Ketiga orang itu berkumpul dalam Ruangan yang disebut dengan Ruang Tamu.
Galtra menundukan Kepala nya, biar saja Mama nya yang menjelaskan tentang kejadian kemarin malam di Rumah Sakit.
"Ehm, gini. Mama mau ngejelasin ke Galtra, juga ke Papa. Tapi tolong, jangan dulu berasumsi yang aneh-aneh hanya karena Mama pegang Brosur tentang Kanker. Terutama kamu, Gal." Ujar Ala, ibu Galtra.
"Mama memang di diagnosa mempunyai kanker di kedua Payudara Mama, tapi, Kanker nya belum terlalu parah atau ganas. Jadi masih bisa diobati kalau Mama rutin ke Rumah Sakit,"
"Sudah, itu aja kok. Kamu gaperlu khawatirin Mama ya, Gal. Mama gak kenapa-napa, Mama sehat banget. Mama sehat cuma buat Galtra,"
Galtra mengangguk, "Kalau mau ke Rumah Sakit bilang sama Galtra. Biar Galtra temenin Mama. Ya?"
Ala mengangguk sambil mengacungkan kedua jempol nya, terlihat sangat setuju dengan apa yang Galtra ucapkan.
"Kenapa baru kasih tau hal ini ke Papa? Mama tau Papa gasuka kayak gini."
Feno-- Papa Galtra berucap kesal.
"Menurut Mama belum waktunya, Pa. Kalau cepet-cepet dikasih tau, nanti Papa heboh. Papa tau Mama gasuka hal itu. Lagian ini juga masih bisa diobatin kok, stop being worry about me, please?"
Galtra berdiri, bersiap pergi ke Rumah Sakit. Kemungkinan siang ini Gizz sadar, Galtra ingin menjadi orang pertama yang dilihat Gizz ketika perempuan itu terbangun nanti!
"Kemana kamu?"
Galtra mulai malas lagi berbincang dengan Papa nya.
"Keluar."
"Sama temen cewek kamu itu? Hadeh, udah dibilangin berapa kali sama Papa? Stop main sama perempuan itu, Galtra."
Galtra memberhentikan langkah nya, membalikan tubuhnya penuh pada arah sang Papa.
"Galtra bilang, Galtra gasuka. Galtra gasuka Papa kayak gini. This my life, Pa. You don't deserve to know much about it. You're so annoy--"
"Anak keras kepala."
"Ya, that's me. Thank u, next."
Setelah menjawab perkataan itu Galtra beranjak dengan santai.
"Papa kebiasaan deh. Galtra juga anak muda kali, Mama gasuka Papa larang-larang atau gangguin Galtra sama pertanyaan Papa yang kadang nyeleneh itu." Sebal Ala, lelah sekali menasihati lelaki itu. Tidak sekali dua kali, memang kerap Ala dan Feno bertengkar besar akibat putra tunggal nya, Galtra Semenjana.
Galtra membelokan Motor Scoopy nya kearah Toko Flower's. Yang seperti biasa, Motor itu hasil pinjaman dari Mang Dudi, Satpam di Rumah.
Terlalu repot jika ia harus mengeluarkan Motor miliknya, apalagi jika harus membawa Mobil. Tidak bisa menyalip sat sit set.
"Selamat datang di Flower's, Kak. Silahkan lihat-lihat atau bisa langsung pesan,"
Galtra menanggapi itu dengan senyum tipis seraya mengangguk paham.
"Saya mau Bunga Tulip aja. Ada?"
Pegawai itu mengangguk ramah, "Ada Kak. Kebetulan hanya tersisa warna Putih dan Ungu, pilih yang mana ya kak?"
"Putih aja,"
"Oke, untuk pengemasan nya mau dibuat Bucket atau Pot?"
"Bucket,"
"Pengerjaan Bucket kurang lebih 10 menit ya, Kak. Silahkan ditunggu,"
Galtra mengangguk, 10 menit bukan lah apa-apa. Ia bisa menunggu 1000 tahun, asal untuk Gizz.
KAMU SEDANG MEMBACA
DPR; Gizz & Galtra
RomanceKalau mau pacaran sama Galtra, inget kata tukang Parkir. - Pay. © All Rights Reserved