unbelieveable

3 1 0
                                    

Para remaja itu berkeliling di sekitar Hotel. Kehilangan teman lelaki nya benar-benar membuat mereka sedih dan kewalahan. Sudah 2 hari sejak Opang hilang, mereka belum juga menemukan dimana lelaki klimis itu berada.

Opang kadang menyusahkan. Apalagi Irsa dan Pay, si lelaki bawel itu, tidak henti-henti nya memeluk bingkai foto Opang yang baru saja ia cetak dari tempat Fotocopy. Apa mereka menganggap Opang sudah pulang ke pelukan Tuhan, sehingga mereka mencetak foto Opang sedemikian besar nya.

Lelaki tampan yang mempunyai Freckless disekitar hidung nya, sampai hari ini belum juga di temukan. Entah menghilang kemana lelaki itu.

"GUYS GUYSS, ADA OPANG DISINI TADI PAGI!!!"

Pay berteriak di depan layar yang menunjukan rekaman tadi pagi di Lobby. Dan ya, benar saja. Terlihat Opang sedang menggendong Tas Ransel bewarna Abu-abu tua, berjalan keluar Hotel.

Galtra, Pay, Irsa, Kemed, Gizz, dan Cella dengan seksama mengamati berulang-ulang rekaman itu. Berusaha menerka-nerka kemana Opang pergi sehabis itu.

"Gue tau dia pergi kemana!"

Irsa berceletuk sambil menjentikkan jemari nya, membuat seluruh orang yang ada di ruangan itu menatap kearahnya.

"Gue gamau denger kalau lo becanda ya, Sa." Malas Kemed. Pasal nya, lelaki itu selalu ngaco jika sudah berceletuk seperti itu. Ngawur.

Irsa berdecak, "Ck, dengerin dulu kek! Jadi, Opang pernah bilang ke gue kalau dia pergi dari Rumah itu, dia pergi ke tempat kesukaan nya. Kalian ada yang tau di mana tempat kesukaan nya dia?"

Gizz dan Cella serempak menggeleng. Menandakan mereka tidak tau.

"Pantai. Lo pikir aja, dia sering banget ngajak kita liburan ke Pantai, atau kadang kalau Galtra nanya 'kita bolos kemana ya', terus Opang jawab ke Pantai. Itu tuh tanda gak sih, kalau dia suka sama Pantai?"

Kemed menjelaskan detail.

Galtra mengangguk sekilas, "Masuk akal." Lanjut nya sambil membuka Pintu ruangan itu. Diikuti dengan semua teman-teman nya.

Gizz sebenarnya, hari ini, ia ada Les tambahan tentang membuat Kue. Nuna yang mendaftarkan diri nya, dan yang lebih parah nya, Nuna mendaftarkan diri nya tanpa sepengetahuan Gizz. Kadang memang keberanian Nuna patut diacungi jempol.

Tapi menurut nya, mencari Opang lebih penting sekarang. Gizz kasihan sekali melihat Mama Opang selalu menangis ketika Gizz berkunjung ke Rumah Dokter cantik itu.

Seperti biasa, Gizz berboncengan dengan Galtra. Seperti nya jika mereka tidak berdua, ada yang terasa kurang ya?

Gizz memegang Hoodie lelaki itu dengan erat, sungguh, Galtra selalu mencari mati saat membawa motor. Gizz terkadang takut terbang.

"Gizz, mau makan dulu gak? Sudah laper belum?"

Galtra berbicara setengah teriak karena jika ia berbicara pelan, pasti suara nya teredam angin.

Gizz spontan mengangguk, "Laper! Tapi emang nya boleh makan dulu?"

Galtra tersenyum di balik Helm nya itu, terkadang ia suka heran kenapa Gizz ini aneh-aneh saja kalau berbicara atau bertanya?

"Ya boleh dong. Kamu kira kita lagi melakukan tugas Negara, sampe gaboleh makan?" kekeh Galtra.

"GAL, GAL! MAKAN ITUU GAL!" Gizz memukul-mukul bahu Galtra dengan tak sabaran, sambil menunjuk Kios Kaki Lima yang menjual aneka Bakso dan Mie ayam.

Galtra mengangguk, sambil membelokkan Motor nya. Otomatis, tindakan Galtra yang ini juga diikuti antek-anteknya di belakang.

Terdengar sesekali cekcok diantara Cella dan Pay. Pasangan yang diberi julukan Long Distance Religion Ship itu memang sering sekali cekcok, bahkan hanya masalah sendok sekali pun. Sangat tidak habis pikir.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 28, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

DPR; Gizz & GaltraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang