Galtra Kalah

11 2 2
                                    

Gizzena tampak begitu kerepotan pagi ini. Menyediakan lahan untuk lomba Tarik tambang, mendatangi perkelas untuk Upacara peringatan, atau menyiapkan keperluan untuk Upacara.

Ditemani oleh anggota Osis lain dan Galtra, Gizz cukup bersemangat pagi ini.

Galtra menatap Gizz yang sedang memakai Dasi itu, setiap hari mungkin perempuan itu selalu cantik ya? Galtra tak habis pikir.

"Gal!" perempuan itu datang membawa secercah senyum di bibirnya, Qiwa berdiri dihadapan Galtra dengan semangat.

"Iya?"

"Lo gabung barisan sama anak Osis ya, ajak Gizz juga."

Galtra mengangguk cepat mengiyakan, segera ia melangkah pada Gizz yang sedang bergurau bersama kawanan nya.

Qiwa menatap Galtra dengan sendu. Lelaki di belakang Pohon itu juga menatap Qiwa sendu. Sepertinya tak ada celah untuk mendapatkan Qiwa ya? Lelaki itu pergi dengan perasaan buntu.

"Gizz."

Galtra datang dengan gagah sembari melirik teman Gizz yang lain, kenapa semua nya langsung menutup Mulut dan mencie-cie kan Galtra? Apa ini hal yang selalu dilakukan oleh teman seseorang ketika teman lain nya dekat dengan seorang lelaki?

Galtra makin bingung.

"Eh iya? Kenapa kesini, Gal?"

Suara pelan dan halus itu memasuki telinga Galtra sopan, "Ah, tadi kita disuruh baris sama Osis kata Qiwa, ayo."

Giz memandang teman nya yang lain, "Gue harus pergi," ragu nya.

"CIEEE, GIZZ SOLD OUTTT,"

"Berenti ngarep deh, muka lu kayak gagang pintu apa yang mau diharapin."

"HAHAHAHA, SABAR YAA OJAANN!"

Ojan memang diketahui menaksir Gizz dari kelas 11. Tapi perempuan itu menganggap perasaan Ojan hanya lah bercandaan semata, jadi Gizz tak menganggap itu serius. Ojan juga pernah beberapa kali mengantar Gizz pulang, dan hanya dibalas terimakasih seperti biasanya.

Porr Ojan.

Gizz berdiri kaku diantara banyak anggota Osis itu, ekspresi mereka itu seram-seram, ingat ya, SEMUA NYA. Yang lucu dan masih diterima oleh humor Gizz hanya Wira dan Konco. Apalagi si Konco mesra itu, ngelawak terus jika bertemu Gizz.

Bersampingan dengan Galtra juga membuat Gizz tak nyaman, bukan tidak nyaman karena lelaki itu terus menatapnya, bukan. Tapi lelaki itu terlalu.. Oh my god, Galtra bukan hanya tampan tapi sempurna.

"Saya ganteng?"

Gizz yang menatap Galtra diluar kendali itu hanya mengalihkan Kepala nya cepat, lalu mengipasi Wajah nya.

"Kenapa pake ketauan sih?!" gumam nya pelan.

Karena memang Matahari terlalu menyorot pada Saff Galtra dan Gizz, membuat wajah perempuan itu cukup memerah.

Galtra menatap Gizz, ini tidak bisa dibiarkan.

"Wir, ganti barisan dong."

Wira yang pantas kalian sebut sebagai Slengean nya Pilar itu mengangguk mengerti, ketara sekali jika Galtra ingin membuat Gizz nyaman.

"Siap bhoosss. Cokonco, mari kita biarkan mereka bercanda ria."

Konco segera merangkul Wira, "Gizz, kok kamu tega sih duain aku? Memangnya apa kelebihan Galtra?"

Gizz dan Galtra tau mereka ini bercanda, jadi biarkan saja.

"Galtra ganteng, kalo muka lo kayak standar dua motor." Timpal Gigi, sesama rekan Osis Wira dan Konco.

DPR; Gizz & GaltraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang