Dia Cantik.

31 2 0
                                    

"Gal!"

Qiwa mengejarnya dengan penuh keringat. Sambil menenteng sesuatu yang kelihatan nya seperti puluhan berkas itu, Qiwa memegang tangan Galtra guna mengatur nafasnya sambil membungkuk.

Galtra menghempas tangan Qiwa dengan pelan lalu menjauhkan diri dari Perempuan itu.

"Kenapa? Saya harus ngapain lagi?"

Qiwa mulai menegakan badan nya lalu membenarkan tatanan Rambutnya, jujur ia sedikit gugup karena berdekatan dengan lelaki yang kerap disapa Gal itu.

"Aseeekk ada yang lagi beduaan nih," ujar si Dokter Cinta yang selalu memakai Rompi Vest jika ke sekolah. Irsa.

4 lelaki itu menghampiri Galtra dan Qiwa yang sedang berhadapan, dibalas hembusan pasrah dari mulut Galtra.

"Qiw, kenapa block WA gue sih? Gak mau ya deket sama orang ganteng?" kata lelaki yang Pacarnya banyak itu. Pay. Nama nya sih Refayna, tapi kebanyakan orang memanggilnya Pay.

Qiwa mendengus lalu menatap Galtra lagi, "Kali ini gue mau lo bantu Osis buat Acara 17 Agustus. Lo jadi ketua Panitia ya? Gue anggep diem lo itu setuju!"

Qiwa segera berjalan meninggalkan para lelaki itu.

"Gak mau. Cari orang lain, saya gak bisa."

Perkataan singkat itu sekaligus menghentikan langkah Qiwa yang belum seberapa jauh itu.

Qiwa memutar badannya, yang didapati matanya hanya lantai kosong yang artinya mereka semua meninggalkan Qiwa.

Qiwa menggeram marah, tapi biar saja, membujuk Galtra adalah pekerjaan yang mungkin akan dikerjakan oleh Qiwa sepanjang masa Sekolahnya.

Qiwa melangkah malas kedalam kelas, tentu saja Kelas itu kosong karena sekarang sedang Jam istirahat. Kantin adalah tujuan mereka.

Qiwa menenggelamkan kepalanya pada lipatan tangan diatas Meja itu. Ia akan tidur sebentar, sambil memikirkan cara apalagi yang belum ia lakukan untuk membujuk Ariond.

"Lah? Lo disini Je?" Gizzena selaku Perempuan yang pernah juara satu dalam perlombaan 'Beauty of Pilar' itu duduk tepat didepan meja Qiwa itu bertanya kebingungan.

Qiwa mengangguk dalam nata terpejam itu, "Zenn, bantu gue bujuk si Galtra dong, please," perempuan itu tampaknya sedikit frustasi.

"Kok gue? Emangnya dia gak mau?" tanya Gizz dengan masih mengerutkan alis.

"JENNN LO KENAPA TINGGALIN GUE?!" perempuan satu lagi itu datang sambil membawa satu bungkus Siomay yang ia bawa dari Kantin.

"Nah, lo mending minta tolong dia tuh, secara dia gak punya urat malu." Gizz berkata seolah itu benar, padahal memang benar sih.

Cella memandang Gizz sinis, "Bilang sekali lagi atau lo gue tendang?!"

"Tapi emang bener sih," lanjut Cella dengan cengiran khasnya.

"Pokoknya kalian harus bantuin gue!"

Qiwa memaksa. Memang orang menganggap Qiwa ini orang yang egois dan membosankan. Tapi Gizz dan Cella nyaman saja berteman dengannya. Apa karena mereka berteman dari kelas 10?

"Yee, harusnya sih kelas 3 SMA itu udah gak ada kegiatan apa-apa keles! Lo lupa ya, kan abis 17 an tu ujian. Secara si Galtra yang kutu buku dan pinternya gak ketulungan itu gak mau lah dia buang buang wak--"

"Okay okay, gak usah lanjutin, Cell. Gue ngerti, gue sendiri yang bakal bujuk dia."

Gizz memutar bola matanya malas, pasti selalu berakhir seperti ini.

DPR; Gizz & GaltraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang