
"Galtra! Mau kemana kamu?"
"Nak!"
Galtra bahkan tak melirik mereka sedikitpun.
Galtra memajukan Motornya perlahan, saat sudah lumayan jauh dari Rumah, ia menghubungi teman-temannya. Biasanya jika malam senin seperti ini, ini jadwal mereka untuk nongkrong.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Galtra segera memajukan Motornya menuju Angkringan langganan anak DPR itu. Terletak kurang lebih 2km dari Rumahnya.
Setelah kurang lebih 10 menit berkendara, Galtra disambut meriah, bahkan oleh penjualnya sendiri.